Sabang Top nya Even Freediving Internasional

Screenshot Sabang International Freediving Competition 2019/Ist

Screenshot Sabang International Freediving Competition 2019/Ist

AcehNews. Net – Apa yang terlintas pertama kali saat akan berkunjung ke Kota Sabang? Menyelam. Ya, Pulau Weh Sabang, memang ‘surga’ bagi diver pemula maupun profesional yang ingin menjelajahi keindahan bawah laut Sabang yang menyimpan sejuta pesona. Tak salah jika setiap tahun Freediving Competition digelar di Sabang, karena bahari Sabang destinasi wisata potensial bagi divers.

Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh setiap tahun menggelar Sabang International Freediving Competition, yang sudah di mulai sejak 2017 dan kini sudah memasuki tahun ketiga dalam Kalender Even Pariwisata Aceh.

Screenshot Sabang International Freediving Competition 2019/Ist

Even Sabang International Freediving Competition 2019 telah berlangsung sukses yang digelar pada 2-7 November 2019 lalu berlokasi di Pantai Balohan, Sabang. Ini adalah SIFC yang ketiga kita gelar bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata RI, Pemko Sabang, dan BPKS.

“Kita ingin SIFC 2019 akan menghasilkan perpaduan antara sukses dan fun, khususnya untuk mereka yang mencari tantangan dan petualangan di spot diving,” kata Kadisbudpar Aceh, Jamaluddin, beberapa waktu lalu.

Ada 40 divers dari 17 negara yang akan ambil bagian di SIFC 2019, sebut Jamaludin. Even ini menjadi saksi bagaimana alam bawah laut Sabang, ‘surga’ bagi freedivers dunia.

Sabang International Freediving Competition 2019 memperlombakan tiga kategori, Constant Weight (CWT), Free Immersion (FIM), dan Constant Weight No Fins (CNF). Diharapkan akan menjadi momen terbaik lainnya dalam mempromosikan Aceh sebagai destinasi wisata yang layak dikunjugi oleh wisatawan sebagai destinasi yang aman, nyaman, dan menawan.

Para Juara Sabang International Freediving Competition 2019 berfoto bersama Kabis Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani/Ist

Penyelenggaraan Sabang International Freediving Competition 2019 juga menjadi salah satu upaya untuk mempromosikan daya tarik wisata bawah laut Aceh.

“Pada penyelenggaraan even ini, kedalaman laut di pantai yang nyaris tidak berarus dan bergelombang menjadi daya tarik yang ideal bagi para pelaku wisata dan para divers dalam maupun luar negeri,” ujar Kadisbudpar Aceh, Jamaludin.

Ia juga mengatakan Sabang memiliki lokasi yang ideal untuk freediving. Lokasi penyelaman tersebut berada di Pantai Teluk Balohan, berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai dengan kedalaman mencapai sekitar 120 meter.

“Sangat jarang ditemui lokasi penyelaman khusus freediving yang potensial seperti ini, maka ini merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Sabang dan layak kita manfaatkan untuk kemudian kita promosikan. Kegiatan freediving ini merupakan sebuah kejuaraan kelas dunia,” ujarnya lagi.

Jamaluddin juga mengatakan, Sabang dengan lokasi penyelaman di Teluk Balohan tersebut sudah dikenal para penyelam karena bisa diselami tanpa tabung oksigen.

Selain itu juga sudah menjadi lokasi rutin yang dikunjungi para penyelam untuk sekadar menjajal atau berlatih freediving sebelum pelaksanaan kejuaraan digelar setiap tahunnya.

Lama tinggal wisatawan freediving yang utamanya dari Malaysia, Singapura, beberapa dari Eropa, dapat mencapai sekitar 20 hari atau lebih. Waktu tinggal para wisman yang lama ini sudah menggerakkan perekonomian daerah, karena selama di Sabang, mereka mengeluarkan biaya-biaya akomodasi, makan dan minum, sewa alat transportasi termasuk motor, dan lain sebagainya.

Mengenai potensi pariwisata laut di Sabang, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata, Indroyono Soesilo, mengatakan, pihaknya mendukung penyelenggaraan SIFC 2019 yang merupakan kejuaraan kelas dunia.

Menurutnya, Sabang punya potensi bahari yang indah dan sudah dikenal bukan hanya oleh penyelam freediving. Para penyelam rekreasi yang menggunakan tabung oksigen sudah jauh lebih dulu mengetahui keindahan bawah air Sabang.

Sejak diadakan kejuaraan freediving pada 2017, saat ini di Sabang sudah ada dua dive center yang membuka fasilitas pelatihan freediving bersertifikat. Untuk itu Kemenpar akan terus mendorong kepada pihak-pihak terkait agar dapat mempersiapkan pelatihan tersebut sehingga makin banyak SDM yang punya keahlian freediving di Sabang.

Screenshot Video Sabang International Freediving Competition 2019/Ist

Freediving diharapkan akan menyejahterakan masyarakat Sabang dan Aceh. Industri pariwisata yang alamiah akan segera tumbuh di Sabang dengan cepat. Terutama divers yang kuat menyelam lama, yang akan lahir dari para pemuda Sabang dan hal ini diyakini juga spot freediving ini tidak saja membuat Sabang, tetapi Aceh dan Indonesia semakin kaya. Khususnya untuk urusan destinasi wisata bahari. Karena wisatawan memiliki banyak pilihan untuk menyelami kekayaan bahari di Sabang khususnya dan laut lainnya di tanah air.

Tidak hanya itu, freediving berbeda dengan olahraga lain. Karena atlet membutuhkan waktu adaptasi hingga berhari-hari. Ini sangat menguntungkan bagi pariwisata.

“Even tahunan di Sabang ini bertujuan untuk meningkatkan pariwisata bahari dengan menjadikan Sabang sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia.
Dengan terlaksananya even ini diharapkan Sabang dapat tampil sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia bagian barat. Sehingga pariwisata Sabang dapat berkontribusi dalam mewujudkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia,” imbuh Jamaludin.

Meningkatkan Perekonomian

Dalam upaya memperkuat promosi potensi wisata bawah laut Sabang, Disbudpar Aceh menggelar Sabang International Freediving Competition 2019. Kegiatan yang berlangsung pada 2-7 November 2019, di Teluk Balohan, Kota Sabang tersebut, sekaligus untuk mendongkrak perekonomian masyarakat dan daerah.

Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani mengatakan, even Sabang International Freediving Competition 2019 merupakan kegiatan berkelanjutan pasca event akbar Sail Sabang 2017.

Sabang International Freediving Competition 2019, sembutnya, diikuti 40 freediver international dan 40 krue dari 17 negara. Di antaranya Korea, Malaysia, Taiwan, Meksiko, Eropa, Amerika, dan Selandia Baru.

Menurut Rahmadhani, para peserta sudah hadir ke Sabang sekitar tiga minggu sebelum kegiatan berlangsung. Mereka melakukan berbagai training dan penyesuaian.

“Kegiatan ini digelar untuk memperkuat promosi potensi wisata bawah laut Sabang dan mendongkrak perekonomian setempat,” katanya lagi.

Secara ekonomi, lanjut Rahmadhani, setiap hari peserta bisa menghabiskan sekitar USD80. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat setempat.

“Secara matematis, dengan jumlah peserta dan kru, dikalikan dengan jumlah hari mereka menetap di Sabang, maka akan menghasilkan perputaran uang yang luar biasa,” sebutnya.

Ia melanjutkan, angka tersebut belum termasuk biaya training yang dikeluarkan setiap kali peserta melakukan penyelaman, yaitu sekitar USD35.

Sabang International Freediving Competition merupakan pagelaran paling ditunggu-tunggu para penyelam nasional dan internasional. Para penyelam tak hanya bisa menikmati keindahan dan kesunyian laut dengan nafas tunggal saja. Mereka juga bisa menjelajahi taman bawah laut yang mempesona. Lebih dari 20 spot diving dengan berbagai tingkatan di Sabang.

Freediving 2019 disambut positif oleh Pemerintahan Kota Sabang. Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang, Faisal berharap, dengan adanya even ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan semakin mengukuhkan posisi Sabang sebagai gerbang destinasi wisata bahari di mata dunia Internasional.

Selain itu, untuk menyukseskan even ini, Pemerintah Kota Sabang turut memeriahkan dengan bazar wisata dan ragam hiburan kesenian daerah. Kata Faisal, peserta Sabang Freedive 2019 merupakan atlet-atlet pengukir prestasi kelas dunia, yang tidak saja menikmati kehindahan alam bawah laut Sabang, tetapi juga disuguhkan kuliner dan ragam seni-budaya masyarakat setempat.

Spot Diving
Sabang yang dikenal para divers dengan sebutan Pulau Weh, pulau paling ujung di Sumatera, sangat kaya spot menyelamnya dan malah salah satu terbaik di Indonesia dan dunia.

Terdapat sedikitnya  20 spot penyelaman yang tersebar di Pulau Weh. Hal ini jelas menjadi salah satu mengapa setiap tahun even Sabang International Freediving Competition selalu diminati para penyelam dari dalam maupun luar negeri.

Berikut beberapa spot penyelaman terbaik di Pulau Weh Sabang:

1. West Seulako
Spot penyelaman ini berada di sisi barat Pulau Rubiah. Spot menyelam yang banyak ditemuai berbatuan yang ditumbuhi karang dengan landasan berpasir ini sering dikunjungi wisatawan ini air lautnya jernih dan terdapat banyak jenis ikan warna warni di sini. Kemudian, menyelam lebih kebawah, pada kedalam sekitar 14 meter, ke arah Arus Paleeh, para penyelam akan menemukan overhang berbentuk goa yang indah.

2. Arus Balee
Arus Balee merupakan spot menyelam yang berada di antara Pulau Seulako dan Pulau Rubiah. Spot ini memiliki dua arus yang berbeda (arus channel). Di sepanjang wall, penyelam akan menemukan karang, muray, schooling ikan bahkan gurita. Kalau beruntung, bisa bertemu dengan blue spot stingray.

3. Rubiah Jetty
Rubiah jetty menjadi spot menyelam saat malam hari yang paling digandrungi. Sebab arusnya tidak terlalu kencan dan air lautnya jernih, sehingga divers bisa melihat berbagai jenis terumbu karang dan biota lautnya di malam hari.

4. Sophie Rickmers
Sophie Rickmers adalah ikonnya spot diving di Sabang. Di Wreck Shopie Rickmers, kita akan bertemu dengan kapal karam yang sudah ada sejak zaman Perang Dunia II. Lokasi bangkai kapal milik Jerman ini berada di kedalaman sekitar 50-70 meter. (adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *