Pesan Peringatan Hari AIDS Sedunia 2020: Tidak Ada Stigma dan Diskriminasi Pada ODHA

JAKARTA | AcehNews.net – Kementerian Kesehatan menggelar puncak peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2020 di Auditorium Siwabessy, Jakarta, Selasa (1/12/2020) . Puncak peringatan ini berlandaskan pada protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak serta turut disediakan hand sanitizer.

Turut dihadiri oleh perwakilan Menko dan Menteri Kabinet Indonesia Maju, pejabat tinggi madya dan pratama di lingkungan Kementerian Kesehatan, Staf Khusus Menteri Kesehatan, KSP, BKKBN, organisasi profesi, LSM serta mitra pembangunan.

Mewakili Menteri Kesehatan, Sekretaris Jenderal, Oscar Primadi, dalam sambutannya mengatakan, penguatan kolaborasi harus dilakukan dengan semua pihak termasuk pemerintah pusat, daerah, swasta dan seluruh masyarakat, sehingga upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di Indonesia ke depan bisa terselesaikan dan target ending HIV/AIDS pada 2030 mendatang tercapai.

Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai HIV/AIDS, lanjutnya, Menkes menekankan agar diseminasi informasi mengenai pencegahan dan pengendalian HIV yang benar kepada masyarakat luas, tes HIV bagi semua orang serta pengobatan sedini mungkin bagi mereka yang positif.

“Untuk mengakhiri epidemi dan ending HIV/AIDS pada 2030, kita mewujudkan Three Zero yaitu tidak ada kasus baru HIV/AIDS, tidak ada kematian akibat HIV/AIDS, tidak ada stigma dan diskriminasi pada ODHA,” tegasnya.

Untuk mencapai target tersebut, kata Oscar Primadi, Kementerian Kesehatan telah mencanangkan Program STOP (Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan). Ia berharap, berbagai upaya yang telah dirancang untuk pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di Indonesia dapat berjalan dengan baik.

“Ini sebagai bagian dari akselerasi menuju berakhirnya epidemi AIDS 2030 melalui jalur cepat 95-95-95, dalam rangkaian peringatan HAS 2020, Kementerian Kesehatan meluncurkan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS dan PIMS tahun 2020-2024,” jelas Oscar Primadi.

Nantinya RAN tersebut, jelasnya lagi, akan digunakan sebagai acuan serta pedoman oleh pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota yang bertugas di bidang kesehatan. Sehingga diharapkan, kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menurun.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Juni 2020 jumlah ODHA di Indonesa dilaporkan mencapai 398.784 kasus. Dari jumlah tersebut, diperkirakan pada 2020 ini, jumlahnya meningkat menjadi 543.100 orang. Melalui dokumen RAN, hingga 2024 ditargetkan infeksi HIV berkurang, infeksi baru HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada anak berkurang serta Infeksi Sifilis menurun.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Siti Nadia Tarmizi, dalam laporannya menambahkan, tahun ini peringatan HAS mengangkat tema “Perkuat Kolaborasi, Tingkatkan Solidaritas : 10 Tahun Menuju Akhir AIDS 2030″. Tujuan dari tema tersebut untuk memperkuat kolaborasi dan solidaritas atas pemangku kepentingan dalam melakukan pencegahan serta pengendalian HIV/AIDS.

“Bagian penting adalah mendorong setiap orang mengetahui status HIV pada dirinya dengan melakukan tes HIV serta segera melakukan pengobatan ARV bagi ODHA. Dengan pemahaman tersebut diharapkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA akan menurun bahkan hilang,” kata Nadia.

Selain itu, Nadia juga menekankan bahwa kendati saat ini fokus kita adalah pencegahan dan penanganan Covid-19, namun pada saat yang sama semua lini juga harus terus melakukan upaya penanganan untuk masalah kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit M. Budi Hidayat, mengatakan, bahwa rangkaian peringatan HAS 2020 yang juga bertepatan dengan momentum 10 tahun menuju akhir epidemi AIDS, diharapkan dalam rentang waktu tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin sehingga dapat berdampak bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *