Polisi Gelar Insinyur di Merauke, Mengayomi dan Memberdayakan Pemabuk, Pemulung, dan Mahasiswa dengan Home Industri

MERAUKE | AcehNews.net – Tugas seorang polisi, “Melindungi, Mengayomi, dan Melayani Masyarakat”. Polisi yang memiliki keterampilan dari gelar kesarjanaannya, tidak saja berazas pada kata 4M itu saja. Ia akan memberdayakan masyarakat di daerah tugasnya, mandiri dan perekonomiannya meningkat guna menuntaskan kemiskinan.

Di pedalaman Merauke dan pinggiran kota, masyarakat kampung (desa) sulit menata kehidupan. Terutama masyarakat Papua yang masih berkutat dengan kehidupan jauh dari kecukupan. Pengangguran dan keterbatasan ekonomi menjadi salah satu penyebab tindakan kejahatan (kriminalitas) seperti mabuk hingga membuat kacau di lingkungan sekitar.

Home Industri Polres Merauke.  | Hidayatillah

Home Industri Polres Merauke. | Hidayatillah

Sore menjelang petang, Jum’at (19/2/2021) sekitar pukul 17.25 WIT, gemericik air hujan mulai mereda disambut semburat merah langit yang perlahan hanyut ke peraduan. Pria berbaju dinas polisi dan berpangkat AKBP itu, masih serius memberikan arahan, sesekali terlihat canda tawanya bersama para pemuda dan mama-mama Papua membuyarkan hawa dingin dengan kehangatan di sudut halaman Kepolisian Resort (Polres) Merauke, Papua.

Puluhan masyarakat dalam tenda pelatihan keterampilan home industri menyambut dengan mengurai segala keluhan kepada perwira menengah Polri dengan jabatan sebagai Kapolres Merauke. Pria low profil itu bernama, AKBP Ir. Ahmad Untung Surianata, MH atau yang lebih dikenal dengan nama AKBP Untung Sangaji.

Tubuh tegap berotot, tegas, dan disiplin itu, tidak membuat ‘sekatan’ dengan masyarakat setempat maupunn bawahannya. Ia tiada henti berpikir dan terus mentransfer ilmu dan pengalamannya kepada masyarakat dan bawahannya, agar lebih mandiri dan mawas diri.

“Saya ingin, masyarakat kita lebih mandiri perekonomiannya. Apalagi dengan kondisi perekonomian sekarang ini. Emang sih tidak mudah merubahnnya, tetapi saya akul yakin, semua pasti bisa, jika saling bekerjasama dan semangat gotong royong melakukan perubahan,” kata polisi yang pernah bertugas di Aceh dan Sumatera Utara ini kepada AcehNews. Net di Merauke.

Sekarang publik di tanah anim ha (Merauke, Mappi, Asmat dan Boven Digoel) mulai mengenal sosok polisi heroik yang gemar berbagi rezeki. Setiap bulan AKBP Untung Sangaji memberikan bantuan sosial beras sebanyak 700 karung disisipi sembako, masker maupun hand sanitizer. Ia tidak sendiri melakukannya, tetapi mengajak serta Ketua Cabang Bhayangkari Merauke, Ny. Ndari Untung Sangaji dan beserta Pejabat Utama (PJU) di lingkup Polres Merauke, ikut berempati dan berpastisipasi.

Polri dan TNI bersinergi. | Hidayatillah


Kapolres Merauke ini juga menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) di wilayah-wilayah pedalaman maupun Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia-Papua New Guinea (RI-PNG) untuk ikut berpartisipasi melaksanakan baksos kepada masyarakat agar semakin menjalin sinergitas dan soliditas antara TNI-Polri seperti yang digemakan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

“Kita tidak saja berbagi beras dan sembako, maupun masker kepada masyarakat yang membutuhkan. Polantas dijalanan juga melayani dan bersahabat dengan pengguna jalan dengan melakukan tindakan simpatik. Polisi bersahabat dengan masyarakat, melalui senyum, sapa, dan salam,” kata AKBP Untung Sangaji.

Kapolres Merauke memberi contoh sikap keteladanannya kepada bawahan dijajarannya, dengan menerapkan konsep polisi humanis yang telah disosialisasikan Mabes Polri maupun Polda Papua. “Saya dan seluruh personil Polres Merauke, bersama-sama, TNI dan Pemerintah Daerah, menggiatkan bakti sosial disamping tugas utamanya menjaga daerah dan pencegahan gangguan kriminalitas,” imbuhnya.

Terobosan Baru, Didik Pemabuk dengan Keterampilan

Kapolres Merauke, AKBP Untung Sangaji, mengajari keterampilan di home industri miliknya. | Hidayatillah

AKBP Untung Sangaji menjadi salah satu dari sekian banyak sosok polisi sipil humanis di Papua yang membagi waktunya untuk memberdayakan pemabuk, membuat kancing baju dari batok kelapa dan membuat minyak goreng dengan bahan dasar buah kelapa.

Dibalik sikapnya yang tegas, polisi ini ternyata friendly (ramah dam bersahabat) dengan masyarakat Merauke dan Orang Asli Papua (OAP). Mereka (masyarakat bermasalah dengan hukum) yang bermasalah dengan hukum, dibina dan diberdayakan selama dua bulan dalam tenda pelatihan keterampilan home industri di sudut kiri halaman Polres Merauke. Berbagai keterampilan diajarkan dengan harapan bisa mandiri secara ekonomi.

Dia mengajari belasan pemabuk dan mama-mama Papua asli suku marind (Merauke), Mappi, dan Asmat lainnya, sebelumnya bekerja sebagai peracik minuman keras (miras), diajari keterampilan.

Pun keterampilan bernilai ekonomis itu diajarkan juga kepada gadis cantik asli Papua asal suku Asmat dan Mappi, pemulung, dan pembantu rumah tangga, membuat kancing baju dari batok kelapa dan membuat minyak goreng dari buah kelapa.

Sekitar 70 orang terbagi dalam beberapa kelompok yang dilatih oleh polisi bergelar insinyur dan ber-magister hukum ini, mulai mahir memproduksi kancing baju unik batok kelapa dan minyak goreng kelapa. Berkat keuletan dan kesabarannya, kini masyarakat binaannya mulai terampil, menyatu dengan alat-alat canggih yang diberikan secara gratis.

“Pelatihan home industri ini (masyarakat, red) sudah ditahap 90 persen penguasaan terhadap peralatan, pengawetan, pelayanan terhadap peralatan itu sendiri dengan manusia serta penataan baik yang belum jadi sampai yang sudah jadi (produk, red),” tutur Kapolres Merauke kepada AcehNews.net disela-sela bercengkrama dengan masyarakat binaan pelatihan home industri, Juma’t sore (19/2/2021).

Lanjut AKBP Untung Sangaji, produk yang sudah jadi ditaruh ditempat yang siap dipasarkan. “Untuk kemasan dan merek sudah siap, tinggal menunggu izin yang sedang diurus oleh notaris,” terangnya.

Tantangan Mengajari OAP hingga Membuatkan Tabungan di Bank

Dulunya mereka yang laki-laki pemabuk dan ibu-ibu ada yang meracik miras. Kini mereka sudah mulai meningalkan krbiasaan buruk dan sudah enjoy (menikmati, red) pekerjaan barunya (home industri, red) yang justru menghasilkan.

“Saya sudah daftarkan mereka di salah satu bank, membuatkan rekening, sudah tercatat dan terekomendasi. Tinggal kita membagi diwaktu yang tepat,” terangnya lagi.

Saat ditanya tantangan mengajari warga yang notabene OAP, Polisi penerima sertifikat dan penghargaan dari minister for Communications Singapore dan Under Ambrella and Mission Sacre of United Nations dan A.D.C.A.I.T Bangkok ini memaklumi tantangan tersebut.

“Tantangan ini bagi saya keindahan yang patut nikmati. Memang tidak mudah merubahnya, tetapi semua butuh proses dan harus banyak sabar, biar pelan-pelan dirubah. Hingga mereka mengerti cara bekerja sambil makan (kunyah pinang) yang mulai dikurangi. Mereka mau mendengarkan dan mau diajak berhemat serta menabung. Saya senang,” ucap AKBP Untung Sangaji.

Ajun Komisaris Besar Polisi ini mengatakan, bagi yang malas, kami motivasi terus. “Kita beri terus semangat, sampai mereka tidak bosan dan menikmatinya. Dan Alhamdulillah masyarakat binaan kita akhirnya semakin rajin. Apalagi Papua taknlama lagi sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021. Banyak membutuhkan kancing banyak dari kita untuk pakaian. Sementara kita batasi peserta pelatihannya karena dimasa pandemi Covid-19, kita khawatir,” ucapnya lagi.

Galakkan Polisi Pi Ajar

Bersama anak-anak Papua. | Hidayatillah

Program Satgas Binmas Noken Polri yakni pendekatan kepada anak-anak di pedalaman Papua melalui “Polisi Pi Ajar” atau Polisi pergi mengajar dengan tujuan memberi trauma healing kepada anak-anak pedalaman Papua sangat diapresiasi oleh AKBP Untung Sangaji sehingga ia turut menggalakkan program tersebut bersama para Bhabinkamtibmas.

Baru-baru ini Kapolres telah membagikan buku tulis, buku gambar, buku mewarnai dan peralatan menulis kepada anak-anak pedalaman Papua di Kampung Rawa Biru, Distrik Sota, perbatasan Republik Indonesia dan Papua New Guinea (RI-PNG). Selain itu, Kapolres mengajak PJU dan PPA Polres Merauke mengajari anak-anak Papua di Kampung Matandi, Gudang Arang dan sejumlah kawasan pinggiran kota Merauke yang notabene belum bisa membaca, menulis, dan berhitung pada usia 8 hingga 9 tahun.

“Anak-anak kita kumpulin mereka duduk di suatu tempat, kita mulai mendesain tempat permandian di Lampu Satu. Ini harus bagus, kebagusan ini akan menghadiahkan esok hari yang indah bagi kehidupan anak-anak. Bermain sambil belajar,” kata AKBP Untung Sangaji, program belajar yang mencerdaskan anak bangsa di daerah pedalaman Merauke, Papua.

“jangan sampai dimasa pamdemi ini, anak-anak kita terhambat belajarnya lantaran Covid-19. Bukan kepada anak-anak kita saja, kepada orangtua, tetap jaga kesehatan dan terapkan protokol kesehatan, sehingga tidak ada penularan di klaster keluarga,” katanya lagi.

Program “Polisi Pi Ajar” harus terlaksanakan dengan baik dan tetap mengikuti protokol kesehatan. Selain tujuannya membantu pemerintah mencerdaskan anak bangsa dimasa pandemi Covid-19, juga mendidik generasi muda bangsa agar mandiri dan humanis.

Buka Kran Home Industri Minyak Kayu Putih

Kapolres Merauke sudah menampung aspirasi masyarakat pedalaman di Rawa Biru, Distrik Sota, Perbatasan RI-PNG, untuk membuka kran home industri penyulingan minyak kayu putih yang sangat melimpah sumber daya alamnya di daerah ini.

“Kebersihan lingkungan harus dikerjakan. Orang-orang yang tidak pernah kerja, kita beri lapangan kerja. Home industri di beberapa tempat saya galakkan lagi seperti minyak kayu putih,” terangnya.

Bhabinkamtibmas Kampung Rawa Biru, Bripka Lutfi Arif, menambahkan, dibukanya kembali penyulingan minyak kayu putih di Rawa Biru, akan meningkatkan pendapatan perekonomian keluarga di sana.

“Ini impian masyarakat Rawa Biru. Impian ini akan segera terwujud karena saat kunjungan Kapolres ke Rawa Biru, beberapa waktu lalu, aspirasi masyarakat ini mendapat respon positif dari Kapolres, agar dibuat lagi penyulingan minyak kayu putih yang sempat terhenti,” jelasnya kepada AcehNews.net.

Tokoh Adat dan Masyarakat Ucapkan Terima Kasih

Kapolres Merauke, AKBP Untung Sangaji, bersama masyarakat binaannya. | Hidayatillah


Tokoh adat suku Malind-Papua, Ignasius Ndiken baru-baru ini mengapresiasi Kapolres Merauke, AKBP Untung Sangaji. Menurutnya, figur polisi seperti AKBP Untung Sangaji sangat diperlukan masyarakat Papua dan bisa menjadi contoh bagi polisi yang lain dalam mengayomi masyarakat.

“Kita hormat (dengan, red) Pak Kapolres (Untung Sangaji, red). Saat ada persoalan, kami ketemu bicara dengan Pak Kapolres kita minta petunjuk,” bebernya.

Sementara itu, Mama Papua asal suku marind (Merauke), Monika Yuliana Samkakai mengaku bangga bertemu dengan sosok polisi yang menyayangi masyarakat kecil dan selalu memberikan spirit. Tak hanya diajari keterampilan, puluhan mama Papua dari berbagai suku dijamin kebutuhan makanan di rumah seperti beras, bahan pokok, mie instan, dan kebutuhan dapur lainnya.

“Senang kita diberi pekerjaan, diantar jemput. Kapolres Untung Sangaji sosok yang baik semoga Bupati Merauke yang baru dan pejabat lain bisa seperti ini jalan sama-sama supaya kita orang asli Papua merasa setara dengan pendatang. Kami sangat mencintai Kapolres, sering datang mengajari dan bercerita dengan kami. Kalau kami menyampaikan kesulitan di rumah langsung dikasih. Kalau bisa Kapolres jangan diganti, sampai kami bisa berbisnis dan mandiri,” harap janda dua anak ini sambil mengaduk-aduk santan yang sudah mulai menjadi minyak goreng kelapa di home industri Polres Merauke.

Dia menceritakan, sulitnya bekerja dimasa pandemi Covid-19. Jika sebelumnya bekerja setiap hari menjadi pembantu bisa mendapat rupiah atau beras, saat pandemi hanya dipanggil sekali bekerja dalam seminggu atau dua minggu.

“Bersyukur anak bungsu dapat beasiswa kuliah jurusan radiologi di Jawa. Sekarang mama kerja di home industri Polres Merauke bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan Pak Kapolres sampai memberikan kami pembalut dan tempat pinang. Ini sungguh luar biasa, mengerti yang dibutuhkan mama Papua dan keluarga,” aku Monika.

Dikesempatan yang sama, salah satu pemuda Papua yang juga mahasiswa Unmus Merauke, Yoto Otoi Ero (27) berterima kasih kepada Kapolres Merauke telah memberikan pengetahuan keterampilan home industri.

“Awalnya kita tidak tahu apa-apa, diajari pegang alat, bor sampai bisa mencetak kancing baju unik batok kelapa ini luarbiasa pengetahuan karena satu batok besar bisa jadi 60 kancing dan batok kecil jadi 30-40 kancing. Semoga dengan ini saya bisa membayar biaya kuliah skripsi,” lugasnya.

Hal yang sama diutarakan, Mantan pemabuk yang berulah dan sempat diamankan polres Merauke, Apin Herman Basagi (23) asal suku Auyu, Mappi turut bahagia mendapat kesempatan dilatih home industri. Menurutnya, kebiasaan mabuk dipacu karena tidak ada pekerjaan.

“Kami masyarakat di komplek belakang rumah sakit tidak ada kegiatan jadi setiap hari mabuk-mabukan. Saat Kapolres turun melihat kondisi lingkungan kami yang sangat buruk akhirnya punya kebijakan melibatkan kami masuk di home industri. Pekerjaan ini kami sambut baik dan sangat bersyukur karena perlahan-lahan bisa mengurangi aktifitas kepala mabuk miras,” ucapnya sembari menghaluskan batok kelapa.

Masyarakat penuh haru mengucapkan terimakasih. | Hidayatillah


Sementara itu, Mama Papua suku Asmat yang bekerja sebagai pemulung, Selestina Sanapai Bapan, merasa terharu bertemu AKBP Untung Sangaji. Ceritanya, kala terik mentari menyengat disiang bolong mencari besi tua, ada polisi menyapa gerombolan mama-mama Papua yang menggendong karung menyisiri Jalan Parako Merauke. Tak disangka seorang Kapolres memberikan beras kemudian menjamu makan kue cake dan minum jus di sebuah cafe terdekat serta menawari pelatihan home industri.

“Rasanya senang sekali. Baru ketemu di jalan, paitua Kapolres kasih beras dan mie instan, kemudian suruh kita ke sini (tenda pelatihan home industri kantor polisi Merauke, red) bekerja. Jadi kita memilih kerja di sini, kita tidak mau cari makan ditempat lain lagi. Kapolres sudah kasih kita kerja, lebih rasa nyaman juga,” demikian ungkapnya dengan senyum mengembang. (Hidayatillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *