Dekranasda Banda Aceh “Rumah” Bagi Pengrajin  

Pertumbuhan ekonomi di Banda Aceh tercatat stabil dan mencapai angka 6,12 persen, ini sangat jauh meningkat dibandingkan kondisi sebelum terjadinya bencana. Ini dapat dilihat bedasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang meningkat secara stabil hingga mencapai Rp3,65 triliun pada 2013 dengan PDRB per kapita mencapai Rp15,25 juta.

Dalam hal ini Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Banda Aceh memiliki peran telah membantu meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Banda Aceh. Dekranasda Banda Aceh  secara tidak langsung telah menjadi “rumah” bagi para pengrajin karena telah ikut mempromosikan dan memasarkan produk-produk unggulan para perajin binaannya, baik ke tingkat provinsi, nasional, hingga manca negara.

Ketua Dekranasda Kota Banda Ace,h Iswardani saat ditemui di showroom Dekranasda di Balaikota Banda Aceh. “Saat ini perajin binaan kami sudah ada di sembilan kecamatan,” katanya seraya melayani pengunjung yang datang.

Lanjutnya, selain produk di pajang galeri milik Dekranasda Kota Banda Aceh, produk-produk unggulan perajin di Kota Madani juga dipajang di- showroom Taman Sari dan di lantai II Pasar Aceh.

Iswardani menyebutkan, ada tujuh produk unggulan Dekranasda Kota Banda Aceh, yakni kain batik, tenun, bordir,  kerajinan rotan, makanan/kue khas Aceh, produk olahan kopi, dan produk olahan ikan.

Untuk produk jadi berbahan batik, tenun, dan bordir bermotif Aceh yang dipajang di sini antara lain pakainan, mukena ,dan tas. Sementara dari kerajinan rotan, ada rak dan keranjang. Untuk produk makanan ada kue kara, kue Malinda, asamk, bolu ikan (boi), dan lain-lain, sebutnya, beberapa waktu lalu di Banda Aceh.

“Ada pula kopi sachet instan, abon ikan tuna dan kerupuk tiram. Kami juga punya satu produk unggulan yang berhasil meraih penghargaan pada pameran tingkat provinsi beberapa waktu lalu di Sabang, yakni sere jahe instan,” sebut Iswardani.

Ia menambahkan, selain kerap dibeli oleh para pegawai yang berkantor di Komplek Balaikota Banda Aceh, produk-produk tersebut juga diserahkan sebagai cenderamata oleh Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE kepada tamu yang berkunjung ke Banda Aceh, baik tamu dari dalam maupun dari luar negeri.

“Secara otomatis, itu menjadi ajang promosi produk-produk unggulan Kota Banda Aceh ke luar daerah hingga ke manca negara, dan berimbas pula pada peningkatan pendapatan perajin binaan kami,” tutupnya.

Membaiknya kondisi perekonomian di Banda Aceh  ditunjukkan dengan terus meningkatnya jumlah industri kecil dan menengah dari 5,861 pada 2012 menjadi 5,933 di 2013. Dari jumlah itu sebagiannya adalah para perajin binaan Dekranasda Kota Banda Aceh. (zoel m/*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *