2014, Kasus DBD di Aceh Capai 2.208 Kasus  

BANDA ACEH – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Aceh setiap tahunnya terus meningkat, pada 2014 mencapai 2.208 kasus,  hal itu disebabkan masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.

“Meningkatnya angka penderita DBD di Aceh, tidak lepas dari kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungannya,”ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Aceh, dr Abdul Fatah, Kamis (5/2/2015) di Banda Aceh.

Sebut dia pada 2014 saja, sudah ditemukan 2.208 kasus penderita penyakit akibat diserang nyamuk aedes aegypti, dan tujuh orang meninggal dunia. Menurutnya, untuk mencegah hal itu sangat mudah, yakni dengan selalu menjalankan 3 M+ (Menguras, Menutup dan Mengubur).  Jelasnya, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, serta mengubur barang-barang bekas.

“Sedangkan (+) plusnya itu melindungi badan dengan reflen atau obat oles anti nyamuk,  menyemprot pestisida pada tanaman, supaya nyamuk tidak mudah tumbuh,” jelasnya.

Dia merincikan, dalam kurun waktu 2014, pihaknya menemulan 2.208 kasus DBD di Aceh, serta meninggal dunia tujuh orang. Itu mengalami peningkatan, dibandingkan 2013 hanya 1.369 kasus, tapi yang meninggal 13 orang.

“Ini ada peningkatannya hampir mencapai 600-an kasus. Dan 2014 ini paling mencolok peningkatannya,” sebutnya.

Sementara, dilihat dari kabupaten/kota di Aceh, yang paling tinggi pada 2014 itu Aceh Tengah dengan 350 kasus, disusul Banda Aceh 299 kasus,  Aceh Besar 260 kasus, Aceh Tamian 159 kasus dan Lhokseumawe 129 kasus. Sedangkan Bener Meriah dan Gayo Lues, sebut Abdul Fatah tidak ditemukannya kasus DBD.

Untuk mengurangi kasus DBD di Aceh, pihaknya meminta masyarakat harus sadar membersihkan ruang lingkupnya. Kemudian, diminta pemerintah bisa menghidupkan kembali program Jumat bersih, yaitu dengan menggalakkan gotong royong di setiap desa (gampong). (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *