Komitmen Illiza Bagi Kota Syariat Islam

Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE dalam penegakan Syariat Islam di Ibukota Provinsi Aceh tidak main-main. Meski pro dan kontra selalu ada dalam penegakan syariat Islam di kota yang menambalkan dirinya sebagai Model Kota Madani.

Di depan ratusan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Illiza mengumumkan nomor pengaduan, terkait pelanggaran syariat Islam yaitu 0811683005.

“Jika ada hal-hal yang perlu disampaikan, soal pelanggaran syariat Islam di Kota Banda Aceh, silahkan SMS ke nomor tersebur, itu langsung sampai ke saya dan Pak Sekda,” sebut Illiza di depan ratusan mahasiswa Fakultas Hukum yang menghadiri acara Pembinaan Keislaman Al-Ahkam (PEKA) 2015 di Aula Lantai II Fakultas Hukum Unsyiah, beberapa hari lalu.

Bunda Illiza, (panggilan akrab Illiza) hadir sebagai pembicara pada acara yang diselenggarakan oleh Unit Pengembangan Program Pendamping Mata Kuliah Agama Islam (UP3AI) FH Unsyiah. Turut hadir Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Unsyiah Mukhlis SH MHum, Direktur UP3AI Fakultas Hukum Unsyiah Zahratul Idami SH MH dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Dalam kesempatan itu Illiza mengatakan, Aceh saat ini mendapat kesempatan untuk menjalankan syariat Islam, dan hal tersebut telah diatur dalam konstitusi. Maka sudah menjadi tugas pemerintah untuk menegakkan syariat Islam secara kaffah di bumi Serambi Mekkah ini.

Tepuk tanggan bergemuruh, applaus ini diberikan untuk politisi perempuan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). “Sudah menjadi tugas kita semua untuk  menjaga agama Allah. Walaupun Syariat Islam merupakan  amanah konstitusi, namun perjalanannya tak mudah karena negara kita sendiri bukan negara Islam, namun saya yakin kita semua merindukan penegakan Syariat Islam secara kaffah,” tegas perempuan kelahiran 31 Desember 1973 ini lagi.

Di hadapan ratusan mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah, Walikota Banda Aceh ini juga mengungkapkan, Banda Aceh khususnya dan Aceh pada umumnya, saat ini sedang diigempur habis-habisan oleh ideologi-ideologi pedangkalan akidah. Untuk itu ia mengajak para mahasiswa bersama-sama berdakwah membesarkan agama Allah, Islam di Ibukota Provinsi Aceh ini.

“Para orang tua, tidak diamanahkan oleh Allah untuk menjadikan anaknya sebagai sarjana hukum atau seorang dokter, tetapi untuk mendidiknya menjadi anak-anak yang saleh dan saleha. Untuk itu, Banda Aceh memiliki mimpi besar untuk membangun peradaban Islam seperti Kota Madinah di Ibukota Provinsi Aceh ini,” tutur Illiza yang diaminin semua peserta dan undangan yang hadir.

Syariat Islam tidak bisa ditegakkan secara kaffah di Banda Aceh, jika generasi muda dan warganya tidak mengikuti apa yang diajarkan dalam Al-Quran dan Hadis, kata Illiza.

Tepukan kembali bergemuruh….seraya Walikota Banda Aceh ini pun menutup pertemuan dengan menyampaikan firman Allah yang artinya, “Tiap-tiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin itu nanti di hari akhirat akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah”.  (zoel m/*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *