Terinspirasi Penjual Sayur Keliling, Putera Papua Jago Bahasa Jawa ini Jual Buah dengan Sepeda

MERAUKE | AcehNews.net – Baru-baru ini viral di media sosial seorang pemuda Papua suku marind di Merauke fasih melafalkan bahasa jawa. Kecakapannya berbahasa Jawa halus membuat orang geleng kepala.

AcehNews.net saat menemui pemuda Papua suku marind bernama Yulius Bahari S, Rabu (16/12/2020) siang itu melihat ada semangat yang menggelora. Ditengah gemericik hujan deras, Ia tetap menata buah-buahan dalam keranjang yang dibonceng diatas sepeda. Dia mengaku sejak pagi sudah berkeliling kota Merauke menjual buah-buahan milik bosnya yang merupakan teman semasa SMA.

“Saya hobi jualan keliling, terinspirasi melihat mas-mas becak (penjual sayur, red). Jualan pakai motor, kayaknya enak kalau saya jualan becak (sayur, red). Kebetulan saya tanya teman di pasar buah (tentang lowongan kerja, red). Ditawarkan jualan buah keliling (pakai sepeda, red), Saya senang karena jualan keliling bisa mengenal banyak orang juga, Bu (wartawan, red),” tuturnya.

Jika di wilayah kota mulai sepi, Yulius memilih keliling jualan buah ke wilayah pinggiran kota Merauke seperti Wasur dan sekitarnya. Sekitar satu bulan bekerja menjadi penjual buah keliling dengan sepeda dan mendadak viral, pria kelahiran 1986 itu mengaku kaget dan bingung.

“Perasaan pertama, Saya bingung lho kok tiba-tiba baca di FB teman sampai wow gitu. saya tidak punya FB, sampai ada dari orang-orang perusahaan mengajak kerja tapi saya bilang ‘maaf Pak bukannya saya menolak tapi sudah enakan begini’. Kalau kerja (menjual buah keliling, red) begini enak, bisa parkir dimana saja, ngopi dan ngobrol. Sebelumnya saya pekerja keras, jadi kuli bangunan, ngaduk-ngaduk semen,” ungkapnya.

Anak bungsu dari Yance Supusepa dan Theodora Mahuze ini lahir di kampung Toray, Distrik Sota, Kabupaten Merauke menamatkan Pendidikan di SD Inpres Jagebob 2, SMP Negeri 10 Jagebob dan SMA Negeri 2 Merauke.

Saat baru lahir di kampung perbatasan RI-PNG, ia bersama orangtuanya ikut program pemerintahan Presiden Soeharto yakni transmigrasi sehingga pada tahun 1986 pindah di Kampung Angger Permegi, Jagebob. Dari situ, Yulius kecil sudah bertemu dan menyatu dengan anak-anak pendatang yang mayoritas berasal dari Jawa.

“Bisa Bahasa Jawa meliwis, taseh alit kaleh tiang jawi sedanten (bisa Bahasa Jawa tulen karena sejak kecil hidup bersama orang-orang jawa),” ucapnya seraya mengakui karena kefasihannya berbahasa Jawa kini ia mendapat hadiah satu unit sepeda Polygon dari manager Sumber Mas.

Dikesempatan yang sama, pemilik dagangan buah yang menjadi bos dari Yulius bernama Siti merasa senang mendengar karyawannya yang adalah teman sekolah semasa SMA itu mendadak terkenal. Bahkan, dagangannya diburu pelanggan, sehari bisa memperoleh Rp2 juta saat viral, sedangkan hari biasanya hanya mendapat Rp500 ribu.

“Awalnya dia (Yulius, red) minta kerja, tetapi mau kerja apa di sini. Akhirnya ada solusi bagaimana kalau jualan buah keliling, diam mau. Yang dijual ada apel, semangka, buah naga, buah pir. Dia yang keliling, Alhamdulillah terbantu. Jualan yang dibawa Mas Yulius banyak terjual, di sini (pasar buah, red) animo pembeli biasa saja,” pungkas perempuan berkerudung asal Kurik ini. (Hidayatillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *