Ini Pesan Teuku Wisnu Kepada Remaja Aceh

BANDA ACEH – Seorang perempuan melihat laki-laki itu adalah masa depannya, sedangkan seorang laki-laki melihat perempuan pada masa lalunya. Begitu ungkapan Teuku Wisnu, artis nasional asal Aceh di sela-sela acara Sosialisasi Metode Tahrir, Cara Cepat, Mudah dan Menyenangkan Baca Al-Quran di Amel Convention Hall, Banda Aceh beberapa hari lalu.

Pada acara yang digelar oleh Pemko Banda Aceh tersebut, suami Shireen Sungkar ini tampil sebagai pembicara utama bersama Ustad Harun Al-Rasyid dan Ustad Fatih Karim SP dari Lembaga Cinta Quran, Jakarta.

“Alhamdulillah bisa pulang kampung lagi. Dulu saya tinggal di Teupin Raya, Sigli, Pidie. Lahir di Jakarta, kemudian dibawa ayah ke Aceh dan sekolah di sini hingga kelas 3 SMP lalu pindah ke Jakarta. Saya pernah sekolah di SD 3 Blang Asan dan SMP 1 Sigli,” kata Teuku Wisnu mengawali sambutannya.

Saat tinggal di Aceh, ia rutin mengikuti pengajian di Masjid Al-Falah, Blang Asan. “Rata-rata ustadnya masih muda. Kami ngaji, main bola hingga naik gunung bareng ustad dan remaja mesjid di sana,” kenang Teuku Wisnu yang kini memelihara panjang jenggotnya.

Kehidupannya berubah drastis ketika ia pindah ke Jakarta hingga menjadi salah satu selebriti papan atas Indonesia. “Saya sudah punya income (pendapatan) sendiri, bisa beli mobil dan rumah dari penghasilan saya bermain sinetron,” katanya di hadapan ribuan peserta yang hadir.

“Sungguh benar hadis Nabi yang menyatakan seseorang itu akan mencocoki kawan karibnya. Saya pun ikut terjerumus ke dalam kehidupan jahiliyah, karena pengaruh teman-teman dan lingkungan. Sampai akhirnya saya sadar, hati ini rasanya nggak pernah tenang,” katanya lagi.

Ada yang mengatakan, sambung Wisnu, waktu muda itu untuk foya-foya dan masa tua untuk bertobat. “Satu hal yang menggelitik, pertanyaannya umur kita ada yang jamin bisa sampai tua? Tua atau sakit bukan tanda mati. Saya bulatkan tekad saat itu juga saya berhijrah, kembali ke jalan Allah, karena mati bisa datang kapan saja,” katanya berpesan.

Lanjut Wisnu, teman yang jahil ditinggalkan, karena iman saya belum kuat untuk tak tergoda (perbuatan yang dilarang Allah). Kemudian, Wisnu pun mencari lingkungan baru, karena lingkungkan punya pengaruh kuat selain media TV.

Soal pacaran, menurutnya yang rugi nantinya kaum perempuan itu sendiri. Karena yang dilihat dari seorang laki-laki itu adalah masa depannya, sedangkan perempuan masa lalunya, kata Wisnu.

“Sebandel apapun seorang laki-laki, jika ia bertobat dan mempunyai masa depan cerah, tak akan ada yang mempermasalahkannya lagi. Namun sebaliknya, orang akan selalu melihat masa lalu seorang perempuan, sebaik apapun dirinya sekarang,”katanya penuh makna.

Kepada para remaja terutama yang perempuan, ia berpesan agar selalu menjaga pergaulannya. “Saya tak menampik jika dulu saya juga pernah pacaran dan saya menyesalinya, makanya jangan ikuti saya, yang jelek-jelek dari seorang Teuku Wisnu jangan ditiru, ambil yang baik-baiknya saja,” pungkasnya.

Acara yang diikuti oleh ribuan Guru Diniyah itu turut dihadiri oleh Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE, Sekda Ir Bahagia Dipl SE, para asisten, staf ahli, Kabag dan Kabid di lingkungan Pemko Banda Aceh, serta awak media. (zoel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *