TAKENGON | AcehNews.net -Jalan lintas nasional yang terletak di Kampung Pendere Saril, Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, kondisinya rusak parah; berlubang dan berlumpur (saat musim hujan).
Jalan nasional ini sudah bertahun-tahun kondisinya seperti ini dan karena itulah warga di desa setempat menanam pohon di tengah badan jalan, pada 16 Juni 2018 lalu dan hingga sekarang Ahad (24/6/2018), sebagai bentuk protes dan kecewa terhadap kondisi jalan di desa mereka yang tak kunjung diaspal.
Penanaman pohon pisang, menurut warga sekitar, juga merupakan bentuk sindiran terhadap dinas terkait, lantaran jalan nasional sudah bertahun-tahun kondisinya rusak.
Salah satu penguna jalan yang melintas Amri yang menetap di Banda Aceh dan saat lebaran dia kembali ke tanah kelahirannya ini menyebutkan. Dirinya sangat kaget dengan kondisi jalan yang rusak parah ini, lantaran dengan jalan yang rusak seperti itu menyebabkan kemacetan panjang di lintas nasional tersebut.
“Saya sangat kaget pertama datang kemari, kondisi jalan itu semakin hari semakin rusak saja, tahun yang lalu saya mudik kemari dan melintasi jalan ini kondisi jalannya tidak terlalu parah rusaknya. Namun ini sangat parah rusaknya,” ujarnya Sabtu kemarin (23/06/2018).
Dia melanjutkan, dengan kondisi jalan yang rusak seperti ini, seharusnya pihak dinas terkait melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Aceh, untuk mencari jalan keluar mengenai kondisi jalan nasional tersebut.
“Seharusnya pihak dinas terkait harus melakukan koordinasi dengan provinsi, mengenai kondisi jalan ini, masak dinasnya diam saja tanpa ada koordinasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kadis PUPR Kabupaten Aceh Tengah Subhandhy, saat dikonfirmasi AcehNews.net via phone menjawab, jalan tersebut merupakan jalan nasional yang saat ini dalam proses pengerjaan yang penanggungjawabnya adalah Balai Penanganan Jalan Nasional (BPJN) I Aceh di Banda Aceh.
“Keluhan masyarakat sudah kami sampaikan pada BPJN bahkan beberapa bulan lalu sudah pernah ditangani oleh Pemda secara gotong royong mengingat tanggung jawab kita hanya ruas jalan kabupaten dan sebelum ditangani Pemda kondisi jalan jauh lebih buruk beberapa tahun kebelakang,” jelas Subhandhy.
Lanjut dia, dan konfirmasi terakhir kepada dinasnya, pihak terkait, akan melanjutkan pekerjaannya, pengerasan dan pengapaslan jalan, setelah 10 hari Idul Fitri. “Ini dilakukan, agar tidak menghambat arus mudik dan arus balik,” demikian pungkas Kadis PUPR Kabupaten Aceh Tengah. (el/saniah ls)