BANDA ACEH – Ustad Harun Al-Rasyid dari Lembaga Cinta Qur’an mengupas Metode Tahrir di Pendopo Walikota Banda Aceh, beberapa hari lalu. Metode tahrir adalah cara super cepat dan super mudah membaca Al-Quran.

“Dengan durasi delapan jam, orang yang sebelumnya tidak bisa membaca Al-Quran, Insyaallah bisa membaca Al-Quran walau masih terbata-bata,” ucapnya di depan Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE beserta kepala SKPK di jajarannya, dan guru Diniyah.

Jelaskannya, sebelum memulai metode ini, peserta didik harus dibawa ke dalam suasana yang gembira dan rileks, agar ilmu yang diserap optimal. Ustad Harun mengatakan, ada dua langkah dalam Metode Tahrir. Pertama, menguasai huruf hijaiyah dengan cara merangkai cerita dengan huruf hijaiyah. Di mecontohkan, tsa ya rho za zho ha na ta ma sya ka qo ta a dza.

Kedua, kata dia lagi, memahami kaidahnya, ada enam kaidah yang harus dipelajari, di antaranya pengenalan bunyi huruf a i u, an in un, dan cara menghentikan bacaan.

“Betapa penting kita paham isi Al-Quran. Untuk ap Al-Quran Ada? Sebagai petunjuk dalam kehidupan kita. Itu hanya bisa kita dapatkan dengan membaca, memahami dan mengamalkannya. Yuk kita ajak saudara-saudara kita belajar Al-Quran dengan suka cita,” katanya.

Ustad Fatih Karim SP selaku CEO Lembaga Cinta Quran, Jakarta, menambahkan, para pengajar Al-Quran harus menjaga penampilan. Bukan harus ganteng, cantik atau putih, yang penting bersih. Kedepan, ungkapnya, pihaknya juga berencana menggelar traning for trainer kedepan, dalam membantu Pemko Banda Aceh mengentaskan buta aksara Al-Quran di Banda Aceh.

“Jika diperlukan, kami juga punya metode belajar bahasa Arab yang saat ini sedang kami kembangkan,” tutupnya.

Pada kesempatan itu, Lembaga Cinta Quran juga membagikan secara gratis materi pembelajaran Metode Tahrir berupa diktat maupun softcopy kepada puluhan guru pengajar Al-Quran yang hadir.  (zoel m)