Dilarang Melaksanakan Maulid, Ratusan Warga Datangi Kantor Hyundai

TAKENGON – Ratusan masyarakat mendatangi kantor PT. Hyundai yang terletak di Kampung Bius, Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (13/01/2014) petang. Masyarakat yang tergabung dari beberapa desa itu berang akibat pihak PT. Hyundai melarang untuk melaksanakan perayaan Maulid Nabi.

Kondisi kantor yang dekat dengan tempat ibadah umat Islam, membuat pihak PT. Hyundai merasa teraganggu karena pengeras suara masjid. Salah satu saksi mata, warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya, melalui AcehNews.net, Rabu (14/1/2015) mengatakan, kalau pihak PT. Hyundai mengirim utusan ke masyarakat untuk melarang melaksanakan Maulid Nabi.

“Hyundai mengutus orang untuk melarang melaksanakan maulid, karena mereka merasa terganggu dengan alat pengeras suara masjid Burni Bius,” ungkap saksi mata tadi lewat telpon selular.

Sementara itu PT. Hyundai, kontraktor asing yang mengerjakan proyek PLTA Peusangan, hingga berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi dan AcehNews.net mencoba konfirmasi, Rabu sore melalui handphone, Okta, Manager Proyek PLTA Peusangan mengatakan turut prihatin dan menyayangkan peristiwa itu sampai terjadi.

“Ini adalah misconduct (kelalaian) personil kontrakto, untuk itu kepada kontraktor dan personnya kami akan mengambil langkah serius untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi,” kata Okta menjawab konfirmasi melalui pesan singkat yang dikirimkannya ke AcehNews.net, Rabu sore.

Lanjut Okta, pihaknya berharap segera ada penyelesaian dan rekonsiliasi dengan masyarakat dan hal ini kata dia, sedang dirundingkan dengan stakeholder terkait.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) asal Aceh Tengah, Bardan Sahidi yang dimintai tanggapannya mengatakan, seharusnya PT. Hyundai harus menghormati kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat Aceh.

“Sudah menjadi sebuah keharusan PT Hyundai sebagai perusahaan asing untuk menghormati kebudayaan dan kearifan lokal kita. Bukan hanya menghormati tetapi juga harus menjaga dan melestarikan,” tegas Bardan.

Bardan sendiri meragukan kemampuan managerial dari PT. Hyundai terkait masalah ini. Karena sebanarnya culture dari masyarakat Takengon itu sangat terbuka dan saling menghormati.

“Masyarakat Takengon itu sangat terbuka, jadi kalau sampai hal ini terjadi kita meragukan kemampuan managerial dari PT. Hyundai tersebut,” tambah anggota DPRA di Komisi 1 tersebut.

Dalam waktu dekat Bardan akan turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung permasalahan. Dia juga berharap kepada masyarakat untuk bisa menahan emosi sejenak.

“Saya berharap masyarakat bisa menahan emosi dan  kita juga sudah memnghubungi polisi untuk menjaga keamanan,” tutup Bardan. (ryan juliansyah)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *