Asnaini, Ibu Bagi Semua Masyarakat Pegasing

“Award yang saya raih saya hadiahkan untuk semua perempuan yang ada di Aceh dan khususnya untuk warga saya di Pegasing.” tutur Asnaini, reje (kades/lurah/keuchik) Desa Pegasing kepada AcehNews.net beberapa waktu lalu.

Wajah Asnaini menghiasi berbagai media lokal maupun nasional. Kiprahnya menjadi Ibu  bagi 414 jiwa atau 122 KK masyarakat Pegasing dan hingga meraih berbagai penghargaan, menjadikan ia sorotan bagi perwarta yang ingin mewartakan perannya itu.

Asnaini sudah tiga tahun menjadi Kepala Desa di Pegasing, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah. melalui pemilihan yang digelar pada 02 Februari 2011. Namun sebelumnya ibu kadung dari Alhusniba Rezeka (17), Dewi Rahmadaini (12), dan Mariani Munthe (9) ini, pernah menjadi pendamping sekitar1.500 perempuan yang terlibat dalam kelompok simpan pinjam pada Program Pengembangan Kecamatan (PPK) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan ini.

“Saya hanya perempuan biasa. Diberi amanah oleh masyarakat Pegasing sebagai reje, dengan restu suami dan anak-anak saya, saya pun melangkah dengan Bismillahirrahmanirrohim, memberikan yang terbaik bagi warga saya,” tutur istri Mirzan ini disela-sela kesibukannya sebagai kepala desa dan sekaligus ibu bagi ketiga anak-anaknya.

Meski keseharian Reje Desa Pegasing ini disibuki dengan urusan masyarakat di desanya yang umumnya petani kopi, tetapi Asnaini tetap laten mengurus segala keperluan suami dan ketiga buah hatinya itu. “Perempuan  yang menjadi pemimpin itu bukan berarti harus melupakan kodratnya,” kata Asnaini dengan logat Gayo.

Peraih Perempuan Aceh Award 2012 ini membagi tips, kata Asnaini, perempuan harus pandai-pandai membagi waktu. Sebagai pemimpin, dia harus memberi waktu yang adil dalam melayani sekitar 414 jiwa masyarakat. Sementara di rumah, sebagai istri dan seorang ibu, wanita yang hobi bercocok tanam ini tetap melakukan kewajibannya mengurus suami dan ketiga buah hatinya, Rezeka, Dewi, dan Mariani.

Sejak pukul 07.00 pagi, setelah mengurus semua pekerjaan rumah tangganya, rumah alumna SMAN Pegasing 1991 berubah fungsi menjadi kantor. Rumah sederhana berdinding beton itu terbuka 24 jam bagi masyarakatnya. Baik yang sedang menghadapi masalah dan maupun yang ingin mengurus segala surat menyurat atau administrasi desa lainnya.

“Saya tidak membatasi waktu untuk masyarakat. Mereka bisa datang kapan saja ke rumah saya. Rumah ini terbuka 24 jam. Juga handphone saya tidak pernah saya matikan,” kata Asnaini bagaimana kedekatannya dengan warganya.

Jarak Balai Desa Pegasing dengan rumah Asnaini sekitar 25 meter. Ke kantor Asnaini hanya berjalan kaki. Namun karena masyarakat Desa Pegasing lebih senang menemui Asnaini di rumahnya dari pada di balai desa. Sehingga rumah pribadi Asnaini pun menjadi kantor kedua bagi Asnaini dan masyarakatnya yang setengah dari jumlahnya adalah kaum perempuan.

Keakraban Asnaini bersama warganya saat sore hari|Saniah LS

Keakraban Asnaini bersama warganya saat sore hari|Saniah LS

Perempuan kelahiran Gele Lungi, 24 Januari 1971 silam ini sejak terpilih dan dipercayakan 414 jiwa masyarakat Pegasing sebagai Kades (kepala desa), Ibu tiga anak ini mengabdikan hidupnya untuk kaum perempuan di sana. Mereka (perempuan) di Pegasing diajarkan berbagai keterampilan untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

Asnaini juga membentuk pegajian pedesaan khusus bagi perempuan. Dia membagi dua kelas pengajian. Setiap minggu, hari Selasa dari pukul 09.00-12.00 WIB, pengajian dihadiri para ibu rumah tangga berusia muda.

Selesai pengajian biasanya Asnaini bersama para IRT muda itu bermusyawarah bagaimana membangun desa dan meningkatkan perekonomian keluarga. Dia juga memberi ruang kepada ibu-ibu muda tersebut untuk ‘curhat’ masalah keluarga dan anak-anak.

Di kelas pengajian pada hari Jumat yang dimulai pukul 14.00-16.00 WIB khusus untuk IRT berusia lanjut (lansia), Asnaini hanya melakukan pengajian. Tetapi dia juga tidak menutup diri jika pada hari itu ada ibu-ibu berusia di atas usianya itu ingin berdiskusi dan berdialog dengan dirinya tetang semua persoalan.

“Tujuan dari pengajian ini, saya ingin mengeratkan tali silaturahmi. Di sini mereka saling kenal satu dengan lainnya dan juga sembari menjalin tali silaturahmi dengan warga saya, juga ingin membina komunikasi yang baik, tidak ada jarak diantara kami untuk saling terbuka dalam berbagai hal,” tuturnya.

Setelah membuka pengajian di desanya, Asnaini juga membentuk dan membina kader Posyandu dan Keluarga Berencana, ada lima ibu rumah tangga yang sudah trampil meningkatkan dan melayani para ibu, balita, dan anak dalam meningkatkan gizi dan kesehatan warga di desanya.

Dia juga sering mengajak ibu-ibu PKK di Desa Pegasing, memberi pelatihan kepada ibu-ibu di desanya, membuat kerajinan tangan dari bahan daur ulang sampah dan membantu memasarkannya. Mengajarkan kepada ibu-ibu rumah tangga memanfaatkan perkarangan rumah mereka dengan tanaman-tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk obat dan lauk bagi keluarga.

“Dalam menjalankan tugas saya sebagai kepala desa, saya melihat dan menanyakan langsung kepada masyarakat apa saja yang mereka butuhkan dan itu menjadi program kerja saya selama enam tahun. Antaranya program pemberdayaan perempuan dan peningkatan perekonomian keluarga,” sebut Asnaini.

Tak heran jika 50 persen Alokasi Dana Gampong (ADG) diperuntukan Asnaini untuk progran pemberdayaan perempuan dan peningkatan peremkonomian keluarga. “Alhamdulillah berkat dukungan masyarakat dan perangkat desa lainnya program ini telah berjalan dengan baik,” aku Asnaini.

Sebagai Keuchik di Gampong (desa) Pegasing Asnaini, dia harus mengaktifkan semua struktur desa, sekretaris desa, kepala dusun dan kaur. Sedangkan peran dia hanya mengontrol program-program yang dibuat berjalan sesuai harapan.

“Jika ada masalah kami biasanya di kampung ini menyelesaikannya dulu ditingkat dusun. Karena kepala dusu juga harus diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan masalah. Jika tidak bisa diselesaikan, baru dibawa ke tingkat desa,” jelas Asnaini mengakhiri wawancaranya dengan AcehNews.net beberapa waktu lalu di rumah sederhanannya di Desa Pegasing, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *