Jum’at Berkah Buat Bang Acong, Penjual Ikan Difabel

AcehNews.net – “Sepi. Nga biasanya sepi seperti ini. makanya jualnya pun nga sebanyak dulu, asal ada untuk menutupi kebutuhan sehari-hari,” kata Bang Acong, satu waktu kepada AcehNews.net.

Seperti hari-hari biasa Bang Acong dan istrinya, pagi-pagi sekali sudah bergegas merapikan lapak dagangan ikannya di kawasan Merduati, Banda Aceh. Ikan segar yang dijualnya itu, dibelinya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo.

Matahari hampir berada di atas kepala. Lelaki berpeluh itu tampak terduduk di kursi rodanya dengan pisau melekat di tangannya, menerawang jalanan dengan tatapan yang kosong.

“Hari ini tampak sepi, hari Jumat. Tak banyak yang berlalu-lalang, bahkan yang datang hanya sekedar menanyakan harga,” katanya penuh harap ada yang terjual.

Adalah Supriadi alias Bang Acong. Ia penjual ikan difabel di daerah Merduati, tepatnya disebelah SD Negeri 8 Banda Aceh. Kedua kakinya tak bisa digerakkan sama sekali, ia berjualan setiap pagi hingga menjelang siang dan ditemani istrinya.

Bang Acong berusia 39 tahun. Ia dan istri ber-KTP Gampong Merduati, Banda Aceh. Tak sedikit warga desa mengenal beliau sebagai sosok yang gigih dan pekerja keras. Dulu, cerita warga setempat Bang Acobg berjualan ikan berkeliling di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar dengan becaknya.

Hingga kecelakaan tragis itu hampir merenggut nyawanya. Allah masih memberinya umur panjang, Bang Acong kehilangan kakinya dan kini ia masih berjualan ikan, meski berlapak tidak lagi dengan becak.

“Pada 2016. Saya mengalami kecelakaan di Seulawah waktu berkendara pakai becak ikan. Kaki saya yang jadi korbannya, pilihannya ada tiga, memakai kaki palsu tetapi diamputasi, memakain besi pen tetapi kaki saya hanya bisa lurus tidak bisa bengkok, atau dibiarkan begitu saja. Saya memilih untuk dibiarkan saja, tidak ingin diamputasi,” cerita beliau lirih.

Sebelum pandemi Covid-19 mendera tanah air dan tanah endatunya. Setiap pagi warga yang lewat atau sekitar tempat tinggalnya mendatangi lapak ikannya. Memilih dan membeli ikan. Dibantu sang istri, ia melayani pembeli dengan ramah, meskipun ruang geraknya terbatas.

Namun semakin panjang pandemi mendera, daya beli semakin berkurang dan ia hanya mampu terus bertahan berjualan. Meski sepi pembeli mulai ia rasakan. Ia hanya banyak duduk di kursi roda menunggu pembeli.

“Sepi. Nga biasanya sepi seperti ini. makanya jualnya pun nga sebanyak dulu, asal ada untuk menutupi kebutuhan sehari-hari,” kata Bang Acong, satu waktu kepada AcehNews.net.

Semangat Bang Acong tidak lah surut. Setiap hari beliau dan istri sangat bersemangat untuk berjualan. Bang Acong yang duduk di kursi roda memiliki tugas untuk membersihkan ikan-ikan ketika datang pembeli. Sedangkan istrinya yang lebih gesit dalam mengambil ikan, mengangkat peralatan jualan dan melayani para pembeli dengan sangat ramah.

Kejutan dari ACT

Nasib Bang Acong sedang beruntung. Bencana pandemi virus Corona sedang menguji kesabarannya, untuk tetap berjualan guna menghidupi tiga orang anaknya yang masih bersekolah.

Pagi Jum’at (20/8/2021) membawa berkah. Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh datang dan memborong ikan dilapaknya. Bukan itu aja, ia pun diberi modal usaha untuk kelangsungan hidup dan usahnya.

Pada hari itu, Bang Acong dan istri tak menyangka doa-doa nya secepat itu dikabulkan Allah SWT, Tuhan Yang MahaEsa. Suasana sepi berganti haru. Bang Acong gemetar dan menahan air mata yang perlahan terjatuh, istrinya mengucapkan syukur dengan raut wajah yang terlihat bahagia.

“Alhamdulillah bang, rezeki saya. Hari ini memang sangat sepi sekali pembeli, saya kira akan rugi. Allah mengirim tim ACT, saya jadi bisa meneruskan usaha ini,” terimakasih Ya Allah, terimakasih ACT,” ucapnya terisak.

Lalu kemudian ikan yang telah diborong oleh Tim ACT Aceh bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Banda Aceh diberikan dan dibagikan kepada siapa saja yang datang untuk membeli ikan dari Bang Acong.

Dari amatan AcehNews.net, Tim ACT Aceh memborong semua ikan Bang Acong. Ikan-ikan itu dibagikan kepada warga yang melintas dan pembeli dengan gratis.

Ini merupakan salah satu program kejutan dari ACT-Global Wakaf di masa pandemi Covid-19 dalam rangka membantu pedagang kecil dan UMKM yang terdampak perekonomiannya, agar dapat bertahan dan membagikan hasil borongan tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan.

Kepala Cabang ACT Aceh, Zulfurqan, mengajak kepada seluruh masyarakat Aceh agar lebih banyak ber-wakaf melalui program ini. Agar, pedagang seperti Bamg Acong bisa terbantu.

“Semoga dengan apa yang kami lakukan ini dapat menggerakkan hati saudara kita yang lain, untuk membantu sesama,” ujarnya.

Salah seorang ibu rumah tangga, langanan Bang Acong ikut kecipratan rezeki. Ia memdapatkan ikan gratis dari ACT.

“Terima kasih ACT Aceh. Jujur tadinya saya datang ke Bang Acong ingin berhutang dulu karena belum ada uang, ternyata di hari Juma’t berkah ini ada yang memberikan ikan gratis,” pungkasnya. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *