Anies Baswedan: Bahasa Lokal Sebagai Pelengkap Bahasa Nasional

AcehNews.net|BANDA ACEH – “Bahasa bukan soal benar salah tapi soal diterima atau tidak sehingga menjadi salah satu bahasa yang terus dipakai,” demikian kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Rasyid Baswedan, saat berkunjung ke Aceh beberapa waktu lalu.

Anies mengatakan, Indonesia sudah menyelesaikan masalah bahasa yang beragam ini, setidaknya ketika berada di sebuah forum yang mendiskusikan sebuah masalah, orang Indonesia tidak memerlukan penerjemah, masalah selesai dengan menemukan kata sepakat lewat bahasa.

“Saya mendukung program bahasa dan memperbanyak ahli etimologi bahasa yang saat ini hanya lima orang di Indonesia. Pada dasarnya peta wilayah yang 34 provinsi tidak sama dengan peta budaya bangsa yang luas,”kata Anies.

Lanjutnya, keragaman sebagai anugerah maka dari itu perlu adanya upaya penguatan bahasa daerah seperti meningkatkan peranan bahasa daerah menjadi kekayaan nasional, menjadikan bahasa daerah untuk dipakai oleh seluruh bangsa Indonesia, oleh karena itu ini tugas ilmuan, penulis, dan wartawan, agar berani mempromosikan bahasa daerah.

Anies Rasyid Baswedan menghadiri Pembukaan Kongres Peradaban Aceh, 9 Desember 2015, Peradaban Aceh ini dihadiri Gubernur Aceh, Wali Nanggroe, Anggota DPR RI, dan Rektor Unsyiah.

Anies Rasyid Baswedan, menceritakan ini kali ketiga datang ke Aceh melihat peradaban Aceh dari bangun tidur sampai tidur lagi. Kongres yang awalnya hanya diskusi melalui what up atau grup BlackBerry Messenger  (BMM) lalu menjadi sebuah kongres ini yang patut disaluti.

“Membuat diskusi jarak jauh atau sekedar berdiskusi saja memang bagus tapi membuat diskusi menjadi aksi itu adalah sebuah bukti dari peradaban,” kata Anies.

Anis juga mengatakan, bahwa untuk membangun peradaban dibutuhkan manusia yang pasti manusia yang sehat dan terdidik. Pendidikan pada dasarnya bukan hanya mendidik tapi juga mencerahkan.

Aceh di masa lalu sudah diperhitungkan bahkan oleh Eropa dengan individunya yang hebat. Peradaban yang berusia ratusan tahun ini sudah layaknya difikirkan untuk bangkit kembali bukan untuk 5 tahun ke depan tapi untuk ratusan tahun ke depan, apalagi dana untuk pendidikan hari ini sudah mencapai Rp416 triliun.

Anies berharap kedepannya, anak Indonesia harus punya tiga bahasa yaitu bahasa lokal, nasional dan bahasa internasional untuk membentuk masyarakat indonesia dengan dua karakter dasar yaitu berkarakter secara moral dan secara kinerja.

Sementara itu, Gubernur Aceh, dr  Zaini Abdullah, mengatakan, bahasa lokal sebagai pelengkap bahasa Nasional. Zaini juga mendukung 20 beasiswa setiap tahunnya untuk jurusan Sastra dan Kebudayaan Lokal di Universitas Syiah Kuala, serta mengharapkan kongres ini menjadi program rutin. (nita juniarti)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *