Keterbatasan Ekonomi, Tak Sulitkan Tirta Meyrizka Lubis Raih Prestasi

BANDA ACEH | AcehNews.net  – Keterbatasan ekonomi orangtua, bukan lah halangan bagi hafidzah asal Nganjuk, Jawa Barat. Ini ia buktikan dengan banyak prestasi yang diraihnya di bidang pendidikan. Bahkan ia pun mengaku kepada AcehNews.net, tidak pernah malu menjadi anak pedagang keliling dan terlahir dari keluarga kurang mampu.

Dia adalah Tirta Meyrizka Lubis. Dara kelahiran 20 Mei 1998, terbiasa hidup sederhana. Apalagi orangtuanya adalah pedagang baju keliling dan mengontrak di ruko kecil yang tidak bersekat. Namun diakuinya, meski hidup dengan kondisi ekonomi terbatas, kedua orangtua Tirta Meyrizka Lubis, punya impian yang tak terbatas untuk anak-anaknya.

Tirta (panggilan akrabnya), bercerita, sejak kecil menempuh pendidikan di sekolah terbaik. Hingga akhirnya, gadis berparas cantik ini mendapatkan beasiswa untuk masuk ke Universitas Gajah Mada (UGM). 

“Saya dilahirkan dari keluarga dengan ekonomi sangat sederhana, namun saya bersyukur karena saya dibesarkan di dalam keluarga yang sangat memperjuangkan pendidikan,” ucapnya kepada AcehNews.net, beberapa waktu lalu via WhatsApp.

Lanjut Tirta, “melihat perjuangan ayah dan ibu saya yang luar biasa, menggugah semangat saya dan adik-adik untuk berproses dalam pendidikan”.

Karakter sukses memang sudah tampak sejak Tirta kecil. Ia juga meraih juara I Olimpiade Matematika dan IPA sehingga dapat bersekolah tanpa biaya. Tak hanya juara olimpiade, Tirta pun menjadi langganan juara di berbagai lomba, seperti lomba pidato, ceramah, dan debat. 

Tak cukup sampai di situ. Prestasi Tirta tidak melulu dari sisi kejuaraan akademis semata. Ternyata, ia pun mampu membuktikan dirinya berhasil sebagai pemenang ekstrakurikuler seperti basket, pencak silat, pramuka, baris berbaris, dan lainnya. 

Kemudian, Tirta juga menyabet banyak gelar juara di Duta Pendidikan Indonesia. Mulai dari Juara Duta Pendidikan Indonesia, Puteri Pendidikan Nusantara, Best Presenter Duta Pendidikan Indonesia, hingga Best Scientific Paper Duta Pendidikan Indonesia.

Dengan segudang prestasi yang diraihnya, tak heran sang Juara Duta Pendidikan Indonesia ini sering diundang di seminar.

Kemudian, pada 2018, ia mendirikan yayasan pendidikan bernama Tirta Foundation. Yayasan itu didirikan Tirta, agar anak-anak yang tak mampu dan ingin melanjutkan pendidikan bisa memperoleh sarana beasiswa seperti yang ia dapatkan di UGM. 

“Allah takdirkan saya dan tim merintis wadah untuk inklusivitas pendidikan bernama Tirta Foundation dan Pondok Tahfidz dengan ribuan Hafidzah,” ungkapnya. 

Berprestasi, pintar, dan cerdas, tak membuat ia jadi ‘tinggi hati’. Tirta malah membagi pengalaman dan wawasan keilmuannya kepada siswa dan lainnya. Ia pun pernah ke Jakarta untuk memenuhi undangan presiden dan jajaran menteri Republik Indonesia. 

Sebagai duta Nganjuk, ia sering menjadi sosok inspiratif anak-anak muda di sana. Tirta, gadis muda yang berprestasi ini tak ingin pencapaian prestasinya hanya untuk diri sendiri.

“Prestasi saya ini untuk semua anak Indonesia. Saya ingin berbagi pengalaman saya buat semua anak Indonesia,” ucap perempuan yang friendly ini lagi.

Tirta menceritakan kepada AcehNews.net, bagaimana sulitnya menempuh perjuangan untuk melanjutkan sekolah hingga ke universitas. Untuk anak-anak dari orangtua yang terbatas finansial seperti dirinya, bisa mendapatkan peluang yang sama untuk sekolah, yakni melalui beasiswa.

Tetapi, dikatakannya, tidak sedikit yang belum mengetahui dan bagaimanan mendapatkan beasiswa. Disebabkan adanya keterbatasan informasi terkait beasiswa.

“Dengan memiliki akses, maka jejaring bisa didapat, informasi bisa diperoleh, peluang melanjutkan hingga ke bangku universitas pun bisa dicapai. Itulah sebabnya saya mendirikan Yayasan ini agar bisa bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya.

Tirta akan terus berikhtiar tanpa henti. Melalui yayasan yang didirikannya, ia bisa membentuk 20 cabang di berbagai kota. Bahkan karena kegiatan ini, Tirta pernah mewakili yayasan pendidikan sebagai lembaga yang paling berdampak di Indonesia hingga ke tingkat internasional. 

“Semua yang saya raih ini butuh proses. Saya harus berjuang dan pantang menyerah. Seperti proses ketika mendapatkan Juara Duta Pendidikan Indonesia. Saya bahkan sampai berjualan kue dari produsen kue Ina Cookies yang telah memfasilitasi agar bisa memiliki bekal untuk mengikuti kejuaraan,” ungkapnya lagi.

Tirta juga harus memikirkan pakaian yang harus disediakan guna memenuhi prasyarat yang diminta oleh panitia kejuaraan.Jika saja Tirta menyerah dengan prasyarat yang diajukan oleh panitia kejuaran, tentu ia tidak akan mendapatkan prestasi seperti sekarang ini. Akan tetapi, semua proses yang ia tempuh, diyakini sebagai motivasi untuk bisa meraih  juara.

”Semoga dengan amanah ini saya bisa terus berkontribusi serta memberikan dedikasi bagi dunia pendidikan kita agar lebih baik,” demikian ucap Tirta. (San)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *