Protes Penutupan Jalan Diponegoro  
Puluhan Pedagang Datangi Kantor Balaikota

BANDA ACEH – Puluhan Pedagang Pasar Aceh di Jalan Diponegoro, Banda Aceh, Selasa kemarin (21/10), sekitar pukul 10.00 WIB berjalan kaki dari Jalan Diponegoro, mendatangi Kantor Balaikota. Mereka kecewa terhadap Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh yang memasang rambu larang parkir di depan pertokoan di sepanjang jalan tersebut, sehingga mengakibatkan dagangan mereka sepi.

“Kebijakan Pemko Banda Aceh bersifat bijaksana dengan menutup Jalan Diponegoro? Jalan Diponegoro jangan ditutup, itu sama saja menutup rezeki kami karena tidak ada lagi orang belajan, Ibu Illiza paham ini,” teriak Ridwan, salah seorang pedagang Pasar Aceh di depan pagar pintu masuk Balaikota Banda Aceh yang dijaga belasan polisi dan Satpol PP.

Ridwan melanjutkan aspirasi pedagang di jalan tersebut, dia kembali meneriakan dengan suara keras, jika Walikota Banda Aceh mengaminin sifat-sifat kapitalisme, imperialisme masuk ke Aceh dengan digusurnya pedagang kaki lima di jalan tersebut, masyarakat menurut Ridwan akan terancam perekonomiannya.

“Ibu Illiza keluar jumpai kami Bu! Jangan sampai aksi ini menjadi anarkis karena kami tidak mau melakukan anarkis,” teriak Ridwan kembali yang disambut sorak pedagang lainnya.

Tak lama utusan dari Walikota Banda Aceh menemui Ridwan dan meminta sekira enam orang utusan mereka untuk menemui Walikota Banda Aceh. Ridwan bersama lima orang pedagang lainnya menuju ruang rapat Walikota Banda Aceh yang dikawan beberapa pihak keamanan, sekitar pukul 11.30 WIB.

Setiba dalam ruang Rapat Walikota Banda Aceh, rapat tersebut tertutup dan wartawan tidak dibenarkan masuk ke dalam. Pintu ruang tersebut kemudian ditutup dan dijaga tiga orang satpam. Sekitar setengah jam lebih, kemudian enam orang utusan dari para pedagang yang melakukan aksi protes penutupan Jalan Diponegoro tersebut kembali ke puluhan pedagang lainnya yang menunggu tertib di luar pintu masuk Balaikota yang masih dijaga pihak keamanan.

Dalam pertemuan tertutup itu, terlihat hadir Sekdakot Banda Aceh, T. Saifuddin TA, Asisten 2, Tarmizi Yahya, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM ,Yusmadi, Kepala Dinas Keuangan dan Aset Daerah, Purnama Karya, dan sejumlah SKPD.

“Kami sudah menetapkan satu lapis pakir, yakni satu lapis pakir disebelah kiri dan satu lapis di sebelah kanan. Keputusan itu setelah berkoordinasi dengan para pedagang yang berjualan di jalan Diponegoro yang akhirnya menyepakati bahwa boleh pakir kendaraan roda dua asal satu baris, satu baris kiri dan satu baris kanan,” jelas Illiza.

Kemudian lanjut Walikota Banda Aceh, sedangkan untuk kendaraan roda dua milik pedagang dilarang dipakir di depan toko karena hanya kendaraan pembeli saja yang boleh pakir di depan toko. Kalau kendaraan pedagang bisa dipakir di tempat yang telah disediakan.

“Untuk kendaraan roda empat, sejak Rabu (21/10) sudah tidak boleh lagi dipakirkan di depan toko, harus kedepan pakir yang telah disediakan. Kalau memang ada mobil yang memakirkan di depan toko maka akan di gembok oleh petugas perhubungan,” jelasnya lagi kepada wartawan.

Mengenai keberatan pedagang Jalan Diponegoro ditutup, secara tegas Illiza mengatakan, tidak ditutup melainkan dialihkan sementara untuk menjaga agat kawasan tersebut tidak terjadi kemacetan dan ini juga sesuai masukan dari hasil rapat di Unsyiah, Senin (20/10). Illiza mengatakan lagi, jika tadi dia belum bisa memberi jawaban atas tuntutan para pedagang tersebut dan mengatakan akan meninjau langsung ke lokasi pada pukul 14.00 WIB untuk mencari solusi yang baik atas permasalah tersebut.

Kepala Bidang LLAJ Dishubkominfo Banda Aceh, Muhammad Zubir sebelumnya aksi dilakukan pedagang mengatakan, pihaknya melakukan pelarangan parkir di Pasar Aceh, tepatnya di Jalan Diponegoro itu berdasarkan  intruksi Walikota serta Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Banda Aceh, selaku pengelola Pasar Aceh II, yang diduga banyak parkir liar.

“Apapun perintah dari atasan, itu kita lakukan,” ujarnya.

Menurutnya, pelarangan parkir di sepanjang jalan itu, bagi pengguna roda dua hingga roda empat karena faktor sering terjadinya kemacetan. “Ini baru tadi malam kita pasang rambu-rambu larang parkir,” katanya kepada wartawan. (saniah ls/agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *