Kader PMII Aceh, Azman Menjadi Pemateri di Turki  

BANDA ACEHKader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aceh diundang dan  menjadi pemateri pada diskusi bertajuk Pengajian Akbar dan Rampak Budaya Indonesia-Turki, diskusi menarik ini menghadirkan pemateri cendekiawan NU muda asal Aceh, Azman, M.I.Kom yang mengulas tentang tari Saman.

Acara ini digelar dalam rangka peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-89 Nahdlatul Ulama yang digelar Pengurus Cabang Istimewa (PCI NU) pada 2 hingga 4 Februari 2015 di Gedung Melikgazi Kulturu Merkezi, Kota Kayseri, Turki.

Ketua Panitia Deo Adinda Pramadhan kepada AcehNews.net Rabu (11/2/2015) di Banda Aceh mengatakan, Harlah NU ke-89 yang digelar PCI NU Turki  menghadirkan Azman sebagai pemateri. Azman juga kader PMII Aceh membawakan materi berjudul Tari Saman: Representasi Seni Islam dalam Penyebaran Pesan-Pesan Dakwah.

Ditambahkan, Harlah kali ini sengaja mengeksplorasi aspek-aspek kultural agama Islam di Indonesia, semua peraga dan identitas tradisional keagamaan, khususnya yang dipraktikkan oleh warga Nahdhiyin, ditampilkan secara maksimal oleh panitia.

“Azman adalah praktisi dan pelatih tari tradisional Aceh yang juga tercatat sebagai mahasiswa Doktoral di Universitas Erciyes, Kayseri Turki. Dalam presentasinya, banyak informasi dan pengetahuan baru tentang tari Saman. Mulai dari nama tarian yang ada di Aceh, selanjutnya mengulas tentang tari saman, aturan dan serta pesan-pesan dakwah yang disampaikan,” jelas dia.

Lebih lanjut Deo mengatakan, dalam pembukaan tarian saman misalnya, penari menyampaikan kalimat tauhid berupa kata “lai ilahaillah”, tari saman tidak sebatas gerak yang serempak dan cepat mampu menarik perhatian, namun juga menyampaikan berbagai kritikan sosial budaya, pemerintah dan ajakan untuk melaksanakan syariat Islam, ujarnya mengutip materi Azman.

Sementara itu Azman, S.Sos.I,. M.I.Kom mengatakan, dalam diskusi itu Ia membahas secara mendalam tentang tari Saman sejak sejarah terbentuknya hingga dalam perkembangan modern. Disela-sela materi juga dia sempatkan untuk menayangkan video-video tari Saman dari berbagai acara dan bahkan dari luar negeri.

Pengurus Cabang PMII Banda Aceh ini menambahkan, pengetahuan dan praktik tari Saman yang benar menurut prinsip dan syarat tarian harus disampaikan ke publik secara lengkap agar tidak ada kesalahpahaman dan menghilangkan identitasnya.

“Bagi saya, pengetahuan dasar tentang tarian Saman yang sudah sangat populer di Turki ataupun tarian lain yang mulai ditampilkan dalam acara Endonezya Tanıtım Programı (Acara Pengenalan Indonesia) misalnya harus disampaikan di tengah-tengah para pelajar Turki, agar kita sebagai duta budaya Indonesia mengerti dan paham lebih dulu terhadap Tari Saman ataupun tari-tari lain dari Indonesia,” tutup Dosen Komunikasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry. (zuhri noviandi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *