Gempa 7 Desember, Korban Meninggal Bertambah Menjadi 102 Jiwa

AcehNews.net|BANDA ACEH – Memasuki hari kedua pasca gempa Aceh pada 7 Desember 2016, pukul 05.03 WIB, tim evakuasi dari pemerintah, TNI, Polri, relawan dan masyarakat terlihat saling bersinergi melakukan evakuasi korban yang kemungkinan masih tertimbun reruntuhan.

Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah  (BPBD) Aceh dan BPBD Pidie Jaya di pencatatan Pusat  hingga Kamis (8/12/2016) pukul 09.00 WIB, jumlah korban 102 orang  meninggal dunia. Sementara 700 orang lainnya mengalami luka-luka, baik itu luka ringan dan berat.

BPBD Aceh  mencatat, sekitar 3.267 jiwa masyarakat korban gempa baik di Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, dan Pidie (daerah terparah), sudah diungsikan. Kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroh, banyaknya masyarakat yang mengungsi dikarenakan rumah mereka mengalami kerusakan dan sebagian besar tidak mungkin lagi untuk ditempati.

Memasuki hari ke-2, lanjutnya,  puing-puing reruntuhan sudah mulai dibersihkan untuk memperlancar jalur transportasi.Selain itu Sutopo juga menyebutkan, kerusakan akibat gempa ini tercatat 105 ruko roboh, 19 ruko rusak berat, 5 ruko rusak ringan, 429 rumah rusak (348 rusak berat, 42 rusak sedang, 39 rusak ringan), 14 Masjid rusak berat, enam unit musholah/meunasah rusak, 1 unit bangunan  RSUD Pidie rusak berat, 1 unit bangunan Kampus STAI AL-Azziziyah Mudi Mesra Roboh, 3 unit bangunan pesantren rusak.

Sementara itu, upaya pencarian dan penyelamatan korban gempa terus dilakukan secara intensif. Kepala BNPB, Willem Rampangilei, bersama Menteri PU Pera, Menteri Kesehatan dan pejabat lain dari Kementerian Sosial, Basarnas dan lainnya sudah berada di Pidie Jaya untuk membantu penanganan darurat.

“Kepala BNPB telah memberikan arahan terkait penanganan tanggap darurat. Posko tanggap darurat, media center, struktur komando tanggap darurat dan koordinasi dengan berbagai pihak segera dilakukan,” ujar Sutopo, Kamis (08/12/2016) kepada awak media melalui grup WhatsApp.

Kemarin, Rabu (7/12/2016) Plt Gubernur Aceh telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana skala provinsi selama 14 hari dari 07-20 Desember 2016. Penetapan status darurat skala provinsi di karenakan dampak gempa yang terjadi di 3 Kabupetan yaitu Pidie Jaya, Bireuen dan Pidie.

Dalam masa tanggap darurat ini, kata Sutopo dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain yaitu, pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya, penentuan status keadaan darurat bencana, penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan terhadap kelompok rentan, dan pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

Guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang tinggal di pengungsian. Lanjut Sutopo, TNI hari ini direncanakan akan mendirikan rumah sakit lapangan di Pidie Jaya untuk menangani korban luka yang masih ada.

BNPB sendiri pada sore ini  mengirimkan bantuan senilai Rp3,5 miliar dalam bentuk tenda posko sebanyak 10 buah, genset kapasitas 2.800 watt sebanyak 10 unit, permakanan, family kit dan lainnya dengan menggunakan pesawat terbang cargo dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Bandara Blang Bintang. Begitu juga dari kementerian/lembaga yang lain telah banyak menyalurkan bantuan ke korban gempa.

“Kendala lapangan yang masih dihadapi adalah ketersediaan alat berat dan jalan yang terlalu sempit untuk dilalui oleh alat berat,” demikian pungkasnya.

Lebih dari 1.460 personil terlibat dalam proses darurat gempa ini, baik personil yang berasal dari unsur BNPB, BPBD, TNI/Polri, kementerian/lembaga, dinas, relawan dan masyarakat.  (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *