Ini Aquarium 3D Bikinan Zaini  

Bisnis pembuatan aquarium atau aquascape memang tidak semudah bisnis di bidang usaha lainnya.  Bisnis aquascape memerlukan kreatifitas dan inovasi marketing yang jitu. Agar bisnis ini tidak selalu seret dan omset tidak melorot.

Owner Aceh Griya Aquarium, M Zaini sejak 1996 sudah melakoni bisnis aquascape di Merdu, Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), Provinsi Aceh dengan modal usaha waktu itu sebesar Rp5 juta. Dia membeli kaca, lem, alat potong kaca, batu angin, dan cermin dan menjadikan rumahnya sebagai tempat usahanya.

Usaha ini mulai berkembang dan akhirnya Zaini telah sanggup menyewa sebuah toko di Kota Banda Aceh. Pada 2003, Zaini bersama istrinya hijrah ke Banda Aceh dengan menyewa sebuah toko di Jalan T Iskandar, Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng dan dia meneruskan usahanya itu. Di toko aquascapenya ini juga dijadikan sebagai tempat tinggal bagi keluarga kecilnya.

Kepada AcehNews.net, pria ini mengaku belajar membuat aquarium dengan cara otodidak. Dia belajar melalui buku dan internet. Juga melihat-lihat orang lain membuat aquarium. Kemudian merancang dan membuat aqurium. Zaini pun dikenal sebagai pembuat aquarium terutama yang 3 Dimensi.

“Saya suka kreasi. Makanya saya senang belajar melalui internet dan buku bagaimana mendesai aquarium,” papar kreator lulusan Dayah Bustanul Ulum, Langsa 1994 ini beberapa waktu lalu.

Sebut Zaini, desain aquariumnya berbentu segi tiga, segi enam, dan segi delapan. Kalau ada konsumen yang menginginkan model yang beda, dia pun siap membuatkannya.

Selain membuat aquarium ikan hias air tawar, Zaini juga memproduksi aquarium 3 Dimensi (3D) dengan ikan hias mainan. Aquarium dari bahan kaca ini biasa dipajang di ruang tamu atau ruang tidur dan menjadi hiasan pemanis ruangan.

Untuk aquarium 3D dengan ikan mainan, Zaini menjualnya dengan harga kisaran dari Rp120 ribu hingga Rp200 ribu/unit (termasuk aquarium+ikan hias mainan+mesin air pump). Harga ini untuk supplier sedangkan untuk konsumen biasa dari Rp150 ribu hingga Rp230 ribu/unit.

“Kalau mau tambah lampunya, tambah lagi harganya. Kalau lampu tujuh warna tambah Rp30 ribu, kalau lampu satu warna Rp15 ribu. Biasanya kalau yang pakai lampu suka dipajang di tempat tidur, sekalian sebagai lampu tidur,” kata Zaini.

Aquarium 3D buatan Zaini ini menggunakan air mineral dan terbuat dari kaca bukan fiber. Mengapa dia menggunakan air mineral karena menurut Zaini air tanpa kaporit menjadikan aquarium ini lebih lama dalam keadaan bersih.  Kalau menggunakan air biasa, berkaporit, jelas Zaini biasanya sebulan aquarium sudah berlumut. Tetapi tidak yang menggunakan air mineral.

 Ide Pembuatan Aquarium 3D

Zaini sedang membuat aqurium 3D di tempat usahanya di Lambuk, Banda Aceh|Saniah LS

Zaini sedang membuat aqurium 3D di tempat usahanya di Lambuk, Banda Aceh|Saniah LS

Pria bertubuh jangkung berusia 39 tahun ini menceritakan kepada AcehNews.net di tempat usahanya di Jalan T Iskandar, Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, kalau ide pembuatan aquarium 3D ikan hias mainan berawal ketika dia jalan-jalan ke Kota Medan pada 1996.

Dia melihat di salah satu toko di mall ada yang memajangkan aquarium ikan hias mainan dengan bahan fiber. Aquarium berbentuk pipa paralel dan kapsul itu dijual Rp500 ribu/unit. “Saya tertarik tetapi tidak cukup uang untuk membelinya. Jadi saya beli ikan hiasnya aja. Mau coba bikin sendiri,” kenang Zaini.

Dua tahun selesai menamatkan sekolah setingkat SMA, pada 1996, sebelum dia serius menekuni usaha aquascapenya itu, Zaini mulai berkreasi membuat aquarium minimalis model segi empat memanjang. Waktu itu ukuran aquarium berkonsep minimalis didesain dan dibuatnya, berukuran 50 cm dengan lebar 15 cm.

Zaini memasukan satu mesin air pump. Kemudian memasukan air dan ikan hias hidup. Saat dihidupkan mesin air pump, gelembung air mulai naik, ikan hias oleng sana oleng sini, terbawa arus dan tidak bisa berenang leluasa karena ukuran aquarium yang sempit dan memanjang itu.

Tiga hari kemudia Zaini mendapati ikan hias air tawarnya mati terapung. Dia pun menggantikannya dengan ikan hias mainan yang dibelinya di Medan. Ikan hias mainan itu, kata Zaini, tidak semua bisa naik dan turun dengan sempurna.

Berangkat dari pengalamannya itulah Zaini jadi mengetahui ternyata ada beberapa ikan hias mainan buatan Malaysia itu yang tidak semuanya bisa dipakai di aquarium 3D. Pengalamannya ini menjadi bekal untuk dia telaten memilih ikan hias mainan saat membelinya di distributor ikan hias mainan di Medan.

“Tidak semua ikan hias mainan bisa naik dan turun. Jadi  dengan mencoba dan terus mencoba saya baru tahu bentuk ikan hias mainan yang mana bisa dipakai di aquarium buatan saya ini,” tutur Zaini.

Setelah aquarium minimalis ukuran 50 cm dan lebar 15 cm dengan satu mesin air pump selesai diproduksi Zaini, pria yang hobi membaca dan traveling ini, mencoba mendesain baru konsep yang lain. Kali ini Zaini membuat konsep 3 Dimensi (3D).

Ketika ikan hias mainan itu diletakan di aquarium 3D bikinannya (bentuknya segi tiga memanjang dan di atasnya dibiarkan terbuka), lebih cantik terlihat karena ikan hias memantul dari cermin dan seolah-olah jumlahnya lebih banyak dari jumlah aslinya.

“Awalnya karena ada tamu yang datang ke rumahnya dan tertarik untuk membelinya. Saya pun jadi tertarik membuatnya. Kini saya sudah mengembangkannya dengan konsep 3 Dimensi. Aquarium ikan hias mainan 3D,” kata dia.

Zaini menjualnya produksi pertama aquarium ikan hias mainan dengan konsep minimalis dengan harga lumayan murah. Waktu itu dia menjual dengan harga modal. Tidak terpikir mencari keuntungan pada waktu itu. Dari mulut ke mulut, akhirnya banyak warga di desanya yang memesan aquarium tersebut.

Melihat prospek pasar yang cukup menjanjikan, akhirnya Zaini memutuskan berhenti kuliah dan fokus menjadi wirausahawan dibidang aquascape.Dengan modal Rp5 juta pinjaman dari seorang teman, Zaini memulai usahanya itu.

“Ternyata banyak juga yang pesan. Hingga akhirnya saya pun memproduksi dan mengkreasinya. Kini dari minimalis saya juga memproduksi aquarium 3 Dimensi. Ikannya tetap ikan hias mainan,” papar mahasiswa IAIN Ar-Raniry Banda Aceh yang tidak sempat menyelesaikan kuliahnya ini.

Kejeliannya melihat peluang dan mampu membaca keinginan pasar dan mengikuti setiap perkembangan, Zaini mampu mengantongi omset per bulan sekitar Rp20 hingga Rp30 juta.

“Sebenarnya permintaan banyak, tetapi saya belum menyanggupi karena modal saya masih terbatas. Jadi sementara untuk daerah Banda Aceh dan Aceh Besar dulu,” kata Zaini.

Aquarium 3D dan konsep minimalis buatan Zaini ikut dipamerkan di salah satu stand di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-6 pada September 2013. Banyak pengunjung di stand tertarik ingin memilikinya. Namun sayang Zaini tidak menyediakan stok yang banyak pada waktu itu. Waktu itu dia berpikir hanya promosi saja dan siapa sangka pengunjung langsung tertarik dan ingin membelinya. (saniah ls)

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *