Sulitnya Akses Jalan di Desa Terpencil
50 Persen Masyarakat Pulo Breuh Utara Hanya Tamatan SD  

ACEH BESAR – Masalah pendidikan dan kesehatan acap kali menjadi persoalan yang menguak di daerah kepulauan tidak terkecuali di Aceh. Misal di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, di Pulo Breuh Utara (breuh dalam bahasa Aceh beras) 50 persen masyarakatnya hanya tamatan sekolah dasar, 10 persen buta huruf, dan sisanya 40 persen lagi ada yang tamat SMP, SMA, dan ada juga tidak bersekolah.

Hal ini menguak dari pernyataan yang diutarakan Camat Pulo Aceh, Munzir Rabu (29/10) di Banda Aceh. Namun sebelumnya beberapa waktu lalu AcehNews.net sempat menyelusuri daerah kepulauan di Aceh ini  yang  masih menggunakan transportasi laut tradisional yaitu boat kayu dari arah Kota Banda Aceh dengan waktu sekitar satu jam lebih (jika ombak bersahabat).

Kecamatan yang memiliki dua pulau besar yaitu Pulo Nasi dan Pulo Beras dengan jumlah penduduk sekira 4.063 jiwa dengan tiga mukim dan 17 desa ini sebagian jalan lingkar sudah beraspal dan tak sedikit pula jalan di desa terpencil di Pulo Breuh Utara yang sulit di lalui kendaraan roda dua dan empat karena belum beraspal, masih terjal dan berbatu.

Akibat sulitnya akses jalan daratan, di Pulo Breuh Utara, sebut Camat Pulo Aceh, Munzir, Rabu (29/10) di Banda Aceh, sekitar 50 persen penduduknya hanya mengecap pendidikan tingkat sekolah dasar. Hal ini disebabkan akses jalan menuju SMP, lokasinya berada di Pulo Breuh Selatan tepatnya di Desa Blang Situngkoh, berjarak sekitar 20 kilometer. Dan tidak semua penduduk di wilayah itu memiliki alat transportasi.

“Ada tiga SD di sana, SMP dan SMA tidak ada. Hanya ada di Pulo Breuh Selatan. Untuk ke sana menghabiskan waktu yang lama dengan jarak 20 kilometer. Kenapa lama? Karena jalannya sulit dilalui kendaraan roda dua dan empat,” jelas Munzir.

Namun demikian, kata Munzir permasalahan ini akan segera teratasi, karena kini pemerintah kabupaten sedang membangun  SMP di Desa Rinon dengan tiga kelas. Nanti diharapkan kehadiran SMP di Rinon bisa menampung anak-anak di empat desa di wilayah itu, tamat SD dapat melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP.

“Sedang dibangun pondasi, kami harapkan bangunan sekolah cepat selesai sehingga anak-anak di sana tamat SD bisa melanjutkan tingkat SMP,” tutur Munzir.

Jalan Beraspal Belum Merata

Camat Pulo Aceh, Munzir|Saniah LS

Camat Pulo Aceh, Munzir|Saniah LS

Pulo Breuh Utara terdapat  empat desa yaitu Meulingge, Rinon, Alue Raya, dan Lapeng. Di wilayah yang berpenduduk sekitar 1.200 jiwa ini masyarakatnya bermata pencarian sebagai  petani dan nelayan. Namun akibat akses jalan belum bisa dilalui kendaraan bermotor dan memiliki resiko keselamatan, apalagi saat hujan turun, hingga masyarakat tidak saja sulit menjual hasil pertanian dan tangkapan lautnya, juga anak-anak mereka sulit bersekolah dan memeriksa kesehatannya.

“Pihak kabupaten sudah mencoba membuat jalan di wilayah sana, tetapi tidak jadi dilakukan karena tumpang tindih dengan proyek jalan lingkar BPKS. Untuk itu kami berharap dengan cepatnya pembuatan jalan di Pulo Aceh khususnya oleh BPKS, pihak kabupaten bisa masuk untuk membuat jalan di daerah-daerah terpencil di kecamatan kami ini,” harap Munzir.

Saat ini, Kecamatan Pulo Aceh meliki delapan SD, satu MIN, dua SMP, dan dua SMA yang tersebar di 17 desa di tiga mukim dan dua pulau.  Sedangkan untuk pelayanan kesehatan, kecamatan ini baru memiliki satu Puskesmas yang berada di pusat kecamatan di Desa Lampuyang,  dan tiga Pos  Pembantu (Postu) di Desa Pasie Janeng, Gugop, dan Rinon. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *