Mengapa Shalat Berjamaah itu Penting?  

BANDA ACEH – Bagi orang-orang yang munafik, shalat Isya dan Subuh secara berjamaah di masjid merupakan ibadah yang paling berat untuk dilakukan. Namun jika mereka mengetahui fazilah atau keutamaannya, niscaya jika harus merangkak ke masjid pun, akan mereka lakukan.

Demikian kutipan hadis yang disampaikan oleh Dr Tgk H Ramly M Yusuf MA pada acara Kajian Agama Islam bagi Pejabat Pemerintah Kota Banda Aceh di Masjid Baiturahmah, Gampong Kramat, Banda Aceh, beberapa waktu lalu, 13 Maret 2015, ba’da shalat magrib berjamaah.

“Pahala shalat Subuh sangatlah besar, tapi mengapa jamaahnya sangat sedikit? Shalat kita di dunia akan menentukan saat kita menghadap Allah SWT di akhirat kelak. Kenapa kita sering meninggalkan shalat berjamaah? karena kita tidak mengkaji hadis nabi. Kita cuma tahu kalau shalat berjamaah di masjid itu sunat.”

Bahkan dalam Al-Quran, Surat An-Nisa ayat 102, sebut Tgk Ramli, Rasulullah SAW dalam suasana perang saja tetap mengerjakan shalat secara berjamaah. Apalagi kita yang hidup di tempat yang aman seperti ini, sudah seharusnya kita menjaga shalat berjamaah.

“Dalam hadis riwayat Bukhari, sambungnya, Rasul pernah bertekad untuk membakar rumah-rumah orang yang tidak mau shalat berjamaah ke masjid. Andai saja Rasul masih hidup saat ini, ada berapa rumah di Banda Aceh ini yang harus dibakar?,” jelasnya.

Hadis lainnya, lanjut Tgk Ramli, jika seseorang selama 40 hari berturut-turut mampu mengerjakan shalat berjamaah dan menyempatkan diri takbir bersama imam, maka mendapat orang tersebut akan mendapat dua kebebasan, yakni bebas dari api neraka dan penyakit nifaq (munafik).

“Soal hukum shalat berjamaah, para ulama dengan dasar hadis-hadis nabi, ada yang mengatakan wajib, ada yang bilang sunat muakkad, dan ada pula yang berpendapat fardhu kifayah,” sebut Tgk Ramly.

Tgk Ramli pada kesempatan itu, juga menekankan kepada hadirin yang hadir, untuk tidak menyepelekan shalat sunat, terutama sebelum dan sesudah shalatf. Menurutnya, rugi jika ditinggalkan, itu akan menjadi pelengkap shalat fardhu, jika ada yang belum sempurna.

Di akhir ceramahnya, Tgk Ramly juga menyinggung soal fenomena akhir-akhir ini di Banda Aceh yang banyak terdapat masjid-masjid yang bagus dan megah tapi jamaahnya sangat sedikit. Katanya, “jika ada yang mengundang kita ke suatu acara pesta dan sudah beberapa kali disampaikan namun kita tidak bisa datang, kita akan merasa malu dan tak enak hati. Azan di masjid yang sudah berhari-hari, hitungan bulan bahkan bertahun-tahun, mengapa kita abaikan?”.

Turut hadir pada acara rutin pejabat Pemko Banda Aceh itu Sekdako Banda Aceh, Ir Bahagia Dipl SE, para Asisten, Staf Ahli, Kabag, Kepala SKPD di lingkungan Pemko Banda Aceh, dan serta masyarakat setempat. (zoel m)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *