BANDA ACEH – kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada pertengahan November 2014 lalu menjadi penyebab utama tingginya inflasi di seluruh Aceh yang mencapai 1,35 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, Hermanto, Senin (1/12) di Banda Aceh menjelaskan kepada wartawan,  bedasarkan BPS Aceh mencatat inflasi Provinsi Aceh pada November 2014 sebesar 1,35 persen merupakan agregat dari tiga kota pemantau inflasi di Aceh masing-masing Kota Banda Aceh sebesar 1,28 persen, Lhokseumawe sebesar 1,60 persen, dan Kota Meulaboh sebesar 1,08 persen.

Masih kata Hermanto, inflasi yang terjadi di provinsi Aceh disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, disusul bahan makanan dan Perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar lainnya. Sedangkan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks, sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,50 persen.

Menurutnya ada beberapa komoditas yang mengambil andil tinggi terhadap terjadinya inflasi November 2014 antara lain bensin, cabe merah, dan ikan tongkol. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain telur dan emas perhiasan.

Lebih lanjut, Hermanto menambahkan laju inflasi Aceh hingga November 2014 telah mencapai 5,98 persen. Sementara inflasi year on year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 6,66 persen.

”Dari 95 barang dan jasa yang mengalami perubahan harga pada November 2014, 53 jenis barang dan jasa menunjukkan kenaikan harga dan 42 jenis mengalami penurunan harga,”jelasnya.

Ia juga menyebutkan dari 23 kota di Pulau Sumatera yang dihitung IHK, seluruhnya mengalami inflasi pada November 2014, dan inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang yang mencapai 3,44 persen.

Disamping itu menurut Hermanto, pada November 2014 juga terjadi inflasi di pedesaan Aceh sebesar 1,16 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks harga barang pada sub kelompok bahan makanan, disusul transportasi, dan komunikasi. (agus)