Strategi Sukses Wiraland Takeover Proyek Mangkrak

MEDAN | AcehNews. Net – Minimnya kapabilitas pengembang mengelola tim penjualan, kurangnya memahami strategi pemasaran, dan minim inovasi produk, menyebabkan sejumlah proyek perumahan terpaksa berhenti di tengah jalan.
Hal itu diungkapkan founder sekaligus CEO dan CMO Wiraland, Michael Wirawan melalui sambungan telepon, Selasa (22/6/2021).

Mayoritas kegagalan biasanya salah dalam tahap analisa proyek, misal: analisa harga pembelian, salah membaca pergerakan kompetitor, dan minimnya pengetahuan tentang harga tanah, sebutnya.

Sudut lingkungan Givency One. | Ist

Michael memaparkan, akuisisi proyek-proyek yang macet di tengah jalan oleh pihaknya dimulai pada 1995 hingga kini atau sudah berlangsung selama 26 tahun. “Selalu berkolaborasi dengan mitra terbaik merupakan kunci sukses Wiraland selama ini dalam menghidupkan properti mangkrak hingga memiliki nilai jual,” akunya.

Selain bermitra dengan beberapa pihak, Wiraland menerapkan strategi 3R, yakni: Re-Manage (mengelola kembali sistem manajemen lama, menyusun ulang struktur organisasi, marketing tools, dan penerapan penjualan kreatif dan inovatif); Re-Branding (mengubah citra dengan perubahan nama proyek dan logo, nama pengembang, konsep pemasaran kebaruan, dan melakukan promosi melalui media digital dan konvensional), dan Re-Financing (mengelola keuangan dengan manajemen keuangan sehat dan transparan)

Dijabarkannya, hal pertama yang harus dilakukan ketika telah men-take-over proyek adalah memperbaiki infrastruktur dan desain arsitektur. Desain arsitektur sangat menentukan minat pembelian. Developer harus pintar-pintar menawarkan
produk dengan desain yang sedang populer serta sesuai selera konsumen, ujarnya.

Sudut lingkungan Mayfair Residence. | Ist

Michael juga mengungkapkan dalam bisnis properti, tim penjualan memegang peran penting. Menurutnya, faktor ketidakberhasilan lainnya sebuah proyek properti disebabkan pengembang tidak memiliki tim penjualan (sales force) yang andal dan cakap dalam mengubah persepsi menjadi konversi penjualan.

“Padahal tim penjualan dan pemasaran adalah garda depan dan ujung tombak sebuah bisnis. Mereka harus dibina dan diberi pembekalan yang cukup sebagai “amunisi”. Selain itu sebagai developer wajib memiliki kemampuan melihat peluang,” ujarnya mengingatkan.

Informasi lebih lengkap tentang Wiraland dapat dilihat melalui website wiraland.com.(echi/ril)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *