50 Yachter Kunjungi Objek Wisata Unggulan di Banda Aceh

BANDA ACEH | AcehNews.net – Sekitar 50 yachter mengunjungi objek wisata unggulan situs tsunami di Banda Aceh, Selasa (30/4/2019). Para peserta Sabang Marine Festival 2019, di hari terakhir mereka mengunjungi dua situs tsunami unggulan yaitu PLTD Apung dan Museum Tsunami.

Sebelum mengunjungi situs tsunami unggulan, para yachter dari negara Belanda, Malaysia, Australia, Prancis, Alaska, Canada, Inggris, Australia, Amerika, dan Belgia menikmati kopi saring dan kue tradisinal Aceh, timpan dan pulut panggang, di salah satu Warung Kopi di Ulee Lheue.

Para rombongan saat tiba di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh dari Balohan Sabang dengan menggunakan kapal cepat sekitar pukul 09.15 WIB dan disambut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Jamaluddin, di dampingi Kabid Pemasaran Rahmadhani beserta Kasi Pengembangan Komunikasi, Akmal Fajar, dan Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Said Fauzan.

Serune kale menyambut yachter dari kapal layar (yacht) Adiejiwah, Babagnaff 6, Brave Heart, Frangkiz, Icaros, Jaga ii, Just Dance, Lady You, Nauti Nauti, Althea, Kali, Mandragore, Puddy Tat, Aku Angka, Millenium, Slopemouch, Tiger Balm, 2 Fast 4 You, Moanna, Wishful Thingking, Maripossa, Melemila, dan Miss Venus.

Selesai mengalungi shall bercorak adat Gayo, ke salah seorang yachter, Jamaluddin kepada wartawan mengatakan, kehadiran para yathcer di Banda Aceh, guna mengenalkan dan mempromosikan situs tsunami yang ada di Banda Aceh, juga menyeruput kopi saring dan kuliner khas Aceh.

“Ini dalam Kegiatan City Tour Sabang Marine Festival (SMF) 2019, Pemerintah Aceh melalui Disbudpar bekerjasama dengan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), berkesempatan mempromosikan wisata unggulan yang ada di Banda Aceh,” jelas Jamaluddin.

Lanjutnya, selain mempromosikan destinasi wisata unggulan Aceh, Pemerintah Aceh menyasar para wisatawan yang masuk melalui jalur darat dan udara. “Kita juga menyasar para wisatawan yang masuk melalui jalur laut seperti yacht dan cruise karena didukung oleh letak geogarafis yang dikelilingi oleh bahari yang menjadi salah satu sector unggulan daya tarik wisata Aceh, dimana kehadiran mereka akan mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan dan memberikan kontribusi pada sektor perekonomian,” katanya lagi.

Sementara itu, Kabid Pemasaran, Rahmadhani menambahkan, peserta diajak berkeliling kota Banda Aceh selama sehari penuh menggunakan Bus Pariwisata yang telah disiapkan dan didampingi para Pemandu Wisata untuk menceritakan tentang daya tarik wisata di Banda Aceh serta peserta juga dibekali Goodies yang berisikan Kaos dan Topi.

“Kami ingin para yachter sekembali dari Aceh dapat menceritakan kepada yachter lainnya, bahwa Aceh sangat nyaman dan aman dikunjungi. Selain bahari dan alam nya yang indah, juga kelezatan kuliner dan kopi yang disajikan tradisional tiada duanya. Juga tadi para yachter disambut tarian Saman dan Ranup Lampuan saat di Museum Tsunami. Mereka juga berbaur dengan masyarakat saat minum kopi maupun makan siang. Sehingga dapat melihat dan menikmati keramahtamahan masyarakat Aceh, sebab Peumulia Jame Adat Geutanyoe (Memuliakan tamu adalah adatnya orang Aceh),” kata Rahmadhani.

Dia juga mengatakan, selaku Kepala Bidang Pemasaran menyampaikan bahwa Kegiatan “City Tour Sabang Marine Festival (SMF) 2019” sengaja dilaksanakan dan telah dijadwalkan jauh-jauh hari dengan terus berkoordinasi kepada pihak BPKS Sabang selaku penyelenggara utama untuk memeriahkan Event Sabang Marine Festival (SMF) 2019 yang menjadi salah satu Top 10 dalam 100 Calendar of Event (COE) Aceh 2019, diharapkan even yang telah menjadi Event Tahunan di Kota Sabang.

“Kedepan dapat terus inovatif dan mampu mendatangkan lebih banyak kapal yacht,” harapnya, seraya menambahkan Disbudpar terus mempromosikan Aceh, baik di dalam maupun luar negeri.

Sekitar 50 yachter selesai berkeliling dan menikmati santap siang dengan menu khas Aceh, sebelum kembali ke Sabang pukul 16.00 WIB dengan ferry, peserta berbelanja di pasar tradisional Peunayong dan berbelanja cinderamata di Toko Souvenir.

Salah orang yachter dari Belanda, Dornie (45) mengatakan, kalau selama di Sabang dan Banda Aceh dia bersama suaminya, merasa sangat nyaman karena merasakan keramahan masyarakatnya saat menyambut tamu.

“Kami benar-benar sangat dimuliakan. Tidak saja baharinya yang indah tetapi masyarakatnya juga ramah. Saya juga sempat menikmati kopi Aceh dan kuliner khas Aceh, rasanya tidak begitu aneh. Saya benar-benar menikmatinya dan ingin kembali lagi ke sini,” demikian Kata Dornie. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *