Depresi Pada Mahasiswa, Ini Penyebab dan Solusinya

Oleh: Nucke Yulandari, M.Psi
Dosen Prodi Psikologi USK & Direktur Lembaga OASE Layanan Konsultasi Psikologi Aceh

AcehNews.net – Depresi dapat menimpa pada siapa saja dari berbagai kalangan usia, status social, dan perempuan maupun pria. Salah satunya yang rentan mengalami depresi adalah, mahasiswa. Mengapa mahasiswa, penyebab, dan solusinya?

Beberapa faktor yang diperoleh dari hasil survei kesehatan mental mahasiswa tentang faktor pemicu gangguan “kesehatan mental” pada tahun pertama kuliah di perguruan tinggi yaitu, merasa tidak punya teman yang bisa dipercaya, terpisah dari keluarga karena merantau, merasa sedih dengan kondisi saat ini karena kesepian, masalah penyesuain akademik atau belajar, merasa tidak ada dukungan dan perhatian orang tua dan saudara.

Selanjutanya, keluarga sedang bermasalah atau dan sedang dalam proses perceraian, salah satu orang tua memiliki masalah dengan hukum, kecanduan pada media sosial, merasa tidak memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, gelisah, sulit konsentrasi pada kegiatan yang dikerjakan, dan mudah marah.

Gambaran depresi berada dalam kategori tinggi berdasarkan kartakteristik responden menurut tingkatan semester:
a. Mahasiswa tahun pertama (masalah adaptasi dan penyesuaian diri dengan lingkungan kampus).

b. Mahasiswa akhir atau skripsi (masalah akademik; merasa tertinggal dari teman seangkatan yang sudah sempro, kehilangan ide untuk menulis, tidak ada teman untuk berdiskusi berkaitan dengan penelitian).

Gambaran depresi berada dalam kategori normal didapati pada mahasiswa tingkat empat dan enam, hal ini karena mahasiswa sudah melewati fase adaptasi dengan lingkungan sosial dan lingkungan akademik.

Tanda dan gejala yang dialami satu bulan terakhir (merasa tidak semangat, mengalami gangguan makan, gangguan tidur, kehilangan minat untuk berkomunikasi dan berdiskusi) merasa lelah dan ingin bunuh diri, kehilangan minat untuk rutin mandi dan membersihkan diri. Dengan demikian, penting bagi civitas akademika untuk memantau dan berkomitmen dalam membantu perkembangan mahasiswa selama proses awal masuk perguruan tinggi dan menyelesaikan pendidikan.

Penyebab depresi dipicu oleh faktor spesifik, non-spesifik, dan faktor ketahanan dari setiap individu.

Mengapa Depresi?
Depresi yang terjadi pada mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir perkuliahan merupakan hal yang umum hal ini dipaparkan oleh National Comorbidity Survey (NCS) (2009).

Depresi remaja penyebabnya dipicu oleh faktor spesifik, faktor non-spesifik dan faktor ketahanan dari setiap individu. Banyak alasan mengapa depresi dapat menyerang pada usia remaja, misalnya disebabkan oleh faktor prestasi dan lingkungan sosial.
1. Faktor risiko spesifik adalah faktor-faktor yang dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi remaja dalam penyelidikan empiris. Faktor risiko ini meliputi rendahnya harga diri remaja, citra tubuh yang negatif, dukungan sosial rendah, gaya kognitif negatif. Keturunan dari orang tua yang memiliki riwayat depresi berisiko dua hingga empat kali lipat lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan depresi. Namun, tidak semua anak dari orang tua yang depresi menjadi depresi.

2. Faktor risiko nonspesifik berupa kemiskinan, paparan kekerasan, isolasi sosial, penganiayaan anak, dan perpisahan keluarga. Faktanya, mengurangi beban kemiskinan, paparan kekerasan, penganiayaan anak, dan bentuk ketidakstabilan keluarga menjadi penting dalam pengurangan gangguan depresi pada remaja. Sebuah penelitian menemukan bahwa menangani faktor risiko spesifik dan nonspesifik secara bersama-sama memiliki peluang terbaik untuk mencegah timbulnya gangguan depresi.

3. Faktor ketahanan diduga mampu menurunkan berkembangnya depresi pada diri remaja. Faktor ketahanan pada remaja yang depresi didapatkan dari kehadiran orang dewasa yang mendukung, eratnya hubungan keluarga, kuatnya hubungan teman sebaya, keterampilan mengatasi, dan keterampilan dalam regulasi emosi. Dari sisi lain, orang tua juga berperan penting untuk meningkatkan faktor ketahanan ini.

Hasil Riset
Kuisioner terdiri dari 7 pertanyaan tertutup dan satu pertanyaan terbuka. Berdasarkan kuisioner yang disebarkan di lebih dari tiga kelas belajar, terserap 55 orang responden yang ikut serta secara sukarela. Adapun tujuan riset aksi ini akan menjawab kegelisahan peneliti sebagai akademisi tentang kondisi terkait mental depresi terkini mahasiswa perguruan tinggi di Aceh. Adapun output dari riset aksi ini berupa rekomendasi berbentuk aturan dan lembaga pendampingan, publikasi opini dana tau artikel ilmiah based on reaseach serta sosialisasi solusi tersederhana bagi para wali akademik untuk mahasiswa dengan kasus serupa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 45.45% laki-laki dan 54.55% perempuan yang mengikuti penelitian dan mengisi kuisioner ini. Sala satu pertanyaan dari kuisioner ini tentang pernahkah mengalami keadaan tanpa harapan? Sebanyak 42.59% responden menjawab pernah dan jarang, 38.89% menjawab tidak pernah dan 18.52% menjawab pernah dan sering.

Bila ditinjau jawaban pernah dan sering ini dialami oleh responden perempuan dan laki laki dengan jumlah seimbang yaitu masing masing 50%. Responden juga diminta untuk menawarkan solusi terhadap apa yang mereka alami, salah satunya adalah bercerita. Kegiatan bercerita sebagai solusi dapat dilakukan dari penderita kepada professional yang mampu menangani sekaligus memberikan arahan yang tepat.

Luaran Riset Aksi
Rekomendasi dari penelitian pentingnya Civitas Akademika memiliki Layanan Konsultasi Psikologis yang memberikan pendampingan dan tempat mahasiswa mendiskusikan permasalahan akademik dan non akademik yang dialami dalam masa penyelesaian pendidikan di perguruan tinggi, termasuk di dalamnya PTN USK (N/A/G). (*}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *