Yuk Ibu, Kenali Baby Blues, Depresi Pasca Melahirkan

NAGAN | Acehnews.net – Depresi pasca melahirkan adalah masalah yang lebih serius dan tidak boleh diabaikan. Dan di Aceh,fenomena baby blues telah ada sejak lama, namun banyak yang mengabaikannya dan masih takut-takut untuk konseling ke psikolog.

Hal ini ditegaskan, Sekretaris Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) Aceh, Vera Nova, S.Psi,M.Psi, Psikolog, saat hadir sebagai salah satu pakar pada Rapat Koordinasi Tim Teknis Dalam Rangka Diskusi Panel Manajemen Kasus Stunting yang digelar di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, beberapa waktu lalu.

“Kasus baby blues itu banyak di Aceh, sudah lama, tetapi tidak terdata dan tidak disadari para ibu di Aceh pasca melahirkan. masyarakat kita, di Aceh masih malu ke Psikolog ketika mengalaminya. Jadi lebih konseling pribadi aja. Seperti tetangga saya yang menemui saya dan syukurnya cepat disadari,” terang psikolog, Vera kepada AcehNews.net.

Menurut Vera, perjuangan seorang ibu saat hamil hingga melahirkan, tidak saja akan kehilangan nyawa, tetapi juga pasca melahirkan jika tidak waspada, ibu akan mengalami baby blues.

Baby blues syndrome atau baby blues adalah suatu gangguan suasana hati atau gangguan psikologis seorang ibu pasca melahirkan. Seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan.

Selain itu juga, fenomena Baby Blues Syndrom menyebabkan ibu lebih emosional dan sensitif, mudah sedih, cemas, sering menangis, kurang nafsu makan, sulit tidur, dan sulit konsentrasi.

Ketika ditanya apa bahayanya jika depresi pasca melahirkan ini dibiarkan? Ia menjawab, berdasarkan hasil penelitian dan pemberitaan di media, banyak kasus seorang ibu yang mengalami depresi berat akan nekat melakukan bunuh diri dan bahkan menghilangkan nyawa anaknya atau melakukan kekerasan kepada anak.

Oleh karena itu, kata Vera, pentingnya kesadaran dan kepedulian dari keluarga dan lingkungan sekitar, terutama suami, terhadap fenomena ini dan memberi support serta perhatian kepada sang ibu.

“Si Ibu pasca melahirkan jika terlihat mengabaikan bayi nya, tidak mau memberikan ASI atau merawat bayi, tidak dekat, bawaan malas, suka mengeluh capek atau kelelahan, uring-uringan, marah tanpa sebab, sebaiknya harus diwaspadai keluarga atau para suami,” paparnya.

Lanjutnya, fenomena Baby Blues bisa terjadi kapan saja, dan tergantung traumatik yang dialami oleh sang ibu, pasca melahirkan. Tentu situasi yang tidak meneyenangkan yang dialami oleh ibu yang menyebabkan kelelahan secara fisik dan psikis.

“Hal ini bisa terjadi satu bulan hingga bisa satu hingga dua tahun, nggak ada rumus waktu kapan dia akan terjadi karena tergantung trauma psikis yang dialami oleh ibu. Situasi yang tidak menyenangkan yang dialami oleh ibu pasca melahirkan yang menyebabkan kelelahan fisik dan psikologis,” sebutnya.

Vera juga menyampaikan keberadaan rumah konseling, sebenarnya bisa diberdayakan di Aceh, selain itu adanya support group. Keberadaan support group, jelasnya, menjadi teman bercerita atau pendengar yang baik, bagi ibu yang baru melahirkan.

“Kapasitas mental setiap orang berbeda, setiap ibu juga memiliki cara sendiri menyikapi kehamilan dan persalinannya. Dengan adanya Posyandu seperti konseling dengan support grup bisa menjadi solusi sebagai teman bercerita si ibu,” tuturnya.

Persoalan kesehatan mental ibu pasca melahirkan adalah nyata yang berdampak besar. kepedulian keluarga serta masyarakat masih rendah,perubahan psikologis ibu sering diabaikan.

Oleh sebab itu, kesadaran dan kepedulian masyarakat termasuk ibu hamil dan tenaga kesehatan tentang kesehatan jiwa pasca melahirkan perlu terus diperkuat.

Bisakah kita mencegah hal ini terjadi?
Menurut Vera, tentu bisa Mulai dari diri sendiri. “Kita bisa, lho, menahan diri untuk tidak mengomentari ibu-ibu muda di luar sana, dan sebaliknya, kita bisa memberi dukungan. Kalaupun kita yang mengalaminya, jangan ragu untuk segera konseling ke psikolog. Nga perlu malu,” demikian pungkasnya.

Beberapa gejala baby blues syndrome yang perlu dikenali:
– Kelelahan sehingga membuat ibu tidak mampu mengurus diri sendiri.
– Merasa mudah tersinggung, mudah marah, dan cemas.
– Kesedihan, kemurungan, kecemasan.
Menangis.
– Kehilangan selera makan.
– Sulit tidur.
– Merasa kewalahan dengan tugas bayi.
– Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.

Cara mengatasi baby blues secara Islam yaitu:
– Menghargai diri sendiri dan katakan pada diri sendiri bahwa Anda tidak sendiri, ada suami dan keluarga yang menyayangi Anda.
– Berbagi peran dengan suami. Komunikasi dengan keluarga dan suami. Aja lah suami Anda berbagi peran dalam mengurus bayi dan pekerjaan rumah tangga lainnya.
– Beri waktu untuk diri Anda. Jika Anda merasakan kelelahan, maka izin lah dengan suami untuk bertemu dengan teman atau healing ke suatu tempat bersama suami atau keluarga yang bisa menghilangkan lelah Anda. Atau bisa juga menghadiri majelis pengajian.
– Selalu ucapkan syukur. Jangan lupa bersyukur dan ucapkan itu kepada diri Anda, bahwa Allah SWT, telah memberikan anak-anak yang sehat, saleh dan saleha, lucu, dan mengemaskan, juga suami yang baik.

Ohya, Baby blues syndrome bisa disembuhkan,biasanya mulai membaik pada hari ke-10. Namun, jika Anda merasa gejalanya tidak kunjung membaik atau malah semakin parah, sebaiknya meminta bantuan lebih lanjut karena bisa jadi ibu mengalami postpartum depression.

Postpartum depression dapat terlihat seperti baby blues karena memiliki banyak gejala yang sama, termasuk perubahan suasana hati, mudah menangis, kesedihan, insomnia, dan lekas marah. (Nay/San)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *