Usai Dilantik, ISKI Aceh Gelar Seminar Nasional Komunikasi

BANDA ACEH | AcehNews.net – Ketua dan Pengurus Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Provinsi Aceh dikukuhkan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) ISKI, Dr Dadang Rahmat Hidayat, M.Si. Ketua, Dr. Hamdani M. Syam, MA dan sebanyak 108 Pengurus periode 2023-2026, membacakan janji dan dilantik di Gedung VIP AAC Dayan Dawod USK, Darussalam, pada Selasa, (22 /8/2023) di Banda Aceh.

Turut hadir Rektor USK, Prof Marwan, Dekan FISIP USK, Dr Mahdi Syahbandir, Komisioner KPI Pusat, Amin Sahbana, Komisioner KIP Aceh, Muhammad Hamzah, dan sejumlah pejabat di lingkungan USK lainnya.

Usai menyerahkan Pataka Bendera Kebesaran ISKI kepada Ketua ISKI Aceh, di depan tamu undangan dan mahasiswa yang hadir, Dadang Rahmat Hidayat menegaskan, bahwa usai dilantik, para pengurus ISKI Aceh harus bergerak cepat, di dalam mencerdaskan bangsa dan ikut memajukan negeri dengan keilmuan yang dimiliki, sebagai Sarjana Komunikasi.

“Ke depan kita memiliki tantangan yang tidak mudah, di era disrupsi atau perubahan. Untuk itu perlu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Zaman era digital komunikasi dan teknologi informasi dengan kebiasaan baru masyarakat. Kita dituntut bijak menghadapi prilaku baru masyarakat tersebut. Jika tidak, maka kita akan tertinggal,” kata Ketum PP ISKI yang juga merupakan Dekan FISIP Unpad Bandung.

Ia juga meminta kepada Ketua dan Pengurus ISKI Aceh yang dikukuhkan, agar setelah dilantik tidak seperti pasukan 804. “Delapan kosong empat itu seperti jam kerja, masuk pukul delapan pagi dan pulang jam empat sore. Nga ngapa-ngapain, nga ada yang dikerjain. Nah, jangan kita sudah dilantik tetapi tidak ada kegiatan, tiba-tiba sudah ada pemilihan pengurus baru. Dan saya percaya ISKI Aceh tidak seperti itu,” ucapnya

Selanjutnya ia mengatakan, ISKI adalah organisasi profesi sarjana komunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki cabang di 34 provinsi. Organisasi ini, menurut Dadang Rahmat Hidayat, memiliki peran strategis di dalam meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian, dan pengembangan ilmu komunikasi di Indonesia.

Sementara itu, Ketua ISKI Aceh, Hamdani M. Syam, usai dilantik mengatakan, organisasi yang “dinakodai” nya ini akan segera melaksanakan rapat, menyusun program kerja empat tahun mendatang. Ia berharap ISKI Aceh dapat menjadi organisasi yang profesional dan berintegritas dalam mengembangkan ilmu komunikasi di Aceh.

“ISKI tidak saja berkontribusi kepada masyarakat tetapi juga akan berkolaborasi dengan pemerintah, media massa, lembaga swadaya masyarakat, dan industri kreatif lainnya. Kami siap berkontribusi untuk masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas Hamdani M. Syam yang juga merupakan dosen FISIP USK.

Selanjutnya, ia mengatakan, dimasa kepemimpinannya periode yang lalu pernah mengadakan seminar nasional di Kota Sabang. Lanjutnya, ISKI Aceh akan menggelar kembali seminar nasional yang sama dengan tema berbeda di kabupaten/kota lainnya di Aceh.

Seminar Nasional Komunikasi

Usai pelantikan pengurus, kegiatan dilanjutkan dengan seminar nasional komunikasi bertema “Prospek dan Tantangan Kontemporer Ilmu Komunikasi di Era Interdisiplinary.”Seminar dibuka oleh Rektor USK, Prof. Marwan dengan narasumber Ketum PP ISKI dan Moderator Rizanna Rosemary PhD, dosen FISIP USK.

“Saya berharap pengurus ISKI dapat berkontribusi dengan keilmuan yang dimiliki, ilmu komunikasi. Tetapi tetap mengedepankan kearifan lokal yang ada di Aceh,” harapnya.

Ia juga berharap ISKI Aceh mampu mengimplementasi maupun edukasi masyarakat dengan komunikasi yang sehat di media sosial yang marak berita bohong (hoaks).

Dalam pemaparannya, Dr. Dadang Rahmat Hidayat, M.Si, menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia sekitar 276.4 juta jiwa. Data Januari 2023, tercatat sebanyak 352.8 juta jiwa atau 128,0% masyarakat Indonesia memiliki Handphone. Kemudian, sebanyak 212.9 juta jiwa atau 77 0% menggunakan internet dan 167 juta jiwa atau 60,4% memiliki media sosial.

Di era digital komunikasi, kata Dadang Rahmat Hidayat, informasi beredar di dunia maya nyaris tanpa batas, Kecepatan arus informasi ini menyebabkan kehidupan masyarakat semakin dinamis,dan membawa berbagai persoalan baru. Teknologi Informasi memungkinkan berbagai
pihak untuk menyebarkan ragam informasi menyimpang seperti berita bohong atau hoaks.

“Tugas kita terus mengembangkan diri dengan keilmuan yang kita miliki guna menjawab tantangan Kontemporer Ilmu Komunikasi di Era Interdisiplinary ini. Ilmu Komunikasi itu kan selalu berkembang dan mengikuti perkembangan yang ada. Perkembangannya, mungkin sudah saatnya kita membutuhkan prodi digital komunikasi dan terus melakukan kajian dan penelitian di dalam perkembangan tersebut,” pungkas Dadang.(San/Echi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *