Peran Perempuan Penting dalam Aktivitas Politik

BANDA ACEH | AcehNews.Net – Peran perempuan sangat penting dalam aktivitas politik. Dalam Islam, politik adalah aktivitas pengaturan urusan umat sesuai dengan ajaran Islam.

Bahkan, peran wanita di zaman Rasulullah Nabi Muhammad SAW, di samping memberi motivasi kepada suami untuk berjuang mencapai kemenangan, kaum perempuan juga memainkan peran-peran politis dalam rangka menegakkan kalimat-kalimat Allah, seperti melakukan dakwah Islam, ikut berhijrah bersama Nabi, berbai’at kepada Nabi SAW dan melakukan jihad atau ikut serta dalam peperangan bersama-sama kaum laki-laki.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Bapilu DPW Partai Bulan Bintang (PBB) Aceh, Mismaruddin Sofyan kepada AcehNews.Net, Minggu (26/3/2023) malam

Mismaruddin mengatakan, Islam sangat memperhatikan kaum perempuan. Salah satu rukun dalam ibadah haji adalah penghormatan kepada perjuangan seorang perempuan.

“Posisi perempuan begitu penting sehingga sering terdengar suatu ungkapan bahwa tegaknya suatu negara sangat tergantung dengan perilaku perempuan, tidak bisa dipungkiri bahwa peran perempuan sangat berdekatan dengan kesuksesan dan juga kegagalan,” ujarnya.

Peran wanita dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia Juga sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wanita yang diberi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah.

Para perempuan pejuang itu ada yang berjuang di masa penjajahan VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, hingga ketika perang revolusi mempertahankan kemerdekaan. Salah satu dari banyaknya wilayah di Indonesia yang memiliki pejuang wanita adalah Aceh.

“Laksamana Malahayati salah satu pahlawan wanita dari Aceh yang merupakan Laksamana perempuan pertama di dunia diantara Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Pocut Meurah Intan dan lain-lain,” kata dia.

Saat ini, lanjut Mismaruddin, partisipasi perempuan dalam partai politik masih rendah. partisipasi perempuan dalam partai politik lebih banyak pengaruh dari keluarga.

“Untuk meningkatkan peran perempuan dalam politik dapat dilakukan antara lain peningkatan kesadaran gender melalui sosialisasi dan pengajaran, kesadaran perempuan memiliki hak di ranah publik dan kompetensi yang sama dengan laki-laki. Pemberian keterampilan, untuk peningkatan kesejahteraan melalui pelatihan-pelatihan,” jelasnya.

Untuk menjadi seorang pemimpin perempuan harus memiliki kapasitas umum seperti cerdas, menguasai bidang dan kritis, serta memahami instansi yang ingin dipimpin termasuk ukuran kemajuan instansi dan permasalahan yang ada di dalamnya.

“Selain itu untuk menjadi pemimpin, perempuan juga harus memiliki keberanian untuk menepis stereotype yang ada. Perempuan harus berani melawan arus, berani mendapat kritik, dan visioner. Jangan merasa lemah dan percaya diri, hal penting lain adalah untuk menjadi pemimpin harus memiliki forum dan memiliki uang,” bebernya.

“Sekarang, jumlah perempuan yang jadi anggota perlemen pada periode 2019-2024 per Januari 2021 hanya terdapat 123 jumlah perempuan di DPR RI atau sekitar 21,39 Persen. Dengan demikian masih tergolong di bawah target,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *