AKBP Untung Sangaji Bangun Home Industri Dimasa Pandemi Covid-19 di Merauke

AcehNews.net – Setiap manusia terlahir memiliki kelebihan. Termasuk juga mereka yang tidak memiliki fisik yang sempurna. Tidak semua terpanggil jiwanya untuk mengasah kelebihan orang lain, menjadi potensi untuk meningkatkan ekonomi di dalam keluarga.

Warga diajarkan membuat minyak makan dari bahan buah kelapa. | Hidayatillah


Senja mulai beranjak ke peraduan langit Merauke. Pria berbaju dinas polisi dengan mengenakan masker itu, terlihat masih asik berjibaku memegang mesin, membelah kelapa segar, memisahkan kelapa dengan batok, menyisik batok hingga mulus, dan mengukir lingkaran kecil menjadi butir-butir kancing nan cantik dan bernilai ekonomi.

Sudah hampir delapan bulan, Pandemi Covid-19 menyelimuti negeri. Semua provinsi di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Perekonomian pun terkena dampaknya. Bukan saja sulit untuk keluar rumah, tetapi juga ‘mencari sesuap nasi’ pun terkendala. Kondisi ini pun terjadi di Merauke.

“Begitu pertama saya ditugaskan di Merauke yang saya pikirkan adalah, apa yang bisa saya lakukan untuk warga di sini. Seragam ini tidak boleh ada ‘batasan’. Harus ada sesuatu yang bisa saya lakukan. Pandemi Covid-19 ini, tidak boleh membuat rakyat lapar. Jika lapar maka angka kriminal akan bertambah,” ucap pria berkulit hitam manis dan bertumbuh tegap dan berotot itu kepada kami, tim AcehNews.net, Senin (23/11/2020).

Sebelum bertemu langsung, pria berasal dari Maluku ini. Tim AcehNews.net berselancar di dunia maya. Mencari sosok inspiratif ini. Tercatat di Wikipedia, pria bernama asli, Ahmad Untung Surianata ini, lebih dikenal dengan nama AKBP Untung Sangaji.

Kapolres Merauke berpangkat AKBP ini lahir di Waimital, Kairatu, Seram Bagian Barat, Maluku, tahun 1966, adalah seorang perwira menengah Polri yang sejak 8 Maret 2018 menjabat Sebagai Wadirpolair Polda Sumatera Utara. Namun sebelumnya pernah bertugas sebagai Kapolres Aceh Utara. Ia juga polisi yang sempat viral dijagat maya karena heroiknya melumpuhkan teroris di kasus teror dan ledakan bom di kawasan Sarinah, Thamrin Jakarta Pusat, tempo hari.***

Kapolres, AKBP Untung Sangaji, membantu warga binaannya mempersiapkan dapur untuk mengolah santan kelapa menjadi minyak makan. | Hidayatillah


Terlihat, berjejer disebelahnya dengan menjaga jarak, masyarakat berkulit hitam-rambut keriting, tersenyum manis penuh semangat. Sekitar 50 warga asli Papua, ikut sibuk mengikuti arahan AKBP Untung Sangaji. Mencetak batok kelapa menjadi kancing baju, dan sebagian lagi menggiling kelapa, memeras santan, dan memasaknya ditungku hingga menjadi minyak goreng.

Polisi berpangkat dan memiliki jabatan sebagai orang nomor satu di Polres Merauke, memiliki Sifat peduli dan berjiwa sosial. Ia tergerak melakukan perubahan di mana pun ia ditugaskan. Serta membantu masyarakat setempat meningkatkan perekonomian dengan membuat minyak kelapa, kancing baju dari batok kelapa, batako dari kulit kerang, dan keterampilan lainnya yang dia miliki, sebagai seorang polisi bertitel insinyur.

Bicara jiwa sosial dan kepedulian, baru-baru ini, ia menghadiahi sebuah AC bagi tenaga medis di Rumah Sakit Bunda Pengharapan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke. Tak lupa membagi-bagikan masker kepada masyarakat terutama pedagang pasar Wamanggu. Bahkan, dimasa jabatannya yang baru satu bulan lebih di ujung timur Indonesia sudah memberi banyak kejutan.

Berdayakan Pemabuk dan Peracik Miras

Membuat bantok kelapa menjadi kancing baju. | Hidayatillah


Baru menjabat sebagai Kapolres Merauke, sudah banyak pemabuk dan peracik miras ditangkap dan dibinanya, agar kembali berprilaku baik. Apalagi kala pandemi Covid-19 seperti sekarang, AKBP Untung Sangaji merasa terpanggil, sebab melihat kehidupan Orang Asli Papua (OAP) yang serba sulit. Pendapatan tak menentu, terlebih sejak muncul virus Corona.

Belum lagi aktivitas dibatasi. Ada persyaratan protokol kesehatan pencegahan yang wajib dilakukan oleh setiap orang yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M), saat beraktifitas di luar rumah.

“Saya itu kasihan, mereka (OAP) hidup di berbagai keadaan situasi pandemi Covid-19. Mereka serba takut maka saya menyarankan, ayo kita bekerja. Tetap atur jarak, area terbuka, kita memulai satu alat satu manusia. Satu alat bisa menjadikan jutaan hasilnya, bahkan tergantung dia (masyarakat, red) maunya apa? Karena mereka punya keahlian,” tutur AKBP Untung Sangaji.

Orang nomor satu di jajaran Polres Merauke ini kepada tim AcehNews.net disela-sela kesibukannya, terlihat masih menyempatkan diri melatih masyarakat didampingi Wakapolres Merauke, Y.S Kadang, Kabag Ops, AKP Micha Toding, dan sejumlah anggota polisi-Polwan di jajarannya, pada Senin (23/11/2020).

Tekadnya menggerakkan ekonomi bagi warga Merauke kini dimulai dengan melatih keterampilan pembuatan kancing baju dari batok kelapa dan membuat minyak goreng. Sebab bahan dasar yang diperlukan banyak didapatkan di sini. Ia pun membangun home industri di masa pandemi bagi warga Merauke.

Home industri itu dikenalkan pertama kali kepada orang asli Papua yang menetap di Merauke, suka mabuk dan para peracik minuman keras (miras). Menurutnya, asal dilatih dengan baik dan sabar, para pemabuk dan peracik miras itu bisa merubah hidupnya lebih baik.

“Saya saat itu (operasi, red) tangkap mereka, bapak-bapaknya tukang mabuk dan ibu-ibunya, tukang bikin campuran miras. Bikin kacau orang, setengah mati di jalan. Akhirnya saya bisa ajak mereka duduk dialog. Kita arahkan mereka bahwa mabuk itu bikin rugi, bisa bikin berkelahi, saling pukul-bacok. Dengan ini (home industri, red) mereka saling ‘pelukan’, mereka senang. Tetap saya arahkan, pandemi Covid-19 tetap kita hati-hati tapi kita mau bekerja bagus. Insya Allah kedepan mereka (masyarakat, red) bisa mandiri,” ucap anak kedua Alm. Peltu H. Muhammad Hendro dan seorang Ibu bernama Hj. Siti Rohani ini.

Rumah Dinas dan Halaman Polres

Bermula dari memanfaatkan rumah dinas, kemudian akhirnya pindah ke halaman mabes Polres Merauke, home industri sederhana itu di bangunnya. Home industri dan manual ini akan dihadiahkan juga kepada masyarakat Merauke lainnya.

Pelatihan home industri awalnya di rumah dinas AKBP Untung Sangaji namun sekarang berlangsung di sudut halaman Polres Merauke, mencari ruang terbuka yang luas agar tetap menjaga jarak dengan tertib. Dan di sanalah, selama dua minggu masyarakat diajari berbagai keterampilan dan ketika sudah terampil, maka mulai reproduksi di rumah-rumah.

“Kita kasih dia surat kecakapan yang baik. Kita tanda tangan Memorandum of Understanding (MoU) pekerjaan. Hasil dia tidak boleh dibawa kemana-mana, kita beli. Kita ada kebutuhan jutaan kancing. Untuk Jakarta saja 16 ribu baju, satu baju itu 16 kancing. Baju dan celana dikalikan 16 ribu tu berapa? Kita butuh banyak,” lugasnya.

Rata-rata satu batok kelapa menghasilkan 120 kancing. Harga kancing batok kelapa sangat bervariasi ada yang dibanderol seharga Rp500 sampai Rp2.500 per kancing. Jika dikalikan harga Rp500 dengan 120 kancing per batok maka diperoleh hasil Rp60 ribu. kemudian, Rp60 dikalikan 200 batok dalam satu karung kecil harganya sudah Rp12 juta.

Sedangkan untuk karung besar akan diperoleh sebesar Rp24 juta. Berbeda lagi untuk harga kancing Rp1.500 per butir. Jika dikalikan 120 kancing per batok maka diperoleh hasil Rp180 ribu. Maka hitungan bisnisnya, 200 batok dalam sekarung dikalikan Rp180 ribu akan mendapat sebesar Rp36 juta.

AKBP Untung Sangaji membeli kelapa hingga menyediakan mesin cetak kancing baju dan mesin membuat minyak goreng. Masyarakat tinggal mengerjakan dengan santai dan diharapkan nanti bisa mandiri. “Hasilnya akan dibeli, jadi nga perlu repot lagi berpikir jual kemana, sudah ditampung hasilnya dan kita beli,” kata pria berusia 54 tahun tersebut.

Kemudian, ia membeberkan, satu mesin bisa menghasilkan jutaan kancing sehingga diharapkan masyarakat tersebut tidak mabuk dan meracik miras lagi.

Lelaki penyayang itu, melanjutkan pekerjaan, hasil kancing baju yang dibikin dengan tangan yang biasa memegang senjata laras panjang itu, diperlihatkannya kepada warga binaannya.

“Kancing baju ini akan bertukar menjadi rupiah. Rupiah nanti yang didapatkan buat bantu hidupkan keluarga. Jangan dibeli miras ya,” ucapnya sambil senda gurau disambut tawa warga.

Menguruskan Asuransi

Ilmu yang sudah ditularkan diharapkan bisa dinikmati oleh masyarakat. AKBP Untung Sangaji terus mengingatkan agar keterampilan yang diajarkan bisa dijaga dan mesin yang diberikan supaya dirawat.

Tempat usaha di rumah masing-masing juga nantinya akan ditinjau. Hasil awal dari tangan masyarakat itu akan dibagi-bagikan terlebih dahulu kepada pendeta atau siapapun untuk memperkenalkan hasil karya mereka.

“Kita kasih karya yang bagus ini kepada pendeta, kedepan masyarakat tidak jual tanah lagi, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tetapi tanah tidur itu bisa ditanam pohon kelapa, dan buahnya, bisa dijadikan minyak makan, sedangkan batoknya dijadikan kancing baju. Jadi tidak jual tanah lagi tetapi jual kancing baju,” ucapnya .

Terlihat penuh semangat, meski sudah berpeluh, tak tanggung-tanggung, 50-an warga yang dulunya pemabuk dan peracik miras itu pun terus membuat kancing baju dan minyak makan. Dan sungguh beruntung warga karena Kapolres sudah menguruskan asuransi.

“Kedepan, bank akan ‘mengejar’, agar masyarakat menabung di bank,” ucapnya, sambil mengilal peluh dengan tangan yang sudah dicucinya menggunakan handsanitizer.

Manfaatkan Beras Jadi Aneka Kue

Di ruang kerjanya, AKBP Untung Sangaji bercerita akan mengembangkan home industri kepada kelompok masyarakat lainnya. Dikatakan, sudah ada warga Merauke lainnya yang akan dilatih. Termasuk pelatihan membuat kue dari tepung beras.

AKBP Untung Sangaji melihat beras di Merauke melimpah, overload. Sebanyak 40 ribu ton akan ia beli. Pihaknya sedang mengambil mesin pembuat tepung agar masyarakat bisa membuat aneka kue dari tepung beras .

“Kita akan bikin kue kukus, kue kering, biskuit, kerajinan-kerajinan lain yang ada hubungan dengan garmen di Jakarta dan luar negeri yang sudah koneksitas dengan kita. Selain itu, menjahit batik area Merauke, kancingnya dari kita, penjahitnya dari kita. Dihasilkan di sini mungkin kita akan jual juga batik-batik dari luar tapi kancingnya dari sini karena kancing ini cocok dengan baju batik, model baju batik apa saja,” ungkapnya.

Tak hanya jago menembak, AKBP Untung Sangaji pun jago masak. Ilmu itu akan ditularkan kepada warga Merauke untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup dalam situasi pandemi Covid-19 dan perubahan perilaku, new normal. Waktu pelatihan dimulai sebelum apel sore di Mapolres Merauke hingga selesai malam hari selama dua minggu non stop.

Pagi aktifitas polisi yang sudah magister hukum itu, sibuk menandatangani berkas. Banyak kasus yang masuk dan ditangani markas besarnya. Dari kasus makar, KDRT, dan kasus kejahatan lainnya.

“Saya nasehati masyarakat, toh kita tidak mau nahan orang (berkasus, red) lama-lama di sini. Kalau boleh ya mereka cepat sadar, cepat selesai ya sudah kita berbagi kebaikan saja agar masyarakat menjadi masyarakat yang baik. Mumpung saya jadi Kapolres di sini,” demikian tandasnya.

Warga Ucapkan Terima Kasih

Salah satu warga yang mengikuti pelatihan home industri, Yosep Gebze mengucapkan terima kasih kepada AKBP Untung Sangaji karena telah memberikan pekerjaan yang cukup menjanjikan. Pria berumur 21 tahun ini tidak menyangka bisa mendapat kesempatan tersebut.

Yosep Gebze, kesehariannya bekerja sebagai harian lepas Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Merauke yang tak menentu pendapatan dan sebagai salah satu orang yang tertangkap mabuk justru dihadiahi keterampilan oleh Kapolres.

“Saya sekarang sudah bisa kerja bor tempurung kelapa, gunting atau belah kelapa, haluskan kelapa nanti di bor lagi dibuat jadi kancing baju,” bebernya dengan logat Papua.

Hal yang sama diungkapkan, Yohanes Heatubun. Pria yang tinggal di belakang RSUD Merauke ini merasa lebih bersemangat dengan mengikuti pelatihan home industri. Meski diakuinya awalnya pusing mengikuti pelatihan ini. Tetapi tak perlu lama, ia jadi mulai terampil.

“Rasanya lebih semangat kembali, barang yang dianggap sudah tidak dipakai bisa kita manfaatkan, bisa kita jadikan uang. Pelatihan seperti ini membuka pendapatan kita juga, pelan-pelan kita dapatkan uang,” terangnya.

Dia mengaku baru mengetahui batok kelapa bisa dijadikan barang bermanfaat selain untuk membakar ikan, sebagai arang.

“Selama ini kan di buang-buang, untuk bakar-bakar ikan begitu. Sekarang fungsinya ada kancing. Apalagi pandemi Covid-19 ini kita juga kehilangan pekerjaan, ekonomi sekarang tidak menentu. Kita orang kecil, pekerjaan dipelabuhan penghasilannya tidak menentu. Adanya pelatihan dari Kapolres kita senang. Kalau lebih giat bekerja, kita akan peroleh pendapatan lebih,” demikian aku Yohanes.***

Pria yang pernah menjadi pengawal pribadi Irwandi Yusuf saat Pilkada lalu ini mengaku, tidak pernah letih terus melakukan yang terbaik buat warga di daerah dimana ia ditugaskan.

“Jika nanti saya tidak di sini lagi. Ada sesuatu yang baik saya tinggalkan untuk masyarakat di sini, ya paling tidak, bisa membantu meningkatkan perekonomian warga,” pungkasnya mengakhiri wawancara khusus tim AcehNews.net di Merauke. (Hidayatillah/Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *