Mahasiswa UTS Australia “Membidik” Warung Kopi di Aceh  

BANDA ACEH  – Puluhan mahasiswa arsitektur dari University of Technology Sydney (UTS), Australia, dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), menggelar Public Exhibition dengan tema “This Is My Aceh” di Gedung IT Learning Centre, Banda Aceh, Kamis (5/11/2015).Tujuan even ini untuk mempromosikan Aceh sebgai sebuah image positif, kreatif, dan global melalui bakat yang dimiliki anak muda Aceh.

Karya-karya desainer muda dari beragam negara yang tergabung dalam The Kupi Culture Project dan ditampilkan di sana antara lain foto, sketsa rancangan bangunan, dan video yang terinspirasi dari warung kopi dan budaya  ngopi masyarakat Aceh. Hadir pada acara tersebu Duta Kopi Aceh dan Putri Pariwisata Indonesia 2013, Nabila Shabrina.

Hanani Yasmin, Network Co-ordinator The Kupi Culture Project kepada AcehNews.net Kamis kemarin mengatakan, 16 desainer muda yang juga mahasiswa arsitektur UTS tiba di Banda Aceh sejak 27 Januari 2015 dan para mahasiswa UTS Australia itu, mengunjungi dan serta sekaligus  melakukan riset tentang desain warung kopi di Banda Aceh.

Jelas Hanani, The Kupi Culture merupakan perusahaan non-profit yang mana akan berkolaborasi dengan anak muda di Banda Aceh yang mana akan memberikan dampak positif bagi sosial dan dampak kreatif bagi Aceh.

“Kami menyatukan orang-orang yang memiliki keinginan dan memiliki potensi secara global. Selain itu kami juga berkerja dengan mengkolaborasikan berbagai disiplin ilmu. Membawa beberapa ahli di bidangnya dan juga pelajar dari berbagai jurusan yang akan memberikan solusi untuk masa depan anak muda Aceh,” kata Hanani.

Dia juga mengatakan, The Kupi Culture Project mengikut sertakan interaksi dalam sklala global yang menghubungkan anak muda Aceh dengan anak muda di Sydey melalui workshop dan studio desain yang sudah 10 hari berlangsung.  Dan hari ini, Kamis, 5 Februari 2015 di IT Learning Center inilah hasil karya anak muda dua negara tersebut dipamerkan.

Masasiswa UTS Australia berbaur dengan mahasiswa Unsyiah menontong hasil video kunjungan warung kopi di Banda Aceh yang diambil mereka|Saniah LS

Masasiswa UTS Australia berbaur dengan mahasiswa Unsyiah menontong hasil video kunjungan warung kopi di Banda Aceh yang diambil mereka|Saniah LS

Sementara itu, Joanne Taylor, Co-Founder The Kupi Culture Project menambahkan,  pihaknya telah tiga tahun berkiprah di Banda Aceh di bidang arsitektur dan desain kreatif.  Dan hari ini merupakan kali kedua yang pameran digelar setelah tahun lalu. Tahun  ini, pihaknya juga menggandeng Global Studio 2015 UTS.

“Bukan hanya di Aceh, kegiatan serupa juga kami gelar di beberapa negara lain. Saya yakin ada dampak positif dengan kerja sama lintas budaya seperti ini,”ujarnya.

Mahasiswa UTS dari Australia, Jessica Faccinz dan Talitha Salier mengatakan, kekagumannya terhadap Aceh, meski ini kali pertama mereka mengunjungi Ibukota Provinsi Aceh, Banda Aceh. Menurut mereka, masyarakat Aceh sangat ramah terhadap turis dan bisa dipercaya. Serta budaya minum kopi menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang berkeinginan untuk kembali lagi Aceh.

“Masyarakat Aceh ramah, enak diajak ngomong, nyaman saat dekat mereka dan bisa dipercaya. Bisa dipercaya di sini, saat berteman dengan masyarakat Aceh, mereka (masyarakat) Aceh membawa kepada hal kebaikan, saya merasa nyaman aja,” tutur Jessica Faccinz kepada AcehNews.net dan pernyataannya itu dibenarkan dan dirasakan juga oleh Talitha Salier saat mereka mengunjungi beberapa warung kopi di Banda Aceh.

Thalita merasakan warung kopi di Aceh sangat unik karena di warung kopi di sini menjadi tempat berkumpulnya masyarakat Aceh dari berbagai kalangan usia. Di warung kopi masyarakat Aceh kata Thalita, melakukan berbagai aktifitas dan diskusi sembari minum kopi. Saran dia agar warung kopi di Banda Aceh didesain secara khusus lebih spesifik untuk suatu komunitas tertentu.

Sementara itu Putri Pariwisata Indonesia 2013, Nabila Sabrina yang ikut menyaksikan pameran tersebut mengatakan, Aceh memiliki potensi wisata yang sangat menjual ke masyarakat internasional, selain bahari dan alamnya yang indah, Aceh juga memiliki keunikan budayanya.

“Saya sudah tiga kali ke Aceh, setiap saya ke mari saya selalu menyempatkan diri ke warung kopinya untuk menikmati kopi. Sangat unik saja menurut saya budaya minum kopi di sini,” kata Nabila singkat. Nabila diundang pada acara festival batu Aceh di Hermes, dia menyempatkan diri untuk melihat even antar dua negara ini.

Pameran tersebut secara resmi dibuka oleh Asisten Keistimewaan Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banda Aceh Ir Gusmeri MT mewakili Sekdako Banda Aceh Ir Bahagia Dipl SE. Di antara tamu undangan, terlihat hadir pula Kadisbudpar Kota Banda Aceh Fadhil SSos, dan Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Unsyiah Dr Nasrullah. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *