Illiza Menjadi Pembicara Diskusi Publik Penyandang Disabilitas  

JAKARTA – Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal diundang perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships Indonesia untuk berbicara di Diskusi Publik Mendorong Implementasi Fasilitas Infrastruktur dan Transportasi Publik yang Ramah Bagi Penyandang Disabilitas. Diskusi ini akan dilakukan di Audiotorium Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  di Jakarta, Sabtu besok (11/10) sekitar pukul 08.30-13.00 WIB.

Diskusi Publik ini juga akan menghadirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu,  Pejabat dari Kementrian Pekerjaan Umum,  Dirut PT Kereta Api Indonesia Ignatius Jonan, Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun, Dirut  PT Blue Bird Taksi Noni Purnomo, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Organda Eka Lorena Sari, penggiat Tata Kota Ramah Bagi Semua Elisa Sutanudjaja, dan perwakilan dari Yayasan Roda Kemanusiaan.

Penanggungjawab acara Uni Z. Lubis  yang juga Alumni Eisenhower Fellowship Indonesia kepada AcehNews.Net di Jakarta mengatakan, melalui diskusi publik ini diharapkan ada masukan awal atas upaya konsisten dan sistematis atas implementasi regulasi yang menjamin fasilitas infrastruktur dan transportasi publik yang ramah bagi penyandang disabilitas.

“Kami berharap masukan akan ditindaklanjuti dan disampaikan ke pemangku kebijakan di tingkat pusat maupun pemerintah daerah.  Maka itu di diskusi publik ini kami menghadirkan pembicara lintas bidang yang terkait, termasuk mendengarkan pengalaman perjalanan inspiratif Sri Lestari sebagai masukan bagi semua pihak,” sebut mantan Peminpin Redaksi ANTV tersebut.

Ketika ditanyai mengapa Walikota Banda Aceh diundang untuk menjadi pembicara dalam diskusi publik tersebut, Uni Lubis menjawab, Illiza berkomitmen untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota yang ramah bagi semua atau kota yang inklusif termasuk untuk penyandang disabilitas.

“Banda Aceh punya modal jadi pilot or contoh bagi kota lain di Indonesia maupun di Aceh karena banyak bangunan publik pasca tsunami dibangun dengan standar internas,”kata Uni Lubis.

Sementara itu, Walikota Banda Aceh mengaku sangat terkejut diundang dan menurutnya ini sebuah penghargaan yang akan memotivasi Kota Banda Aceh untuk menjadi kota yang ramah bagi semua warganya, tanpa membeda-bedakan baik yang normal fisiknya maupun penyandang difabel.

“Saya supraise diundang di diskusi publik ini. Apalagi dari Pulau Sumatera saya yang diminta untuk berbicara di depan banyak orang. ternyata memang suatu penghargaan dan motivasi yang diberikan kepada kami sehingga perhatian kepada difabel akan semakin baik. Di diskusi ini nanti kita harus banyak belajar menerima masukan,” ujar Illiza.

Dalam diskusi publik ini nanti Illiza akan memaparkan program apa saja yang sudah dilakukan Pemko Banda Aceh untuk penyandang disabilitas di kotanya. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *