Kebutuhan Listrik di Pedesaan Aceh Baru Capai 88 Persen 

BANDA ACEH – Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah mengatakan dalam pidato yang dibacakan Sekda Aceh, Dermawan, dalam pertemuan dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan PT Medco, Jumat kemarin (6/2/2015) di Pendopo Gubernur di Banda Aceh, hingga saat ini kebutuhan listrik di Provinsi Aceh masih kurang. Sebut dia dari 6.424 desa yang ada di Aceh, baru 88 persen yang mendapatkan aliran listrik.

“Ini artinya ada sekitar 12 persen atau sekira180 desa lagi di Aceh yang belum dialiri listrik. Ya meskipun PLTU Nagan Raya sudah beroperasi pada Oktober 2014,” kata Gubernur Aceh.

Lanjutnya, hingga saat ini, sebagian kebutuhan listrik untuk Aceh masih bergantung dari supply energy listrik dari Sumatera Utara. Untuk itu, Pemerintah Aceh dan PLN telah membangun kerjasama dengan pihak swasta, agar pada 2015 ini seluruh desa di Aceh akan mendapatkan aliran listrik.

Kata Gubernur Aceh, jika langkah ini berhasil, maka Provinsi Aceh adalah daerah pertama di luar Jakarta yang 100 persen desanya telah dialiri listrik. Kata dia lagi, hal itu tidaklah mudah karena butuh biaya cukup besar untuk membangun jaringan hingga ke desa pedalaman.

“Oleh karena itu, dukungan dari pihak swasta sangat kami harapkan untuk membantu menghadirkan listrik di pedalaman,” harapnya.

PLTU Nagan Raya sebenarnya sudah bisa menyalurkan listrik ke semua masyarakatnya. Namun, masih ada sejumlah desa di pedalaman Aceh masih belum menikmati aliran listrik karena lokasinya yang terisolir. Sehingga hal itulah yang membuat upaya menyalurkan energy listrik masih di desa terpencil di Aceh terhambat.

Program We Light up Indonesia di Aceh Timur yang dilaksanakan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan Pt Medco adalah salah satu bentuk dukungan untuk membantu  180 desa di Aceh yang belum terkoneksi aliran listrik (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *