Rilis Film Dokumenter,
Dari Semes7A untuk Kita Menjaga Bumi

AcehNews. Net – Semes7a, film dokumenter tentang alam, rilis di bioskop-bioskop Indonesia pada 30 Januari 2020 lalu.

Semes7a berkisah tentang tujuh sosok di tujuh provinsi Indonesia yang bergerak memelankan dampak perubahan iklim. Para sosok ini merawat alam Indonesia atas dorongan agama, kepercayaan, dan budaya masing-masing.

Dalam agama misalnya, kita belajar perspektif agama di antaranya Islam, Kristen, dan Hindu, tentang bagaimana hubungan manusia dengan alam. Adapula cara para perempuan turut menjaga alam dengan caranya.

Melalui rangkaian kisah tujuh sosok inspiratif ini, Semesta mengajak Anda berkeliling nusantara dan menikmati kekayaan alamnya.

Kisah berawal dari titik ujung barat (Aceh) hingga titik ujung timur (Papua) Indonesia. Tokoh yang terlibat dalam film dokumenter ini adalah Almina Kacili, Tjokorda Raka Kerthyasa, Marselus Hasan, Muhammad Yusuf, Agustinus Pius Inam, Iskandar Waworuntu, dan Soraya Cassandra.

Film dokumenter Semes7a, berada dalam arahan sutradara Chairun Nissa. Film ini merupakan dokumenter dengan durasi panjang terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia Tahun 2018.

Meskipun tidak tayang di semua bioskop, film ini cukup direkomendasikan untuk ditonton tahun ini, 2020. Khususnya bagi kamu, kaum milinial yang akan mewarisi bumi dengan kedamaian, rasa aman, dan cinta pada alam semesta.

Lima Catatan Penting

So, ada beberapa catatan tentang film Semes7a yang dianggap penting oleh AcehNews. Net untuk direnungi dan dilakukan:

1. Tujuh sosok di tujuh provinsi Indonesia sudah bergerak untuk memelankan dampak perubahan iklim dari diri mereka sendiri.

2. Di Indonesia saja, ada puluhan orang orang yang sudah bekerja untuk menjadi khalifah di bumi ini. Puluhan tahun mereka kerjakan itu. Lantas, kita? Sudah jadi bagian mana? Hidup bukan hanya urusan ke atas (dengan Tuhan), tetapi urusan dengan alam juga, bagaimana merawat dan menjaga alam untuk diwarisi kepada penghuni selanjutnya.

3. Alam menyediakan banyak untuk kita, lantas apa yang sudah kita lakukan untuk alam?

4. Thayib : baik dan mulia. Itu yang Islam ajarkan. Jadi, sejauh mana nih sudah memasukkan makanan/minuman yang thayib dalam tubuh kita? Sudah sejauh mana ? Bukan hanya soal kehalalan dan dari mana makanan itu berasal tapi apakah setelah dimakan bermanfaat bagi tubuh? Apakah bisa diurai kembali setelah dimakan? Alam adalah kesinambungan, keberlanjutan, regenerasi.

5. Alam tidak berubah terus beregenerasi. Manusia butuh alam, jika ingin tetap tinggal di bumi maka manusia harus berubah untuk menjaga bumi bukan sebaliknya.

Intinya, apapun agamanya, jenis kelamin, usia, manusia wajib menjaga bumi untuk tetap bisa tetap tinggal di bumi, dengan aman, nyaman, dan lestari. (Nita Juniarti)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *