Gubernur Aceh: Penambang Batu Mulia Jangan Rusak Lingkungan  

BANDA ACEH –  Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, saat membuka Pameran dan Kontes Batu Cincin di Banda Aceh beberapa hari lalu mengegaskan, agar penambang batu mulia/giok di Aceh tidak menggunakan alat berat yang dapat merusak lingkungan.

“Jangan sampai penambangan yang dilakukan bisa merusak lingkungan yang akibatnya berdampak kepada bencana alam yang lebih besar di akan datang,” tegas Zaini mengingatkan.

Gubernur Aceh pada kesempatan itu dalam pidatonya, Jumat (6/3/2015) mengatakan, penambangan batu mulia jangan sampai menimbukan bencana baru di Aceh. Untuk itu sarannya, agar penambang/pencari batu mulia saat mencari atau menggali dengan cara yang ramah lingkungan

“Lakukan pengalian atau pencarian batu giok dengan wajar tanpa melakukan penggalian yang berpotensi merusak ekosistem tanah,”katanya mengingatkan kembali.

Zaini mengatakan, tren batu cincin sedang mewadah di hampir sebagian besar wilayah Indonesia, tidak terkecuali di Provinsi Aceh. Kata Zaini, batu Aceh memiliki keindahan yang khas. Ke khasan ini berdampak pada peningkatan perekonomian dan bisnis batu mulia di Aceh.

“Batu Aceh yang memiliki kualitas memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan baru. Serta menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing, pecinta batu, berkunjung ke Aceh,” tuturnya.

Gubernur Aceh percaya, jika pengelolaan batu mulia/giok dapat dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan, masyarakat tidak saja diuntungkan secara ekonomi, sosial, tetapi juga menjauhkan Aceh dari bencana baru.

Sementara itu, Ketua DPP Gabungan Pecinta Batu Alam (GaPBA) Aceh, Nasrul Sufi menambahkan, agar para pencari batu tidak merusak hutan lindung karena Aceh sangat kaya batu mulia/giok yang bisa didapatkan di luar kasawan hutan lindung. (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *