Mengintip Cara Budidaya Madu di Bener Meriah

AcehNews.net – Sehari peserta pelatihan hanya menghasilkan satu glodok (tempat lebah bersarang). Pembuatan glodok dalam waktu singkat ini dilakukan dengan cara memotong bagian kanan kiri batang kayu menggunakan singso, kemudian pada bagian tengah kayu di singso lagi menjadi kotak.

Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Kulem Kola Lebah Madu Bale Redelong bersama Kelompok Lebah Madu Atap Alatas, Pondok Sayur, mendapat kesempatan melakukan praktek budidaya lebah madu. Dua kelompok ini berasal dari Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.

Terlihat Trainer Pengelolaan Budidaya Lebah Madu, Ismahadi, SP, sedang mengajarkan kepada para peserta tata cara pengelolaan budidaya lebah madu yang baik. Ia pun mengatakan, budidaya lebah madu ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas anggota kelompok KUPS dan Lebah Madu.

Pelatihan kemudian diawali dengan praktek pemecahan koloni lebah madu. Dilanjutkan dengan membuat ratu lebah madu, pembuatan glodok, pembuatan pakan alternatif lebah madu dan membuat pencegah hama beruang pada lebah madu.

Dengan menggunakan APD lengkap para peserta melakukan praktek budidaya lebah madu, yaitu sarung tangan, topi serta masker yang melindungi bagian kepala wajah dan juga leher. Selain itu menggunakan sepatu boot untuk pelindung kaki.

Pemecahan koloni dilakukan untuk memperbanyak koloni lebah madu. Trainer, Ismahadi, juga mengajarkan bagaimana cara pembuatan glodok lebah madu yang siap dalam waktu lima menit.

Ratu Lebah.|LPHD Bale Redelong

Sedangkan pada kebiasaan awal para anggota KUPS membuat glodok, menurut Ismahadi, dalam waktu sehari hanya menghasilkan satu glodok per orang. Pembuatan glodok dalam waktu singkat ini, kata dia, dilakukan dengan cara memotong bagian kanan kiri batang kayu menggunakan singso, kemudian pada bagian tengah kayu disingso lagi menjadi kotak.

Setelah glodok siap, maka kata Ismahadi, dilanjutkan dengan pembuatan ratu lebah madu.”Ini dilakukan untuk menggantikan ratu lebah yang lama,” jelasnya.

Alat Pengendalian Hama

Madu yang dipanen dilihat kualitasnya. | LPHD Bale Redelong

Praktek pembuatan alat pengendalian hama Beruang dengan alat dan bahan botol kaca, air, minyak, kawat dan juga lilin. Kawat pada alat ini berfungsi sebagai penyangga lilin agar tidak jatuh. Alat ini mampu bertahan selama 20 hari.

Pembuatan alternatif pakan lebah madu dilakukan untuk persiapan paceklik, sehingga lebah madu tidak akan mati. Sebab apabila tiga hari, lebah madu tidak makan, maka lebah madu akan mati. Pada praktek ini dilakukan pembuatan pollen dan juga nektar.

Praktek pembuatan bibit bunga lampion yang siap tanam dalam seminggu. Alat dan bahannya ialah polybag, tanah, plastik bening ukuran satu Kilogram, tanah dan karet gelang. Bunga lampion merupakan bunga yang disukai oleh lebah karena memiliki nektar dan polen yang cukup banyak.

Dalam kesempatan ini Sekretaris Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Desa Republik Indonesia, Ir. Razali,M.Si, berkunjung ketempat KUPS Kulem Kolak Lebah Madu Bale Redelong.

Ia terlihat memperhatikan cara pembuatan sarang lebah buatan dan budidaya madu lebah yang dilakukan kelompok tersebut. Kemudian Razali diberi kesempatan untuk mencicipi madu.
“Enak, manis terus pahit ujungnya” ucap Razali.

Sekban Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Desa, mengungkapkan rasa kekagumannya. Ia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk mengunjungi Bale Redelong. Menurutnya, selain kopi, Bale Redelong juga memiliki madu yang sangat enak dan murni.

“Coba madu ini dibuat menjadi selai roti tawar.
Madunya Ada rasa bunga ya,” saran Razali.

Madu nektar dan juga pollen yang berasal dari bunga. Selain rasa aroma murni madu, madu di sini juga beraroma bunga. (*/Yeni Rasmayanti)

*Penulis peserta pelatihan Jurnalis Warga dari anggota LPHD Bale Redelong, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah program Muda Melangkah World Resources Institute (WRI) kolaborasi dengan Forum Jurnalis Lingkungan (FJL).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *