Aceh Dilanda Banjir, Ribuan Jiwa Mengungsi dan Dua Jiwa Menjadi Korban

BANDA ACEH | AcehNews.net – Akibat intensitas hujan yang tinggi yang terjadi selama awal Desember 2017 akibat dampak dari badai/siklon Eddy dan Dahlia, ratusan rumah yang berada di sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Singkil dikabarkan terendam banjir dan ribuan jiwa mengungsi yang tersebar di belasan titik pengunsian.

Informasi yang didapatkan AcehNews.net dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Senin (04/12/2017) di Banda Aceh, Kabupaten Aceh Utara sudah dinyatakan dengan status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir. Penyebab banjir menurut informasi BPB Aceh Utara, meluapnya air di empat sungai (krueng) yang merendam rumah warga, pertokoan, dan perkantoran dengan ketinggian sekitar 30 Cm hingga 150 cm. Adapun keempat sungai tersebut adalah Krueng Keureuto, Krueng Pase, Krueng Buloh, dan Krueng Tanoh Jambo Aye.

Pusdatin BPBA, Heni mengatakan, di Aceh Utara ada 23 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada terkena banjir dengan jumlah ribuan jiwa yang dikabarkan telah mengungsi. Rincinya, Kecamatan Lhoksukon 8.586 jiwa dari 30 desa yang mengungsi di 17 titik pengungsian. Kecamatan Pirak Timu sebanyak 3.287 jiwa yang mengungsi di 12 titik pengungsian. Kecamatan Matang Kuli 2.772 jiwa yang mengungsi di 13 titik pengungsian. Kecamatan Baktiya 826 jiwa di enam titik pengungsian. Kecamatan Langkahan 510 jiwa di empat titik pengungsian.

Sebutnya lagi,untuk Kecamatan Seunuddon ada 29 jiwa, di Baktiya Barat 227 jiwa, dan Tanoh Jambo Aye 138 jiwa yang semua tersebar mengungsing di sejumlah titik pengungsian. Air juga mengenangi areal pertanian, perkebunan, rumah warga, dan perkantoran. Musibah ini juga merusakan infrastruktur jalan Gunung Salak (Kecamatan Nisam), jembatan di Gampong Teupin Reusep (Kecamatan Sawang), tanggul di Gampong Mancang, Tanjung Mesjid (keduanya di Kecamatan Samudera), tanggul KM 1 sampai dengan KM 7 dan Gampong Alue Drien (keduanya di Kecamatan Lhoksukon), dan tanggul Gampong Paya Beurandang (Kecamatan Tanah Luas).

“Kami telah mendistribusikan saat ini logistik dari Dinas Sosial berupa beras, mie instan, air mineral, dan peralatan untuk evakuasi dari BPBD dan instansi terkait lainnya. Kebutuhan pengungsi di Aceh Utara kain sarung, mukena, baju sekolah, tas sekolah, buku tulis, baju daster, baju anak-anak, perlengkapan bayi, handuk, air bersih, obat-obatan medis, logistic, dan sembako. Sedangkan korban jiwa di Aceh Utara bernama Haikan Bin M. Nur usia 13 tahun dari Gampong Leupah, Kecamatan Simpang Keuramat,” jelas Heni.

Menurut data terbaru BPBA terkait bencana banjir di Kabupaten Pidie, sebut Heni lagi, satu unit jembatan penghubung di Gampong Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, rusak di bagian abutmen akibat terkikis air, serta satu rumah milik warga bernama M Gadeng Thaib di Gampong Ranto Panyang, Kecamatan Tangse, hanyut terbawa arus banjir.
“‎Untuk pengungsi di Gampong Mee, Kecamatan Grong-Grong b‎erjumlah 255 jiwa, di Gampong Kupula, Kecamatan Padang Tiji berjumlah 285 jiwa dan di Gampong Asan, Kecamatan Kota Sigli berjumlah 450 jiwa. Jumlah seluruh pengungsi yakni 990 jiwa, mereka mengungsi di meunasah-meunasah setempat,” ujar Heni.

‎‎Sebutnya lagi, ratusan rumah warga yang masih tergenang banjir berada di Gampong Mee yang jumlahnya 85 unit, Kupula 95 unit, Asan 150 unit. Untuk di kawasan Gampong Cot Reng dan Cot Teungoh, pihak BPBA kata Heni, hingga saat ini masih melakukan pendataan guna menghitung jumlah rumah warga yang tergenang air akibat hujan deras yang selama ini terjadi.

‎”Tim TRC BPBD Pidie masih meninjau ke lokasi banjir. ‎Satu unit perahu dikerahkan ke Gampong Asan dan dua unit perahu dikerahkan ke Gampong Cot Reng. Tim juga mengevakuasi warga serta memasang tenda pengungsi di Gampong Asan dan Gampong Mee serta membuka dapur umum di kawasan Gampong Mee,” jelas Heni.

Banjir di Aceh Singkil

Sementara itu, Kasi Logistik BPBA, Iskandar mengatakan, menurut data yang diperoleh, banjir terjadi di sejumlah kecamatan kabupaten Singkil, seperti kecamatan Singkohor, Danau Paris, Simpang Kanan, Gunung Meriah, Singkil dan Singkil Utara.

Dari enam kecamatan, kata Iskandara ada 24 gampong yang terendam banjir karena hujan yang mengguyur terus-menerus, hal ini berdampak pada 4.789 KK yang terdiri dari 22.540 jiwa. Sementara itu untuk pelayaran, kata Iskandar, sekitar 200 masyarakat yang akan menyeberang ke Simeulue dengan KMP Labuhan Hai dari Pelabuhan Ferry Aceh Singkil gagal berangkat karena cuaca ekstrim dan gelombang tinggi.

‎Untuk kerusakan material, lanjut Iskandar, pihaknya masih mendata hingga saat ini. ‎Upaya yang dilakukan pun yakni BPBD Aceh Singkil menurunkan perahu untuk melakukan evakuasi ke pemukiman penduduk. Selain itu, dilakukan pendataan serta menurunkan mobil dapur umum lapangan di Gampong Sukamakmur, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil.
“‎BPBD juga memberikan bantuan logistik kepada enam gampong di 17 titik pengunsian berbeda yang digunakan sebagai dapur umum. Kami juga mendirikan posko dapur umum di Pelabuhan Ferry Aceh Singkil untuk masyarakat Simeulue yang gagal berangkat pulang, bantuan bersumber dari bantuan logistik BPBA,” jelasnya.

‎Mengenai kondisi terakhir di Singkil papar Iskandar, di kecamatan Singkohor, Danau Paris, Simpang Kanan dan Gunung Meriah, banjir mulai surut. Sementara di kecamatan Singkil, ada dua jalan penghubung kecamatan Singkil-Gunung Meriah sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, di sejumlah gampong lainnya saat ini masih terendam banjir seperti di rumah warga, fasilitas umum. dan lainnya.

‎‎”Namun ketinggian air sudah menurun yakni 20 hingga 50 sentimeter dari dasar tanah. Ketinggian air bisa saja bertambah karena cuaca disana saat ini masih hujan,” demikian ungkap Iskandar.‎ (haz/saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *