KPK Luncurkan Empat Buku Antikorupsi  

BANDA ACEH – Di tengan konflik memanas dengan Kepolisian Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan empat buku bermaterikan anti korupsi. Keempat itu ditulis dan dirancang untuk berbagai kalangan. Keempat buku tersebut, “Saujana di Antara Pilihan”. “Pantang Korupsi sampai Mati”, “Orange Juice for Integrity”, dan “Semua Bisa Beraksi”.

“Kami berharap buku ini menarik untuk dibaca dan dapat menggugah kesadaran dalam perang melawan korupsi,” kata Willy dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, di Banda Aceh, Kamis (12/2/2015).

Menurut Willy, untuk memberantas perilaku korup, dibutuhkan empat tahapan, yakni mau; tahu; sadar; serta mampu. Dan keempat buku itu mewakili empat unsur tersebut. “Mau”, kata Willy, direpresentasikan lewat buku “Orange Juice for Integrity; Belajar Integritas kepada Tokoh Bangsa”.

“Buku ini berisi penggalan peristiwa yang menunjukkan keteguhan sejumlah pejabat negara yang menolak memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan pribadi,” paparnya.

Salah satu kisah yang dimunculkan dalam buku “Orange Juice” adalah penolakan Widodo Budiman, Kepala Daerah Kepolisian Metropolitan pada 1973, untuk menyembunyikan kasus penembakan oleh anak kandungnya, Agus Aditono, yang tak sengaja membunuh sopir kesayangannya.

Alih-alih melindungi sang anak, Widodo menyerahkan putranya ke kepolisian untuk diusut. “Bapak bilang, meskipun kamu anak polisi harus tetap bertanggung jawab,”  ungkap Agus Aditono, seperti dikutip dari “Orange Juice”.

Tak hanya kisah dalam buku ini yang menarik untuk dibaca. Tata letaknya juga memikat mata. Hasilnya, sebuah buku yang menggugah kesadaran dan tak membuat mata jenuh. Willy yakin, 56 kisah tentang tokoh-tokoh bangsa ini, seperti tokoh hak asasi manusia Baharuddin Lopa, Mohammad Hatta, menarik dibaca hingga tuntas.

Pada Rabu (11/2/2015), buku “Pantang Korupsi sampai Mati”, “Orange Juice for Integrity”, “Saujana: di Antara Pilihan, dan Semua Bisa Beraksi”, dibedah di Sekolah Antikorupsi Aceh, di Banda Aceh. Kepala sekolah antikorupsi, Mahmuddin mengatakan, siswa antikorupsi meminta KPK memasukkan muatan lokal ke dalam buku-buku itu. Termasuk mencari tokoh-tokoh yang dekat dengan masyarakat.

Kata Mahmuddin, kita semua membutuhkan figur untuk ditiru. Dan saya rasa, Aceh memiliki kisah tentang perjuangan melawan korupsi. Ini akan menjadi alat untuk memaksimalkan kampanye antikorupsi di Aceh. (agus)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *