Burung Pipit Serang Tanaman Padi Petani Peukan Bada

BANDA ACEH – Memasuki masa panen padi di persawahan, kawasan Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, dalam bulan ini, membuat para petani di beberapa perkampungan itu merasa resah. Akibat banyaknya hama burung pipit memakan biji padi yang mulai menguning.

Pantauan AcehNews.net Kamis (22/1/205), di persawahan warga, di beberapa gampong (desa) di Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, seperti Gampong Lam Manyang dan Lamteh, yang sudah mulai panen, untuk mengantisipasi hama burung menyerang tanaman padi, warga selain memasang orang-orangan, juga jaring serta tali nilon ukuran kecil menutupi atas persawahannya.

Warga Peukan Bada yang rata-rata petani dan juga nelayan itu, memasang jaring nilon di atas petak sawahnya disaat padi mulai berbiji. Hal itu dilakukan setiap tahun, guna mengatasi serangan hama burung.

“Kalau kita tidak memasang jaring, habis semua biji padi dimakan burung pipit,” kata seorang warga Gampong Lamteh, Nasruddin (60), sambil memotong padinya, karena sebagian petani di perkampungan itu sudah mulai panen.

Menurutnya, dengan dipasangnya jaring menjelang masa penen, warga dengan leluasa tidak harus mengawasi padinya. “Biasanya harus diawasi. Tapi kalau sudah pasang jaring, paling kita pantau sekali-sekali,” tutur Nasruddin, yang tahun lalu mengalami kerugian saat panen karena kekeringan.

Begitu juga yang dikemukakan seorang petani Gampong Lam Manyang, Abdul Wahab, di persawahan perkampungannya yang memiliki luas sekitar 60 hektare lebih itu, juga saat menjelang masa panen harus memasang jaring.

“Hama burung luar biasa banyak tahun ini,” kata dia yang tahun sebelumnya tidak memasang jaring, sehingga hasil panennya tidak terlalu maksimal.

Untuk mengantisipasi hama burung, baik Nasruddin maupun Abdul Wahab, serta petani di perkampungan di Kecamatan Peukan Bada, mengharapkan adanya solusi dari pemerintah terkait. Petani di sana berharap, pemerintah bisa turun kesawah dan melihat langsung kondisi tersebut. Serta mencari solusi untuk mengatasi hama burung yang menyerang biji padi yang akan siap di panen tidak berapa lama lagi.

Sementara, Keuchik Gampong Lam Manyang, Afrizal, juga mengharapkan kepada pemerintah di kabupaten, membantu petani di desanya. Jika tidak kata dia, banyak padi warga diserang hama. Apalagi biaya bercocok tanamam itu sangat tinggi, minimal itu menghabiskan dana Rp3 juta.  (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *