Ini Alasan Mengapa Anak Harus Divaksin Covid-19

BANDA ACEH | AcehNews. Net – Anak termasuk kelompok yang rentan terpapar virus Covid-19. Untuk itu anak perlu di vaksinasi. Pun tak sedikit anak yang terpapar virus Corona tidak memiliki gejala.

Hal itu dikatakan, Dokter Spesialis Anak dari RSU Banyumas, dr. Fresti Oktanindi yang akrab disapa dr. Nindi, saat menjadi narasumber pada webinar “Melindungi Anak dari Covid-19” yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), pada Sabtu (22/7/2021).

Menurut dr. Nindi, orangtua perlu melindungi anaknya dengan melakukan vaksinasi dan tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) 5 M. Yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas keluar rumah bila tidak perlu.

“Vaksin dapat mencegah atau menurunkan resiko seseorang untuk tertular penyakit,” ujarnya.

Kasus kematian anak di Indonesia akibat Covid-19 merupakan yang tertinggi di dunia, dengan persentase 3 hingga 5 persen.

Apalagi saat ini, kata dr. Nindi, varian baru Covid-19 telah masuk ke Indonesia yang menggunakan alphabet Romawi mulai dari Alpha, Beta, Gamma, Delta, Eta, Lota, Kappa, dan Lambda.

Mengapa varian baru Covid-19 lebih berbahaya, menurutnya karena lebih mudah menular, lebih berdampak kepada keparahan penyakit, serta menurunkan efektivitas dari vaksin.

“Adapun gejala varian Delta ini diantara flu yang berat diikuti sakit kepala diikuti nyeri tenggorokan, hidung berair, tersumbat, dan demam,” sebutnya.

Webinar dalam rangka kepedulian FJPI terhadap anak agar tidak terpapar Covid-19 ini dibuka oleh Ketua Umum FJPI, Uni Lubis dan juga menghadirkan Spesialis Paru, dr. Erlina Burhan.

Dokter Erlina Burhan mengatakan, saat ini kondisi penyebaran Covid-19 belum menunjukkan angka menurun.

Data per 24 Juli 2021 masih ditemukan 49.000 kasus baru Covid-19 di seluruh Indonesia. Dimana, 1 dari 8 anak di Indonesia dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena masih sangat banyak anak di Indonesia yang belum divaksin.

Masih tingginya angka penyebaran Covid-19 ini, menurut dr.Erlina Burhan akibat masyarakat belum disiplin menjalankan prokes, karena munculnya varian baru serta cakupan vaksinasi yang belum menyeluruh.

Data Dinas Kesehatan, sebut dr.Erlina Burhan, persentase anak yang positif Covid-19 adalah 12 persen usia anak 0 hingga 18 tahun, 2,9 persen usia 0 hingga 5 tahun serta 9,9 persen anak usia 6 hingga 18 tahun. Sementara total data kematian anak 0 hingga 5 tahun, sebutnya lagi, sebanyak 0,5 persen dan usia 6 hingga 18 tahun sebanyak 0,5 persen.

Melihat meningkatnya jumlah kasus anak yang terpapar virus Corona, ia pun mengimbau masyarakat, jika dalam satu rumah terdapat orangtua yang positif Covid-19, namun ditemukan anak yang tidak sakit, sebaiknya anak jangan dirawat oleh neneknya.

“Anak termasuk sumber penularan yang terabaikan karena kerap tidak memiliki gejala,” ujarnya.

Ketua Umum FJPI, Uni Lubis mengatakan, webinar FJPI yang digelar sempena Hari Anak Nasional dengan tema “Melindungi Anak dari Covid-19”, tidak saja memberi wawasan kepada para jurnalis perempuan tetapi juga kepada masyarakat lewat berita.

“Merupakan tugas kita jurnalis untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjalankan prokes 5 M,” pungkast Uni Lubis. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *