Proyek Rumah Dhuafa di Simeulue Belum Tuntas Pengerjaannya

SIMEULUE – Sebanyak 109 unit rumah kaum dhuafa yang dikelola Dinas PU Simeulue tahun ini hanya bisa selesai dikerjakan 29 unit. Sisanya masih dalam tahap pekerjaan.

Rumah berlabelkan kaum dhuafa ini dianggarkan dengan pagu Rp 8,7 milyar. Pekerjaan proyek ini dimulai 10 Juli lalu sesuai dengan nomor dan tanggal kontrak. Ironisnya, rumah yang didanai dari Otsus 2014 tadi masih ada yang didapati dengan realisasi fisik 20 hingga 30 persen.

Olet (50) warga Simpang Abail, Kecamatan Teupah Tengah, Selasa (16/12) mengaku kecewa dengan proses pembangunan produk pemerintah ini. Pasalnya, rumah yang diharapkan dapat ditempati secepatnya ternyata masih sebatas harapan.

“Semestinya rumah yang sudah ada dananya ini bisa cepat selesai dibangun karna dananya memang sudah tersedia. Soal mutu bangunan kami tidak tahu, harapan kami hanya bisa cepat ditempati,” ketus Olet yang sedang menggendong anaknya yang cacat sejak lahir.

Dinas PU setempat mengakui keterlambatan progres bangunan rumah dhuafa tersebut. Kendati demikian, pihak dinas akan membayarkan pekerjaan sesuai dengan realisasi fisik yang selesai.

“Dari realisasi fisik yang ada bisa menjadi penilaian rekanan yang memiliki itikad baik atau tidak dalam bekerja. Dinas PU saat ini hanya mencairkan dana sesuai real di lapangan,” ujar Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Cipta Karya Dinas PU, Rahadian, ST.

Rahadian menjelaskan, perusahaan yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan setelah penambahan waktu selama 50 hari sesuai peraturan yang ada akan diputuskan kontrak. Sisa anggaran proyek akan dicairkan untuk menjadi kas daerah.

“Bahkan, perusahaan terkait akan di-black list. Konsukwensinya perusahaan selama dua tahun tidak bisa digunakan dalam melaksanakan proyek lainnya ke depan,” jelas Rahadian.

Data yang diperoleh AJNN, 109 unit rumah kaum dhuafa yang dikelola Bidang Cipta Karya Dinas PU setempat dikerjakan tujuh perusahaan. CV.Mitra Pratama Mandiri 18 unit Rp 1,7 milyar dengan realisasi fisik 65 persen, CV. Aceh Serumpun 21 unit pagu Rp 2 milyar realisasi fisik 57 persen, CV. Rikiya 10 unit Rp 1 milyar realisasi 50 persen, CV. Lina Harapan 10 unit Rp 1 milyar real fisik 60 persen, CV. Mount Mandiri 20 unit Rp 1,9 milyar real fisik 100 persen (proses pekerjaan), CV. Operasi Fajar 17 unit pagu Rp 1,6 milyar real fisik 52 persen. Sedangkan pekerjaan yang telah PHO hanya satu perusahaan yakni CV. Lawel Vangkal Indah 9 unit dengan pagu Rp 899 juta.

Dari 10 kecamatan yang ada di Simeulue hanya tiga kecamatan yang tidak mendapatkan bantuan rumah berlabelkan kaum dhuafa. Kecamatan Simeulue Timur 18 unit, Teupah Barat 21 unit, Simeulue Barat 10 unit, Alafan 10 unit, Teluk Dalam 9 unit, Teupah Selatan 20 unit dan Teupah Tengah 17 unit.

Sedangkan, warga kaum dhuafa di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Salang, Simeulue Cut, dan Simeulue Tengah harus bersabar di tahun 2014 rumah produk pemerintah tersebut. (ajnn.net)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *