Masyarakat menghadapi era digitalisasi dibutuhkan kesadaran akan perubahan, perlu melakukan ekspansi ketrampilan digital dan literasi digital dalam organisasi, segala kegiatan perlu memanfaatkan teknologi digiltal.
Di Zaman Digitalisasi, Sigupai Mambaco Mempertahankan Eksistensi Melalui Inovasi

Oleh
Hidayatullah S.Sos
(Penulis merupakan Alumni Sosiologi Universitas Tengku Umar Meulaboh dan Peserta Kelas Menulis Lanjutan Sigupai Mambaco)

Photo by Istimewa


AcehNews.net – Zaman digitalisasi mempermudah masyarakat mengakses informasi, karena telah hadir media elektronik. Media elektronik merupakan bentuk perkembangan baru media komunikasi massa melalui perangkat elektronik untuk menyebarkan informasi. Perangkat elektronik antara lain televisi, smartphone, dan komputer atau laptop dengan memakai jaringan internet. Pada perangkat elektronik menyuguhkan informasi berupa suara, visual, multimedia, konten online, animasi dan sejenisnya.

Dengan adanya media elektronik maka proses padagogi atau pembelajaran dahulu bertatap muka menjadi (elektronik ) e-learning, buku fisik beralih e-book dan media cetak berganti menjadi media online. Dalam membuat tugas pun sangat cepat, karena telah di temukan AL (Artificial Inteligen) atau kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan tersebut adalah chat GPT(Generative Pre-training Transformer). media ini juga mempermudah membuat tugas kuliah seperti essai, opini, skripsi dan karya tulis ilmiah tingkat keakuratan jawabannya sangat sesuai dengan kebutuhan yang ingin kita ketahui.

Sementara manfaat media elektronik bagi anak sebagai media belajar sambil bermain di gadget, mewarnai, dan melukis di layar grafik, sudah tidak perlu memakai lagi buku kertas bergambar. Sekolah juga telah berinovasi dengan menyediakan layanan WiFi (Wireless Fidelity), laboratorium komputer, dan pada beberapa sekolah telah menyediakan tablet bagi pelajar. Apabila stagnan, maka kita akan tertinggal dengan bangsa lain. Perlu juga di fahami bukan hanya media baca,tulis dan diskusi saja. Hal lain yang membuat masyarakat kecenderungan terhadap media elektronik karena pelayanan informasi sangat cepat.

Belum lagi efek dari video visual yang menarik sehingga aplikasi antaranya TikTok, Reel Instagram, dan YouTube, melonjak tajam penggunaannya di masyarakat. Keseharian masyarakat memandangi layar smartphone untuk melihat sekilas berita yang di ‘bungkus’ dengan video visual ciamik dan menarik. Perubahan sosial masyarakat ini terus terjadi seiring berkembangnya teknologi digitalisasi, baik cepat ataupun lambat. menanggapi perubahan sosial, maka individu atau kelompok sosial butuh penyesuaian dengan perkembangan teknologi.

Sigupai Mambaco

Sigupai Mambaco merupakan taman baca masyarakat di Aceh Barat Daya yang sudah memanfaatkan media digital untuk perkembangannya. Awal mula di bentuk Sigupai Mambaco oleh Nita Juniarti yang berasal dari Desa Tangah, salah satu desa yang berada di kabupaten Aceh Barat Daya, beliau merupakan alumni UIN Ar-Raniry Banda Aceh, memiliki segudang pengalaman yang sangat mempuni dalam dunia literasi, pernah bergabung di komunitas Aceh Let’s Do It, jurnalis Media siber acehnews.net. Selain itu beliau pernah berkegiatan di desa Banggai provinsi Sulawesi tengah untuk menjadi guru selama setahun dan bergiat di sana.

Berangkat dari pengalaman, sehingga muncul inisiatif untuk membentuk komunitas literasi di tempat beliau tinggal. ia mula berdirinya Sigupai Mambaco bermodalkan sepeda motor dan buku, dibantu oleh adik kandung sekaligus asisten yang bernama Randa Zahrial, pada hari Minggu tanggal 7 Februari 2018, resmi Sigupai Mambaco launching ke hadapan publik. Lapak pertama di bukit hijau, yang datang hanya tiga orang. Meski jumlahnya tidak ramai, namun semangat tetap ada dan tidak pupus, hingga minggu selanjutnya di Dermaga Susoh, Alhamdulillah orang yang mampir sangat ramai.

Koleksi buku perdana berasal dari milik pribadi penggagas, karena aktivitas komunitas sangat rutin sehingga semakin banyak yang mengetahui dan menyumbangkan buku ke Sigupai Mambaco. Selain hibah dari donatur ada juga yang memberi pinjaman buku kepada Sigupai Mambaco untuk membantu menambah koleksi lapak buku. Supaya lapak dapat semakin berkembang, penggagas berinisiatif membangun relasi dengan proyek Pijar Ilmu Astra Asuransi pada April 2018. Berkat kerjasama, Sigupai Mambaco mendapatkan hibah becak motor komplit dengan rak buku.

Agar dapat menambah koleksi terbaru untuk lapak buku, penggagas menjalin relasi dengan Pustaka Bergerak, tujuan saling dapat bertukar buku. Selain membuka lapak keliling , Sigupai Mambaco memiliki posko baca di rumah kediaman penggagas. Anak-anak disekitar mampir dan membaca buku yang telah tersedia di rak. Anak-anak yang senang membaca buku tidak pernah libur untuk datang dan sehingga tidak sepi. Pada musim liburan tiba Sigupai Mambaco membuka posko bacaan mulai dari pukul 08.00 sampai dengan 18.00 WIB.

Bukan hanya sekedar datang untuk Membaca saja, namun Sigupai Mambaco ada diskusi dan sharing hasil bacaan. kegiatan lainya seperti lomba menulis surat, mewarnai,menulis puisi, belajar bahasa arab dan edukasi pemilahan sampah serta jenis sampah yang dapat di daur ulang. Ada juga Kegiatan rutin dilakukan pada setiap hari minggu, yaitu Minggu inspirasi yang di iisi oleh pemateri dari instruktur atau relawan Sigupai Mambaco. Semuanya dilakukan secara offline.

Masa yang paling sulit di alami adalah saat terjadi pandemi Covid-19, keadaan berubah, tidak boleh berjumpa karena ada kebijakan stay at home, segala kegiatan wajib dari rumah masing-masing, namun rintangan tidak menjadi sebuah hambatan. Sigupai Mambaco tetap melakukan aktivitas, Namun kegiatan di selenggarakan secara daring. Inilah, awal mula penggunaaan teknologi digital dan beeinovasi sesuai zaman. Salah satu kegiatannya adalah menanamkan pentingnya kesadaran tentang mencegah covid 19, hingga muncul inisiatif untuk mendidik anak-anak tentang perlindungan Covid-19, tentang penting nya memakai masker, menjaga jarak dan proses cuci tangan dengan sabun yang benar.

Kegiatan lain yang terlaksana semasa Covid-19 adalah Bincang Asyik (BiSik) dan review buku Mahkota Buku (MaBuk). Bahkan sukses menyelenggarakan Festival Seni Sigupai Mambaco yang pemateri berasal dari relawan lokal hingga nasional. Sebuah pencapaian yang luar biasa, meski di lakukan secara daring, namun kegiatan tetap berjalan dengan baik. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, karena kegigihan penggagas dalam mengembangkan Sigupai Mambaco dan membangun jejaring relasi yang luas.

Melalui seleksi digital pula, pada 5 juli 2023, Sigupai Mambaco kembali mendapatkan bantuan beasiswa dari Chp Foundation yang di berikan kepada anak binaan selama satu tahun. Selain itu, pengaruh seleksi online digital membuat Sigupai Mambaco menjadi salah satu peserta BootCamp Indika Foundation, relawannya menerima beasiswa dari Celengan Narasi TV, Kitabisa.com, dan berjejaring dengan Seribu Senyum untuk mendapatkan buku dari pelanggan tokopedia.

Pada akhirnya Sigupai Mambaco membuka les mengajar, pemateri dari guru sekolah. Nama kegiatan adalah Sosiopreneur, dalam sebulan ada 12 kali pertemuan dan perbulan siswa yang berpartisipasi membayar 50 ribu rupiah, bagi siswa fakir miskin atau yatim piatu hanya 10 ribu rupiah saja. Fasilitas nya menyediakan guru pengajar yang berkompeten, mendapatkan teman baru, penyediaan alat tulis dan tempat belajar di fasilitasi oleh Sigupai Mambaco. Bagi siswa fakir miskin atau yatim piatu akan mendapatkan beasiswa belajar. Materi yang di ajarkan seperti pada umumnya, yaitu matematika, bahasa Arab, dan baca tulis hitung (calistung). Hal ini juga mengantarkan Sigupai Mambaco mengikuti seleksi online Pertamina Foundation, untuk program Pertamina Foundation Muda, yang berfokus pada project sosial anak muda.

Semangat berinovasi

Semakin berkembang sebuah zaman, maka semakin banyak produk dan inovasi baru tercipta. Perlu mengedepankan media elektronik agar pengajaran dapat lebih efektif di zaman globalisasi ini. Bila hanya mempertahankan metode konservatif tanpa menambah tata cara pengajaran baru, maka akan ketinggalan zaman. Menjawab segala tantangan zaman, Sigupai Mambaco mampu berinovasi, dasar pengalaman yang pernah dilakukan pada masa pandemi yang aktivitasnya serba online.

Menjadi sebuah batu pijakan untuk membuat kegiatan atau proses belajar mengajar mengedepankan teknologi namun tidak mengesampingkan pertemuan tatap muka secara langsung. Kegiatan yang dilakukan menggunakan media sosial. Media sosial adalah sarana untuk orang berinteraksi dengan berbagi informasi, gagasan dan komunikasi secara virtual. Aplikasi untuk menghubungkan komunikasi seseorang seperti WhatsApp, zoom, google meet, Instagram atau sejenisnya.
Kegiatan yang di lakukan oleh Sigupai Mambaco melalui media sosial yaitu tahsin menggunakan google meet, tahsin merupakan kegiatan belajar mengaji, cara ajarkannya dilakukan melalui daring.

Belajar menulis online. Diskusi materi kepenulisan selalu ada praktek yang di sarankan kepada peserta didik, menulis apapun baik Opini, cerita pendek, cerita inspiratif, bedah buku atau puisi segala macam bentuk karya tulis di publikasikan pada rubrik berita media sosial. Segala sumber literatur dalam menulis tidak semata berasal dari seminar online dengan relawan Sigupai Mambaco atau berpatokan dari buku fisik namun bisa dari mengakses media sosial. Dalam mengakses media sosial butuh jaringan internet, maka oleh sebab itu tersedianya WiFi di posko agar proses belajar dapat maksimal dilakukan. bergerak maju berevolusi dan berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman, membuat Sigupai Mambaco tidak stagnan.

Menghadapi perkembangan zaman, Sigupai Mambaco melakukan adaptasi teknologi digital. Adabtasi merupakan penyesuaian individu atau kelompok dengan keadaan sosial, maksud penyesuaian adalah mengubah perilaku individu atau kelompok mengikuti keadaan lingkungan. Kacamata sosiologi tentang adabtasi Menghadapi perkembangan zaman, menurut Soerjono Soekanto (2000) mengatakan, bahwa adabtasi merupakan sebuah proses penyesuaian, penyesuaian dari individu ataupun kelompok maupun unit sosial terhadap norma-norma yang berlaku, terjadi proses perubahan ataupun suatu kondisi yang diciptakan.

Kecermatan pengagas Sigupai Mambaco dalam mengelola media teknologi tidak menjadi culture shock bagi peserta. Pengagas tidak kewalahan mengajarkan Karena peserta didik telah faham fungsi serta kegunaan media elektronik. Tujuan utama dari adabtasi adalah agar Sigupai Mambaco tidak lenyap di telan oleh masa. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *