SINABANG | AcehNews.Net – Bagi sebagian masyarakat Kabupaten Simeulue, Aceh, nelayan masih menjadi pekerjaan andalan, untuk menafkahi keluarga. Tak terkecuali bagi seorang pria paru baya warga Desa Air Dingin ini.
Dia adalah Maidir (50), mesti punya keahlian di bidang lain seperti bangunan, ia lebih sering memancing ikan dan menjaring mengunakan perahu kayu kecil miliknya yang ia buat sendiri. Lantaran, pekerjaan bangunan tak setiap hari ada, maka itu ia lebih sering ke laut.
Perahu kayu dengan panjang sekitar 3 meter dan lebar 50 centimeter itu lah yang setiap malam didayungnya untuk mencari ikan di laut yang tak jauh dari rumahnya.
Jika cuaca bagus, Maidir hampir setiap malam turun ke laut menangkap ikan dengan peralatan seadanya. Biasanya, ia turun dari rumah pada sore hari dan pulang tengah malam bahkan ada juga pagi.
Mesti hasil tak seperti para nelayan umumnya yang menggunakan alat tangkap dan perahu moderen, namun ayah empat anak itu tetap bersukur masih bisa menghidupi keluarganya dengan hasil yang diberikan Tuhan.
“Bagaimana bisa dapat banyak ikan, saya carinya dekat-dekat sini saja. Karena perahu saya kecil dan alat pancing seadanya. Tapi Alhamdulillah, walaupun hasilnya sedikit tapi saya tetap bersyukur,” katanya ketika berbincang dengan AcehNews.Net, pada Selasa (12/2/2019).
Keinginan untuk dapat perahu yang bagus dan peralatan pacing yang bagus, tentu sangat ia impikan. Namun keterbatasan biaya, semua itu hanya angan@angan belaka.
Bukan tak pernah berusaha, dulu ia pernah mengajukan proposal bantuan alat tangkap ikan tetapi tidak pernah terwujud. Sejak itu kini ia tak mau lagi banyak berharap, baik kepada pemerintah maupun kepada orang lain.
“Kalau masalah meminta bantuan melalui proposal itu sudah pernah. Tetapi tak pernah berhasil, entah apa yang kurang,” ujarnya.
Mauk tak mau, perahu kayu kecil itu lah yang setiap malam diandalkan untuk mencari pundi-pundi rupiah. (Jenedi)
