Wow! Semenit, Bumi Hasilkan 3 Juta Sampah Masker Wajah

AcehNews. Net – “Ketika masker wajah dibuang, barang tersebut dapat merusak lingkungan dan hewan yang juga hidup di bumi”. Ashley Fruno

Virus Corona sejak kemunculannya meresahkan masyarakat hingga saat ini. Pandemi Covid-19 menyebabkan produksi dan penggunaan masker sekali pakai meningkat.

Merusak Lingkungan?

Masker wajah telah digunakan untuk mencegah penyebaran virus corona dalam setahun terakhir. Karena, penggunaan masker salah satu tindakan pencegahan efektif untuk melindungi diri.

Sayangnya, masker wajah yang terbuat dari mikrofiber plastik bisa berkontribusi pada masalah plastik yang sedang berlangsung di dunia.

Dikutip Acehnews. Net di Suara.com, penelitian baru menemukan hampir 130 miliar masker wajah digunakan setiap bulannya secara global. Artinya, ada sekitar tiga juta masker yang dibuang per menitnya.

Tetapi, kebanyakan masker wajah yang harus dibuang atau sekali pakai ini terbuat dari mikrofiber plastik dan tidak ada pedoman tentang daur ulang masker.

“Pada situasi ini penting untuk memahami potensi ancaman lingkungan dan mencegahnya menjadi masalah plastik berikutnya,” kata para peneliti dari Universitas Denmark Selatan dan Universitas Princeton dikutip dari Fox News.

Pada 2019, Kementerian Kesehatan melaporkan sekitar 295 ton/hari limbah medis. Sementara sepanjang pandemi Covid-19, meningkat 30 persen. Salah satunya masker sekali pakai.

Ashley Fruno dari kelompok hak asasi hewan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) seperti dikutip CNA menyebutkan, “ketika masker wajah dibuang, barang tersebut dapat merusak lingkungan dan hewan yang juga hidup di bumi”.

Ada beberapa peristiwa akibat dari masker sekali pakai ini. Di Malaysia, monyet kecil terlihat sedang mengunyah tali masker yang sudah menjadi sampah. Lalu di Inggris, seekor burung camar tidak bisa bergerak selama seminggu karena kakinya tersangkut di tali masker sekali pakai.

Selain itu, Masker sekali pakai, jika tidak dibuang dengan benar akan berbahaya karena mengandung zat kimia. Hal ini di sebutkan oleh Elvis Genbo Xu,

Ahli toksik dari Universitas Denmark Selatan menyebutkan, “tetapi kami tahu bahwa, seperti sampah plastik lainnya, masker sekali pakai juga dapat menumpuk dan melepaskan zat kimia dan biologi berbahaya, seperti bisphenol A, logam berat, serta mikro-organisme patogen”.

Pengelolaan Sampah Masker

Kementerian Lingkungan Hidup dan  Kehutanan telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2020 tentang Pengelolaan Limbah Infeksius (Limbah B3) dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona Virus Disease (cOVID-19) termasuk di dalamnya pedoman pengelolaan masker sekali pakai.

Berdasarkan pedoman dari Kementerian Kesehatan, langkah-langkah pengelolaan masker bekas dari masyarakat yaitu, mengumpulkan masker bekas sekali pakai,
melakukan desinfeksi terhadap masker bekas tersebut.

Desinfeksi masker bisa dilakukan dengan merendam masker dalam larutan desinfektan, klorin, atau pemutih.

Kemudian juga dapa merubah bentuk masker. Artinya, setelah dilakukan desinfeksi, masker harus digunting atau dirusak agar tidak dimanfaatkan kembali.

Membuang masker wajah ke tempat sampah domestik setelah dibungkus plastik yang rapat. Sesuai dengan edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, apabila Pemerintah telah menyediakan tempat sampah/drop box khusus masker di ruang publik, masyarakat bisa membuang masker sekali pakai tersebut di tempat sampah khusus masker yang telah disediakan.

Selanjutnya dapat mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah melakukan pengelolaan masker. Jika permasalahan sampah masker wajah menjadi masalah serius bagi bumi di masa pandemi Covid-19, maka hal di atas bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi. (Nita J/dari Berbagai Sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *