Ustad AA: Enam Penyebab Matinya Hati  

BANDA ACEH – Jika hati tidak bersih dan tidak ada Allah di dalamnya, maka hati tidak akan bergetar ketika mendengar nama Allah disebut. Penyebabnya karena di dalam hati hanya ada harta, jabatan, dan hal-hal lain yang bersifat duniawi.

Begitu ungkap Ustad Amrul Amin atau yang kerap disapa Ustad AA saat menjadi penceramah pada acara Safari Dakwah Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh di Masjid Liwa Ulhamdi, Gampong Emperom, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, beberapa hari lalu, 14 Maret 2015.

Ustad AA juga mengungkapkan tanda lainnya orang beriman yaitu, salah satunya adalah ketika orang itu mendengar nama Allah disebut, maka hatinya akan bergetar. Jelasnya, begitu azan di masjid mulai diabaikan, maka telah mulai kehilangan iman di dalam hati.

“Kita semua tahu shalat berjamaah itu lebih baik 27 derajat daripada shalat sendirian, tapi kenapa jamaah di masjid masih sedikit? Karena hati kita tertutup dengan segala kesenangan dunia, karena hati kita tidak terpaut kepada Allah,” ucap Ustad.
Ustad AA kemudian mengungkapkan enam penyebab matinya hati manusia sebagaimana pernah disampaikan oleh Hasan Al-Bashri, salah seorang tabiin terkenal dalam sejarah Islam.

Pertama, sengaja berbuat dosa untuk kemudian bertobat. Menganggap Allah maha penyayang dan maha pengasih. Kedua, orang-orang yang berilmu tapi tidak mau mengamalkannya. Tahu sedikit tapi banyak diamalkan itu lebih baik. Ketiga, jika beramal mereka tidak ikhlas. Misal membantu orang karena ingin dibilang dermawan. Jika telah terlanjur berbuat begitu, bersegeralah berwudhu, shalat, dan memohon ampunan Allah.

Kemudian, keempat, memakan rezeki Allah tapi tidak pernah bersyukur. Contoh lain, kita diberi anak, harta dan pekerjaan namun tidak pernah mau bersyukur. “Janji Allah, jika kita tidak bersyukur, maka kita akan mengalami kesusahan di dunia dan di akhirat,” jelas Ustad AA.

Kelima, tidak ridha atas apa yang telah Allah berikan. Selalu mengeluh kepada Allah. Dan yang keenam adalah terbiasa mengubur orang meninggal tetapi tidak pernah mengambil hikmahnya.

“Salah dan khilaf, sambungnya, jangan dijadikan motto hidup. Itu akan melemahkan iman kita. Untuk itu, mari kita beristighfar, minta ampun kepada Allah, menuju tobatnya Allah, Allah akan menerima tobat kita sebelum ajal sampai ke tenggorokan kita. Insyaallah,” kata Ustad diakhir dakwahnya malam itu.

Turut hadir pada safari dakwah kali ini antara lain Ketua DPRK Banda Aceh, Arif Fadhillah SIKom, Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Mairul Hazami SE beserta Kabid Dakwah, Drs Ridwan Ibrahim MSi, Kabid Pengembangan Syariah dan Dayah, Wirzaini SHi, sejumlah Dai Perkotaan, Tim Amar Makruf Nahi Mungkar (TAMAR) Kota Banda Aceh, dan  serta masyarakat setempat. (zoel m)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *