Aplikasi Elsimil, Penurunan Stunting Sasar Calon Pengantin

BANDA ACEH | AcehNews. Net – Penyiapan Perencanaan Kehidupan Berkeluarga bagi remaja sebagai calon orangtua, melalui edukasi Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan gizi, sangat berperan penting untuk mengurangi angka stunting di Aceh.

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Sahidal Kastri di Banda Aceh, Kamis (22/12/2021).

Menurut Sahidal mengapa remaja memiliki peran yang sangat penting dalam menurunkan angka stunting di Indonesia karena remaja sangat berkontribusi melahirkan anak stunting.

Papar Sahidal, Data Riskesdas 2018 menunjukkan, 8,7 persen remaja usia 13-15 tahun dan 8,1 persen remaja usia 16-18 berada dalam kondisi kurus dan sangat kurus. Hasil Global Health Survey 2015 menunjukkan, penyebab tingginya angka stunting antara lain karena remaja jarang sarapan, dan 93 persen kurang makan serat sayur buah. Ditambah angka pernikahan remaja di Indonesia masih tinggi.

Remaja, kata Sahidal, belum paham tentang pentingnya gizi dan stimulasi yang tepat. Remaja Indonesia, jelasnya, menikah diusia anak dan hamil diusia muda. Akibatnya remaja wanita yang masih memerlukan gizi untuk tumbuh dan tinggi, akan kekurangan gizi, sebab asupan gizinya akan diberikan kepada janin yang dikandungnya.

Selanjutnya, Kaper BKKBN Aceh mengatakan, sangat berkaitan sekali antara stunting dan remaja. Terutama remaja-remaja yang dipersiapkan sebagai calon pengantin. Tiga bulan sebelum menikah, BKKBN kini memiliki aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil). Elsimil, jelasnya lagi, aplikasi yang berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin dalam rangka penanganan stunting.

“Ini merupakan strategi pencegahan stunting dari hulu dengan screening edukasi kesehatan reproduksi dan gizi serta pendampingan bagi calon pengantin. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan penurunan stunting adalah memastikan setiap calon pengantin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil,” ungkap Sahidal.

Selain itu ia juga mengatakan, remaja harus mempersiapkan kehidupan berkeluarga dengan baik. Tidak saja secara ekonomi, mental, juga kesehatan reproduksi. “Remaja kita harus mengetahui usia ideal dan sehat perkawinan, wanita usia 21 tahun dan pria 25 tahun. Pendewasaan Usia Perkawinan ini penting diketahui remaja kita,” demikian tutup Sahidal. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *