BANDA ACEH – Semenjak diumumkan   penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)  bersubsidi, oleh Presiden RI Jokowi, Senin (19/01) lalu. Harga sembako di pasar Peunayong kini mulai relatif stabil. Salah seorang pedagang Toko Anugrah Peunayong. Muammar mengatakan, harga sembako  seperti sayuran, cabai, tomat, dan bawang sudah turun. Katanya, saat diwawancai Acehnews.net Selasa (20/10) pagi.

Ia menerangkan, harga  cabai merah yang dulunya Rp65 ribu kini di jual seharga Rp30 ribu, cabai rawit dari harga  Rp50 ribu sekarang menjadi Rp40 ribu. “Itu memang sudah menjadi harga pasaran, kalau cabai bagus bisa mencapai Rp70 ribu. Harga cabai memang sangat menurun saat ini cuma tergantung pada cabai nya juga,” sebut Muammar.

Harga sembako lain seperti tomat juga mengalami penurunan. Sebut Muammar, kalau tomat Medan dulunya seharga Rp10 ribu, sekarang sudah turun menjadi Rp6 ribu, dan kalau harga sayuran lainnya masih seperti harga biasa.

Harapnya, pemerintah harus konsisten dalam menetapkan harga BBM. Karena hal tersebut juga  mempengaruhi harga bahan sembako. “Di saat harga mahal, banyak pelanggan yang mengeluh, dan berkurang, kalau murah ya banyak di beli, tetapi kalau harga mahal pelanggan hanya membeli sedikit,” kata Muammar.

Disamping itu pedagang grosir PD 2,  Mahrul menyebutkan, harga yang masih terbilang mahal adalah seperti beras dan telur. Harga telur saat ini mencapai Rp36 ribu satu papan, dari harga dulunya Rp30 ribu. Sedangkan harga beras tergantung pada kualitas beras tersebut. Mulai dari harga Rp150 hingga Rp230 ribu/karung (isi 15 Kg).

“Karena harga tersebut bergantung pada mahal murahnya ongkos angkutan umum. Dan tergantung pada jarak pemesanan barang, seperti saya barang yang masuk  itu dari Medan. Makanya harga beras dan telur masih mahal,” jelasnya.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Aceh, Ramli yang dikonfirmasi AcehNews.net via telephon mengatakan, tarif angkutan yang ada di Aceh hanya diturunkan 10% dari harga sebelumnya. Pengumuman ini nantinya akan disampaikan Organda Aceh ke seluruh loket yang ada di terminal. (zuhri noviandi)