Setelah Masen, Kini Hutan Cagar Alam Jantho Miliki Bayi Orangutan Mameh

BANDA ACEH | AcehNews.net – Mongki, orangutan Sumatera liar kedua yang dilepasliarkan di Pusat Reintroduksi Orangutan Sumatera, Hutan Cagar Alam Jantho, Aceh Besar, terlihat sedang mengendong bayi perempuannya yang diberi nama Mameh.

‎Sebelumnya Hutan Cagar Alam Jantho juga kedatangan bayi lelaki dari rahim orangutan Sumatera liar yang pertama dilepasliarkan dan diberi nama Marconi. Marconi melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Masen. Masen diperkirakan sudah berusia sekitar 1,5 tahun saat pertama kali termonitor.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo kepada AcehNews.net saat dikonfirmasi Kami kemarin (09/11/2017) membenarkan kabar bayi orangutan yang terlihat dalam gendongan Mongki.

Dia mengatakan, staf Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP) yang sedang melaksanakan tugas rutinnya memantau orangutan yang sudah dilepasliarkan di Hutan Cagar Alam Jantho, Aceh Besar beberapa waktu lalu, 07 November 2017. Petugas bertemu dengan Mongki, yakni orangutan Sumatera betina yang dilepasliarkan pada 2011 lalu. Saat itu Mongki terlihat bersama bayi orangutan.

‎”Mongki termonitor 2 hingga 3 kali setahun sejak dia dilepasliarkan. Namun, kali ini tim pemantau lapangan menemukan Mongki terlihat sedang membawa bayi yang baru lahir,” kT Sapto di Banda Aceh.

‎Berdasarkan laporan visual, diketahui bayi orangutan liar itu, kata Sapto, berjenis kelamin betina dan petugas memberikan nama Mameh. Mameh bahasa Aceh dan diartikan dalam bahasa Indonesia berarti cantik atau manis.

Sebelumnya, pada 11 September 2017 lalu, SOCP dan BKSDA Aceh juga telah mengumumkan kelahiran bayi orangutan Sumatera pertama yang lahir di alam liar di ‎Jantho, Aceh Besar. Bayi pertama yang lahir dari orangutan betina dewasa bernama Marconi itu‎ diberi Masen dan diperkirakan sudah berusia sekitar 1,5 tahun saat pertama kali termonitor. Kini, Mameh menjadi bayi orangutan kedua yang lahir di Hutan Cagar Jantho, Aceh Besar.

‎Tim SOCP pertama kali mulai melepasliarkan orangutan sitaan ke hutan Jantho pada 2011 dan hingga saat ini telah membebaskan sekitar 100 orangutan Sumatera. Mongki yang merupakan induk Mameh, pertama kali tiba di Pusat Rehabilitasi dan Karantina Orangutan SOCP di Batu Mbelin pada Januari 2010.

“Mongki disita dari seorang pengusaha di Meulaboh, dengan keadaan leher terikat ke kandang di sebuah garasi mobil. Setelah menjalani karantina dan rehabilitasi selama 1,5 tahun. Mongki kemudian dilepasliakan ke hutan Jantho pada Juni 2011,” ungkapnya.

Sementara, Direktur Program Konservasi Orangutan Sumatera, Ian Singleton mengatakan, hal ini merupakan hal yang fantastis. Pihaknya mengaku telah bekerja keras di Jantho, dengan secara‎ bertahap membangun populasi baru orangutan dan mempertahankannya.

“Tujuannya adalah untuk menciptakan populasi liar yang sepenuhnya mandiri dan lestasi atas spesies yang terancam punah ini,” katanya.

Supervisor Karantina dan Reintroduksi untuk SOCP, Citrakasih Nente mengatakan, ‎berita tentang kelahiran Masen pada September lalu merupakan ‎dorongan nyata bagi pihaknya. Pihaknya mengaku sangat senang dengan berita kelahiran Mameh ini. Apalagi, Mameh adalah bayi orangutan Sumatera betina pertama.

“Semoga sehat, bisa hidup lama dan menghasilkan beberapa bayinya sendiri nantinya. Hal ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kelangsungan hidup populasi baru di Hutan Jantho dan kelangsungan hidup spesiesnya secara keseluruhan. Sekali lagi kami semua sangat senang dengan kabar ini,” serunya.

Manajer Pusat Reintroduksi dan Release Orangutan di Jantho, Mukhlisin mengatakan, ini adalah berita yang sangat bagus. Setelah beberapa tahun memperkenalkan kembali orangutan di Jantho, akhirnya pihaknya melihat hasil kerja keras yang dilakukan selama ini.

“Setelah Masen pada September lalu dan sekarang Mameh, ini menjadi awal dari populasi baru yang ingin kita bangun yang pada akhirnya akan terdiri dari individu-individu yang tidak pernah dipelihara atau bahkan kontak dengan manusia. Bayi betina pertama ini memberi kita harapan baru bahwa kita benar-benar akan dapat mencegah kepunahan satwa langka ini‎,” demikian ujarnya. (haz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *