JANTHO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar melalui Dinas Pertenakan setempat akan terus mengembangkan populasi ternak sapi dan kerbau Aceh, untuk memenuhi kebutuhan daging di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan populasi sapi wilayah tersebut baru mencapai 70 ribu ekor.

“Pemkab Aceh Besar menargetkan jumlah populasi ternak sapi di 2017 bisa mencapai 260 ribu ekor,” ujar Kepala Dinas Pertenakan Aceh Besar, Ahmad Tarmizi kepada wartawan, saat memantau harga daging sapi di pasar tradisional, Lambaro, Aceh Besar, beberapa hari lalu.

Tarmizi menyebutkan, hingga saat ini jumlah populasi ternak sapi di Aceh Besar baru mencapai sebanyak 70 ribu ekor sapi. “Jumlah itu masih sangat sedikit dibandingkan jumlah penduduk di Aceh Besar,”jelasnya.

Menurutnya, dengan jumlah populasi ternak tersebut masih belum mampu memenuhi kebutuhan daging di Aceh Besar dengan jumlah penduduk yang mencapai 371 ribu jiwa tersebut.

Sementara mahalnya harga daging sapi di Aceh, khususnya di Aceh Besar, dia mengatakan, disebabkan populasi ternak sapi Aceh belum cukup. Sehingga harga daging sapi Aceh sangat tinggi.  Sebut Tarmizi, harga daging sapi Aceh di pasar tradisional, Lambaro, Aceh Besar dijual dengan harga sebesar Rp120 ribu/Kg, sedangkan harga daging sapi dari Medan dijual seharga Rp110 ribu/Kg.

“Hingga triwulan kedua 2014 lalu, jumlah populasi ternak sapi Aceh sudah mencapai sebanyak 108 ribu ekor. Artinya pada 2017 bisa mencapai 260 ribu ekor. Sebelum tsunami populasi ternak sapi Aceh di Aceh Besar bisa mencapai ratusan, namun, setelah terjadi tsunami jumlah populasi ternak menjadi berkurang,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya akan terus berusaha untuk mengembangkan populasi ternak di Aceh Besar, sehingga target yang telah ditetapkan tersebut bisa terealisasi. Tarmizi juga meminta kepada Ketua Asosiasi Pedagang Daging Sapi dan Kerbau (Aspeda) Aceh Besar agar dapat melaporkan berapa ekor sapi yang dipotong di rumah pemotongan setiap harinya. (agus)