Harga Solar Naik, Nelayan di Lampulo tidak Melaut

BANDA ACEH – Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi naik menjadi Rp8.600/liter dari Rp7.730/liter. Sedangkan non subsidi kini naik menjadi Rp11 ribu/liter. Akibat kenaikan itu, sebagian nelayan yang biasa mangkal di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo tidak melaut karena biaya untuk membeli BBM sekali melaut sangat tinggi yang harus mereka keluarkan, tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan di laut yang akhir-akhir ini menurun karena faktor cuaca.

“Sudah seminggu kapal saya tidak beroperasi. Sebagian nelayan-nelayan di sini juga tidak melaut. Kami sudah tidak mampu lagi membeli solar karena harganya yang terlalu tinggi,” kata pemilik boat di Lampulo, Abubakar kepada wartawan, Rabu siang (4/3/2015) di Banda Aceh.

Abubakar mengatakan, jika dipaksakan boat beroperasi yang ada dia hanya merugi. Sebab belanja yang dikeluarkannya sekali melaut pengeluarannya terlalu tinggi. Dia mencontohkan seperti kapal 31 GT miliknya sekali melaut mengeluarkan biaya belanja Rp35 juta. Pulang dari melaut mereka hanya membawa sekitar Rp20 juta dari hasil tangkapan ikan selama 10 hari di laut.

“Hasil tangkapan dibagi dua, pemilik boat seperti saya dan nelayan yang melaut. Jumlah itu belum bisa menutupi biaya belanja yang dikeluarkan.  Apa tidak bangkrut saya? Harusnya pemerintah memikirkan ini, kami di sini tidak melaut bukan mogok, tapi karena tidak sanggup lagi membeli solar non subsidi yang harganya kini Rp11 ribu per liter,” kata Abubakar.

Menurut Abubakar, jika harga solar tidak normal kembali, bukan tidak mungkin pemilik boat akan menjual boat milik mereka kepada pemerintah. Boat yang dibeli berkisar Rp1 miliar hingga Rp4 miliar kini terduduk di dermaga dan tidak beroperasi seperti hari-hari biasanya. Jika boat tidak beroperasi banyak nelayan di kota tersebut tidak bisa lagi menghidupi keluarga mereka.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada akhir 2014 lalu, memberlakukan bagi kapal berbobot 30 GT keatas harus menggunakan BBM non subsidi. Tingginya harga BBM non subsidi sangat memberatkan pemiliki boat dan nelayan di Aceh, sehingga seminggu terakhir banyak kapal yang naik dok.

“Kami sudah menemui anggota DPRA tadi pagi, tapi tidak ada solusi apapun dan BBM tetap dengan harga yang sudah ditetapkan. Kami, nelayan ini hanya menginginkan harga BBM bisa normal kembali sehingga kami bisa kelaut,” tutup Abubakar. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *